21. Ketahuan (2)

690 136 158
                                    

Del.Resto di hari Minggu memang sangat ramai, hal itu bisa dilihat dari antrian yang cukup panjang di luar restoran. Kesibukan para chef juga sangat terlihat saat menyiapkan pesanan, mereka nampak riweh dan teratur disatu waktu. Kerja sama tim mereka memang harus diacungi jempol.

Di saat-saat jam sibuk, para pekerja sangat susah untuk istirahat. Namun Tara sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Baik para chef ataupun para pramusaji akan bergantian untuk makan ataupun Sholat selama 15 menit.

Kali ini giliran Senja, Marta (dari stasion dessert) dan seorang waiterss dari lantai VIP bernama Laras.

Setelah Sholat magrib, Senja bergabung dengan Martha dan Laras yang sedang makan malam di ruang istirahat. Nampaknya mereka sedang membicarakan tamu cantik yang menjadi Sugar Baby di lantai atas.

"Iya Chef, aku gak nyangka banget, padahal masih muda, cantik banget pula. Kok mau sama om-om," kata Laras dengan penuh kejulitannya.

Martha hanya diam tanpa minat, begitupun dengan Senja yang tidak menggubris Laras yang memang hobi menggosip. Sifat Laras yang satu ini memang sering mendapat teguran dari Dinda, sang manager. Tapi tetap saja Laras masih suka curi-curi bergosip jika Dinda tidak ada.

Dengan kecepatan penuh dan tidak sampai 10 menit, Senja menyelesaikan istirahatnya dan kembali ke dapur. Inilah salah satu sifat Senja yang para Chef juga manager suka, dia begitu cekatan dan bertanggung jawab.

Sekembalinya Senja di dapur, pekerjaan menumpuk menantinya. Pertama, gadis itu langsung mencuci beberapa peralatan dapur yang ada di tempat cuci piring sebelum semuanya semakin menumpuk.

"Assisten tiriskan French friechnya!" kata Chef Angga yang ada di station daging. Tangan kanan dan kirinya sibuk meng-gril Daging. Senja dengan cepat dan tetap dengan wajah flatnya membantu Angga meniriskan kentang goreng.

"Tourtelini soup and shrimp avocado salad, ready!" kata Head Chef lantang.

Tepat setelah itu Dinda (manager) datang ke dapur dan berbicara dengan Tara (Head Chef).  "Chef, boleh pinjam Senja? Aku kekurangan orang."

"Oke, tapi jangan lama," kata Tara lalu melihat kearah Senja, "Senja kamu bantu Manager"

"Siap, Chef!" jawab Senja lalu cepat-cepat mengikuti Dinda.

Di saat-saat ramai, kadang Senja merangkap menjadi waiters. Itu karena, restoran mereka belum mendapatkan seorang waiters baru. Sedangkan waiters lama mereka mengundurkan diri karena melahirkan.

Seperti biasa, Senja langsung berganti baju. Jika sebelumnya ia berseragam putih dengan apron warna coklat tua, maka sekarang ia melepaskan apronnya dan mengganti atasannya menjadi kemeja lengan pendek berwarna cream.

Ia juga memakai earphone walki talkie, yang dipakai semua waiters, agar memudahkan berkomunikasi dengan manager.

Senja melihat pantulannya di kaca dan merapikan sedikit rambut yang sudah ia gelung. Kini saatnya ia berubah menjadi pelayan yang sopan dan ramah.

Dari earphonnya Senja bisa mendengar intruksi dari Dinda. "Apataizer VIP meja 2, ready."
"Senja bantu lantai satu."

Senja dengan segera membawa makanan menggunakan nampan yang berisi hokkaido salad dan chicken cordon blue, Ia menuju meja 02 sesuai arahan manager.

Jika dilantai VIP biasanya memesan ala table manners, maka di lantai satu kebanyakan tidak menggunakannya. Mereka biasanya memesan menu utama, appetizer atau dessert dalam sekali pesan.

Be Happy! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang