Ada yang nungguin nggak???? maaf banget kemaren belum bisa update.
Chapter ini lumayan panjang, soooo.... Happy reading gengss!!!
.
.
.Sejak Helen mendatangi Senja malam itu, ia tidak lagi terlihat dimana pun. Tidak di apartemen dan tidak pula di sekolah, terhitung sudah 2 hari Helen hilang bagai ditelan bumi.
Tidak ada yang tau keberadaannya bahkan Ares sekalipun. Para sahabatnya telah berusaha untuk menghubungi Helen, tapi tak satupun dari mereka yang berhasil.
Nampaknya, hari ini puncak kesabaran Ares untuk menunggu Helen kembali dengan sendirinya. Kini cowok itu bertekad untuk mencari Helen. Tidak peduli ke ujung dunia pun Ares akan mencarinya.Sebelumnya Ares pikir sahabatnya itu hanya pergi sebentar, mungkin saja Helen butuh waktu untuk menenangkan diri. Atau mungkin, Helen sedang marah padanya karena kemarin ia tidak bisa menepati janji untuk menemaninya bertemu Roy. Karena itulah Ares santai dan membiarkannya.
"Gimana Sen, diangkat?" tanya Ares pada
Senja yang saat ini mencoba menelfon Helen entah untuk yang keberapa kali dengan raut tak kalah khawatir dari Ares.Senja menggeleng dan mendengus putus asa.
"Nggak ada keluarga atau siapapun yang biasanya didatengin Helen? Atau temen lain yang mungkin tau dimana dia?" sahut Langga membeberkan semua kemungkinan yang ada.
Perkataan Langga membuat Ares teringat 2 tempat di kepalanya. Hari ini juga ia harus mengecek keberadaan Helen di sana.
Kekhawatiran paling besar ada pada Senja, gadis itu merasa sangat khawatir sekaligus merasa bersalah. Ia merasa hilangnya Helen berkaitan dengan kejadian kemarin lusa. Seharusnya malam itu, ia mengejar Helen dan menyelesaikan semua kesalahpahaman di antara mereka.
"Kalau malam ini dia nggak ketemu, kita bikin laporan ke polisi," kata Langga akhirnya.
Si Ice Prince itu mencoba menghibur teman-temannya agar tidak terlalu khawatir. Ia yakin Helen berada di suatu tempat dengan keadaan yang baik-baik saja.
Drrrttttt!! Drrrttt!!!
Ponsel Senja bergetar karena ada panggilan. Hal itu membuatnya sedikit tersentak dan segera mengambil ponselnya. Melihat panggilan dari nomor yang tak dikenal, membuat Senja buru-buru mengangkatnya. Sejujurnya, baik Senja, Ares maupun Langga sangat berharap yang menelfonya adalah Helen.
"Halo, Helen!" panggil Senja pada seseorang di sebrang sana.
"Halo!" Tapi segera saja raut wajah Senja berubah tatkala suara yang menyahutinya via telfon itu bukanlah suara Helen. Begitu pula Ares dan Langga yang langsung tau kalau yang menelfon bukanlah Helen berkat ekspresi kecewa Senja.
"Halo kak, aku Zara," kata orang di sebrang membuat Senja mengernyitkan dahi. Otaknya kini mengingat-ingat seseorang dengan nama Zara.
"Zara?"
"Aku Zara, anak kelas sebelas yang kemarin kakak ajak ngomong tentang Caramel"
"Ahhh...," ingatan Senja tentang Zara mulai muncul, "Iya Zara, kenapa?"
"Kita bisa ketemu?"
Senja menatap teman-temannya, dengan suara kecil dan sengaja menjauhkan ponselnya Senja mulai memberi tau maksud Zara.
Langga dan Ares langsung paham. Mereka segera memberi anggukan, tanda agar Senja menerima tawaran itu.
"Hmm.... boleh, kapan?"
"Jam istirahat kedua, di halaman belakang!"
"Oke!"
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy! ✔️
Teen Fiction[COMPLETE] Apa jadinya jika 4 orang berbeda karakter menjadi sahabat? Senja, si Pendiam yang dijuluki poker face. Helen sang it girl! yang diidamkan banyak orang. Langga, sang ice prince yang susah ditaklukkan. Lalu yang terakhir, Ares, si mr. Pe...