"Mama harap ini sekolah terakhir mu nak, tidak ada lagi kenakalan dan masalah yang membuatmu pindah kesekolah lainnya." Petuah sosok wanita yang terlihat cantik dan muda.. padahal bisa dikisarkan kalau wanita itu sudah berumur kepala 3 atau 4.
"Iya." Terdengar suara malas dibelakang kursinya, membuat wanita itu menoleh kebelakang dan memandang lama anaknya.
"Iya iya ma, astaga jangan menatapku seperti itu, risih." Ucapnya yang risih karena tatapan mamanya.
Mamanya tersenyum dan mengulurkan tangan untuk mengusak surainya, namun tidak sampai karena sang anak menarik mundur wajahnya dan memeletkan lidah.
"Yaish nakal!"
"Hehehe."
"Astaga, tidak bisakah kalian tenang." Sang suami yang sedari tadi diam menyetir akhirnya bersuara karena sang istri bergerak liar seperti singa yang baru saja dilepaskan ke hutan.
"Dan kamu juga dengarin kata mama, papa malas dipanggil terus ke bk."
"Tinggal gak usah datang pa."
"Yak! Mau papa potong uang jajanmu hm."
"Andwaeee."
"Potong saja potong."
"Mama!!"
"Ck sudahlah, noh keluar udah sampai." Sang anak menatap malas mamanya dan membuka pintu dengan tangan kiri, ia keluar sekaligus merampas sesuatu yang terletak disebelah kursinya.
Sesuatu itu merupakan kantong hitam yang tidak diketahui isinya apa, bahkan sang mama yang keluar dan melihat itu mengeryit bingung ke anaknya.
"Apa yang kamu bawa?" Tanyanya dan sang anak melirik kantong hitam itu.
"Ganja."
Plak!
"Wadidaw, canda pa." Ia mendengus kesal dan mengusap bekas pukulan dikepala belakang, walaupun pelan namun itu sangat sakit terlebih dia mengalami luka kecil dibelakang kepala.
Luka itu didapatnya pas disekolah lama, ia bertengkar dengan kepala sekolah disana dan sebagai hadiah ia mendapati luka kecil itu.
"Lagian jawabanmu itu ngelantur."
"Ya lagian jadi orangtua kepo amat."
"Yak!" Sang anak langsung berlari kedalam gedung dan berbaur dengan beberapa murid sebelum terkena pukulan untuk kedua kalinya.
Ia menoleh kebelakang dan memeletkan lidah lalu melambai, membuat kedua orangtuanya menghela nafas kasar dan saling tatap.
"Anakmu tu."
"Dih anakmu juga ya, udh ah antar adek ke mall, mau shopping."
"Shopping terus!"
"Bodo wleee." Istrinya itu memeletkan lidah juga dan masuk kedalam mobil sambil terkekeh kecil, sang suami hanya bisa menghela nafas panjang dan mengurut pelan dadanya.
"Sabar, sabar, orang ganteng disayang janda."
"Apa kamu bilang!"
"Enggak - enggak."
.
.
.
.Brak!
Dengan brutalnya sosok cowok tinggi bersurai Blonde menendang pintu kamar mandi, membuat dua murid yang ada disana tersentak kaget dan menoleh kepadanya.
Ia hanya mengidikkan bahu santai dan melangkah menuju bilik kamar mandi paling sudut, melewati mereka yang menatap dirinya heran dan bingung.
"Siapa dia?" Dirinya sudah membuka bilik kamar mandi itu disaat mendengar suara dari salah satu mereka.
"Tidak tau, murid nyasar kali." Dikatakan seperti itu memang benar karena ia masih memakai baju sekolah lamanya, memilih masa bodoh dan melangkah masuk lalu menutup keras pintu.
Brak!
"Anjing." Salah satu dari mereka terkejut.
"Dahlah, pergi dari sini, selain murid nyasar sepertinya dia juga gila." Sontak ucapan itu mendapati anggukan dari temannya dan mereka berdua pergi dari kamar mandi.
Menyisakan dia yang didalam bilik kamar mandi tidak tau sedang melakukan apa.
Dan untuk itu...
Akan terjawab di chap 1, jadi selamat datang kembali para readers ku tercinta yang sangat gabut membaca cerita abal-abal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mother ✅
Random"Cupu." "Sampah." "Mencemarkan pandangan woi!" Ya setidaknya itulah setiap kata yang kuterima semenjak merubah penampilan menjadi cupu. "Cocok lah disandingkan sama dia, sama-sama sampah." Aku hanya terkekeh sinis dalam hati dan memandang sosok...