Twenty Two

134 23 2
                                    

"Wah, apa ini benar!?" Teriak salah satu murid yang tengah bermain Ig, dia tengah gabut dan mengscroollnya, namun sebuah berita dari salah satu akun membuatnya tertarik.

"Apa?" Jaehyun datang mendekati murid itu dan merampas hpnya, ia membacanya santai mengabaikan wajah masam si pemilik hp.

Raut wajahnya berubah menjadi terkejut seketika, bagaimana tidak..

Mereka membaca kabar yang mengatakan Ceo Tencent akan melangsungkan pertunangan untuknya anaknya.

"Ini seriusan?" Tanyanya tak yakin sambil menyipitkan mata.

"Seriusan lah, masa iya bohong! Orang dari dispatch."

"Lah dispenser biasanya nge snake."

"Yee bodoh." Balas si murid sambil merampas hpnya dan memeletkan lidah, Jaehyun memutar malas bola matanya dan menunduk sedikit memikirkan berita itu benar atau bohong.

Namun pemikiran itu langsung dijawab oleh teriakan-teriakan yang terdengar dari luar kelas, bahwa berita itu benar tidaklah bohong.

"Memangnya Ceo Tencent punya anak?" Tanya Singnie yang menatap tak mengerti kenapa mereka seterkejut ini mendengarnya.

"Punya dan banyak yang bilang anaknya ganteng." Entah dari mana datangnya Alex, ia membalas pertanyaan Singnie dan berdiri disebelahnya, dengan kacamata geniusnya bertengger dan buku sedikit tebal ditangan kanan.

Singnie menoleh dan mengernyit seketika.

"Lu pernah lihat memangnya?"

"Pernah."

"Lah, dimana?" Tanya Singnie yang sedikit penasaran, soalnya mereka semua tidak mengetahui siapa atau gimana wajah anak dari Ceo Tencent, tapi kenapa Alex bisa tau.

"Kepo." Jawaban yang membuat Singnie mendatarkan wajahnya, matanya memandang kesal Alex yang terkekeh kecil dan melangkah pergi meninggalkannya, melewati Alice yang sedikit berlari untuk menghampiri Singnie.

"Kamu mendengarnya juga ayy?" Tanya Alice, penampilan anak itu berubah lebih baik sekarang, tidak ada dandanan yang sedikit mencolok untuk menggoda para lelaki disekolah ini.

"Iya Ayy, tapi aku masih gak ngerti kenapa mereka terkejut semua."

"Gimana gak terkejut orang anak Ceo Tencent katanya sekolah disini dan tunangannya murid baru disini." Mendengar itu alis kanan Singnie naik seketika dan bayangan Lucy bersama Minji entah kenapa muncul dibenaknya.

"Lucy dan Minji?"

"Ih enggak Ayy."

"Lah terus?"

"Ntah, aku tidak tau heheh." Balas Alice dengan cengiran membuat Singnie mengelus dadanya sabar.

Sungguh dia mati penasaran sekarang.

"Ribut sekali ya." Tanya Rachel kepada Alex yang ada dikantin sekarang.

Ternyata Alex menuju ke kantin untuk menemui Rachel, dia mengangguk kecil dan bertopang dagu dengan tangan kanannya lalu memandang lamat Rachel.

"Aku juga terkejut sih mendengar ini."

"Bagaimana dengan jawabanmu?" Alex langsung mengalihkan pembicaraan, Rachel terdiam seketika dan memandang ke arah Alex.

"Kamu serius?"

"Menurutmu aku berbohong?"

"Bisa saja kamu melakukan dare dengan teman-temanmu, coba pikirkan saja.. aku hanya seorang penjaga stand kantin, hanya sekolah sampai tamat sd, selebihnya tidak melanjuti karena tidak mempunyai biaya, singkatnya aku miskin, aku tidak pantas menjadi pacarmu." Ucapnya panjang lebar dan menyunggingkan senyuman tipis kepada Alex, setelah itu kembali fokus menyuci piring karena Alex diam sambil terus memerhatikannya.

"Aku mencintaimu."

"Alex."

"Menyayangimu."

"Hentikan." Rachel membanting spon dan mendekati Alex, dia tidak ingin mendengar semuanya.

"Dari lubuk hatiku, tidak peduli kamu siapa, mau kamu anak dari pelacur, pemulung, pembunuh atau apapun itu.." Alex menjeda ucapannya, ia menarik wajah dan tersenyum hangat untuk Rachel.

"Aku tetap mencintaimu, jadi pulang sekolah nanti aku tunggu ya jawabannya."
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jadi kamu Minji ya." Ucap Keyla sambil mendekati Minji yang duduk di kursi panjang dekat taman rumah sakit, ia berdiri dibelakangnya dan memandang tubuh Minji.

"Kita pernah bertemu sebelumnya, kamu ingat?" Lanjutnya namun tidak ada respon sama sekali dan Keyla tidak pantang menyerah, ia beralih duduk di samping Minji dan sedikit memiringkan tubuh supaya lebih leluasa memandang wajah pucat Minji.

"Yang waktu itu, di bus kamu lupa?" Tanyanya lagi berharap Minji meresponnya namun tetap saja, anak itu hanya diam memandang kosong hamparan bunga didepan mereka berdua.

"Diamnya kamu sepertinya lupa." Walaupun begitu Keyla akan terus berbicara, dia tidak peduli kalau misalnya Minji mulai merasa terganggu dengan kehadirannya.

"Aku sudah baca beritanya, ayah kita kenapa buru-buru sekali, kamu sudah lihat?" Keyla mengeluarkan hpnya dan menyalakannya, ia langsung memasuki Ig dan menunjukkan berita itu ke Minji.

Senyuman kecil terpampang disaat melihat netra coklat Minji bergerak membaca berita di hpnya.

"Kamu senang gak, jujur aku sedikit senang dan menyukainya hehe." Hp ditarik menjauh dari pandangan Minji dan anak itu kembali memandang kosong hamparan bunga.

Minji seperti tidak ingin hidup karena raganya saja yang ada didekat Keyla sedangkan jiwanya seolah pergi mencari Lucy.

"Lucy~" lirih Minji pada akhirnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca sekarang.

Keyla yang mendengar itu melunturkan senyumannya dan merasa tidak senang dengan semua itu,  ia mendecih didalam hati dan memandang datar Minji yang kini mulai menangis kecil sambil menyebutkan nama Lucy lirih.

"Lucy hiks~"

Mina yang kebetulan mau menghampiri Minji segera berhenti setelah mendengar nama dan tangisan kecil anaknya, ia menghela nafas merasakan sesak di dada.

Sangatlah sesak karena melihat anak semata wayangnya dalam keadaan seperti ini, tidak ada kehidupan sama sekali, pandangannya selalu kosong, bahkan terhadap Mina pun.

Dan Mina benar-benar membenci Chaeyoung sekarang, ia berbalik dan melangkah memutuskan untuk menuju kantor sang suaminya, mungkin bakal terjadi pertengkaran hebat disana nanti.

Jangan terkejut.

Young Mother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang