Twenty Four

137 24 13
                                    

"Minji ayok makan, aku suapin." Keyla datang bersama nampan rumah sakit, terlihat bubur dan segelas air putih serta obat, Minji hanya melirik sekilas setelahnya memusatkan fokus ke jendela.

Keyla menghela nafas lelah meladeni sikap Minji seperti ini, namun dia tidak akan mudah menyerah begitu saja, dia yang bakal membuat Minji suatu saat nanti mohon-mohon kepadanya, memilih duduk di kursi kayu yang menghalangi pandangan Minji.

Ia meletakkan nampan itu ke pahanya dan tangan kanan bergerak menyendok bubur lalu terangkat mengarah ke mulut Minji.

"Aaaa." Pinta Keyla dengan kekehan kecil, tapi Minji.. dia hanya menatap datar dan memalingkan wajah ke kiri. Kekehan itu pudar seketika, Keyla meniup poninya dan kembali menjulurkan tangannya.

Tubuhnya sedikit condong kedepan, masa bodoh dengan hal itu yang penting dia berhasil menyuapi Minji.

"Aaaaaa, ayolah sekali suap saja tidak masalah."

"Aku tidak mau." Ucapnya yang berusaha menepis pelan tangan Keyla namun anak itu terus mengulurkan sehingga Minji merasa terganggu sekarang.

"Ayolah.. se-

Plak

Prang!

"YAK!" Pada akhirnya tepisan kasar itu diterimanya juga sehingga sendok serta mangkok jatuh lalu buburnya tumpah ke lantai dan baju Keyla.

Cklek!

"Ada apa?" Suster yang kebetulan lewat, langsung masuk disaat mendengar keributan didalam ruangan, berjalan menghampiri Keyla yang tengah misuh-misuh karena bajunya kotor sekarang.

"Beresin ini! Segera, cih." Perintahnya ke suster itu dan melangkah keluar meninggalkan mereka berdua.

Suster itu geleng-geleng kepala dan berjongkok mulai membersihkan tumpahan bubur di lantai.

Sangat telaten dan sabar, Minji yang melihat itu merasa tidak enak, seharusnya Keyla yang membereskannya bukan suster itu.

"Maaf." Ucapnya lirih yang membuat suster itu mendongak, ia tersenyum dan menggeleng kecil.

"Tidak masalah, lagian ini hanya bubur. Saya pernah bersihin mutahan pasien." Ucapnya yang kembali menunduk membersihkan semuanya.

Cklek!

Dan pintu kembali terbuka, Minji menoleh kesana dan mengernyit bingung seketika, sedangkan suster itu masih sibuk dengan tugasnya, lagian dia mengira kalau itu adalah Keyla tapi ternyata bukan...

"Selamat siang tuan muda."

"Hah?"

Suster menoleh ke Minji dan menoleh ke pintu, sontak ia melotot terkejut dan berdiri kaku, badannya gemetar ketakutan sekarang karena sudah ada 5 atau 6 pria berbadan kekar dan memakai baju formal.

"Siapa kalian?"

"Kami semua diutus tuan besar untuk menjemput anda tuan muda."

"Menjemput saya?"

"Ya, membawa anda kembali ke tanah kelahiran." Minji dan suster yang tidak paham sama sekali hanya diam.

Because i like you~

Sehingga nada dering yang terdengar membuat Minji tersentak kecil, dirinya langsung meraih hp dinakas meja dan memandang bingung nomor asing yang menelponnya.

Karena penasaran ia mengangkatnya dan melirik sesekali para pria yang setia berdiri didepan pintu.

"Halo?"

"Cucuku... mereka sudah datang?"

"Ka-kakek?"

"Ya, ini kakek.. bersiap-siaplah sekarang karena kita akan kembali ke jepang."

Sungguh Minji tidak mengerti dengan situasi sekarang.

"Kita? Tunggu kek, Minji tidak mengerti."

"Iya kita, kamu dan Mina akan kakek bawa kembali ke jepang."

"Lalu papa?" Tidak ada jawaban dari kakeknya, malah terdengar suara tangisan serta mohonan seseorang.

"Menantu sialan itu? Kkkk tentu dia tinggal karena mamamu meninggalkan dirinya."

"A-apa?"

Tutt..
.
.
.
.
.
.
.

"Om saya mohon hiks, saya khilaf om. Saya mohon beri saya kesempatan kedua, saya tidak akan mengulanginya lagi om hiks, saya mo-

Bugh!

Muak karena mendengar tangisan serta suara memohon itu, dia akhirnya menendang kepala menantu tidak bergunanya itu sambil memberikan hp kepada bodyguard dibelakangnya.

Chaeyoung langsung tersungkur dan meringis kesakitan karena kepalanya berdenyut perih, ia mendongak perlahan memandang Mina namun yang dipandang malah membuang muka.

"Beruntung saya tidak datang di hari itu ya, Son Chaeyoung."

"Om hiks."

"Dulu apa janjimu hm? Coba katakan ulang kepada saya?" Kedua tangan itu masuk kedalam saku, badannya membungkuk dan kepalanya memiring memberikan telinga kiri untuk mendengar kembali janji yang diberikan kepadanya.

"Sa-saya akan menjaga Mina, menyayanginya dan tidak akan pernah membuatnya menangis, saya akan... hiks."

"Dan sekarang?"

"Saya melanggarnya, hiks om."

"Dan kamu tau konsekuensinya apa kan?" Punggungnya ditegakkan, tangan kanannya keluar dari saku dan dibiarkan meluruh di sisi tubuh.

"Kamu tunggu saja surat cerainyaa ya?"

"Om, om hiks saya mohon." Tanpa memperdulikan tangisan sang menantu, papa Mina itu berbalik sambil merangkul pinggang anaknya, ia melangkah meninggalkan ruangan itu bersama ke 3 bodyguardnya.

Chaeyoung yang melihat itu segera bangkit dan mengejarnya, namun dirinya dihalang dan dihajar oleh bodyguard sang mertua.

"MINA HIKS!" Mina memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya ke dada sang papa, pria itu mengelus lembut surai anaknya dan mengecup pucuk kepalanya.

"Mina hiks, om." Tidak perduli dengan namanya sekarang karena dia berada diluar ruangan dan dipertonton oleh seluruh karyawannya.

"Om saya mohon! Hiks." Sang bodyguard memandang datar dirinya lalu menyusul sang tuan yang sudah berada diluar kantor.

Meninggalkan Chaeyoung yang menangis histeris dalam keadaan kacau serta di tonton oleh para karyawan dan kliennya beberapa jam yang lalu.

Hancur.. hancur sudah apa yang dimiliki Chaeyoung sekarang, ini kesalahannya sendiri jadi dia pantas mendapatkan ini semua.

Dia yang berjanji namun bodohnya malah melanggar itu semua sehingga tidak ada lagi kesempatan kedua buatnya.

"Huwaaaa Mina.. aku mohon hiks, maafkan mas hiks." Arga datang sambil tertatih, dia bersimpuh lutut di hadapan Chaeyoung dan melebarkan jas yang dipakainya untuk menutupi wajah Chaeyoung karena..

Mereka yang menonton tadi mulai merekam, bahkan ada yang memfoto dan melakukan siarang langsung.

Sudah dipastikan semua itu bakal tersebar luas dan membuat kehidupan Chaeyoung pasti kembali ke masa-masa dulunya.

Young Mother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang