Sixteen

136 25 4
                                    

Tok tok tok..

Ruangan kerjanya diketok dari luar, dia yang tengah serius memandang laptop didepannya segera mengalihkan pandangan ke depan pintu, senyuman hangat langsung tersungging disaat melihat orang tersayangnya datang menghampiri.

"Sudah makan siang?"

"Masih marah denganku?" Bukannya menjawab dia malah melontarkan pertanyaan yang lain, membuat Mina menggeleng kecil dan terus melangkah mendekati Chaeyoung.

Chaeyoung mendorong mundur kursinya karena sadar kalau Mina akan duduk dipangkuannya dan benar saja.. sepasang tangan istrinya sudah melingkar indah di leher.

"Bener udah gak marah sama aku?" Sekali lagi dia bertanya untuk memastikan semuanya.

Dan Mina menjawabnya dengan kecupan hangat di pipi kiri membuat Chaeyoung tersenyum lebar dan membalas kecupan Mina.

Setelah itu diam saling berpelukan hangat dan mengendus wangi masing-masing, lelah yang dirasakan Chaeyoung setidaknya berkurang dengan kehadiran Mina sekarang.

Tok tok..

Sekali lagi pintu diketok namun Mina maupun Chaeyoung tidak menoleh ke pintu.

Tok tok..

Lagi dan kini disertai pintu yang terbuka, memperlihatkan sosok sekretaris yang langsung membalikkan badan disaat melihat atasannya tengah memangku istrinya.

"Ada apa Arga?" Tanyanya dan mengusap lembut surai Mina, entah kenapa sang istri tidak beranjak dan malah mencari posisi nyaman di leher Chaeyoung.

"Maaf pak." Arga terlebih dahulu meminta maaf karena sudah melihat hal yang seharusnya tidak dia lihat.

"Ya dan katakan apa tujuanmu keruangan saya." Kini Mina mulai menarik wajahnya dari leher Chaeyoung, ia menoleh ke pintu sebentar menatap punggung Arga, setelah itu turun dari pangkuan Chaeyoung dan melangkah menuju ruangan privasi sang ceo Tencent disudut ruangan.

Kini hanya tinggal Arga yang membalikkan tubuh setelah Mina pergi, ia melangkah mendekati Chaeyoung sambil mengeluarkan hp dari saku bajunya.

Meletakkan diatas meja dan Chaeyoung mengernyit bingung menatap hp di mejanya.

"Terjadi sesuatu?" Tanyanya dan Arga mengangguk, ia menggerakkan tangan kanan menuju layar hp, jari telunjuknya menekan sesuatu yang merupakan kolom chattan dengan seseorang.

"Salah satu anak dari pegawai disini mengabari kalau Minji kabur dari rumah sakit dan membuat keributan disekolah." Rahang tegas itu terkatup kuat seketika mendengar ucapan sekretarisnya, matanya melotot kecil memandang dan membaca setiap balasan dari teman Arga.

"Anak pegawai disini juga bilang kalau orang yang dihajar Minji masuk rumah sakit." Rasa marah dan malu muncul membebani dirinya sekarang, ia memandang cepat ke Arga untuk meminta penjelasan lebih.

"Siapa?" Tanyanya karena Arga diam memandang takut wajah marah Chaeyoung.

"Anak kepala sekolah."

Brak!

Tangan yang sedari tadi berada di meja akhirnya menggebrak kuat meja tersebut untuk pelampiasan amarahnya.

Sangat marah dirinya mendengar Minji kembali membuat ulah, ia mengepal geram kedua tangannya dan mengatur nafas yang terdengar memburu sekarang.

"Pemicu dari pertengkaran?"

"Seorang wanita bernama Lucy."

"Sialan!" Mina yang ternyata mendengar itu semua dari balik pintu langsung melotot kecil dan bergerak menuju tasnya diatas kasur, mengambilnya dan mengeluarkan hp untuk menghubungi Minji, namun yang dihubungi sama sekali tidak mengangkat telponnya.
.
.
.
.
.
.
.

Because i like you~

Nada dering itu terus menggema memecahkan keheningan didalam rumah pohon, namun baik Lucy ataupun orang yang mempunyai hp tersebut tidak bergerak sama sekali.

Meraka masih diam terkejut dan memandang dengan tatapan yang berbeda, Lucy memandang takut dengan mata bergetarnya sedangkan Minji..

Dia memandang lamat mata Lucy untuk meminta penjelasan maksud dari ucapannya tadi.

Because i like you~

Lagi suara nada dering itu berbunyi kembali.

Minji mengerjap tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari mulut Lucy.

"Lucy bisa kamu jelasin?" Lucy tidak tau harus berucap apa sebagai jawaban Minji, dia tidak menyangka kalau Minji ternyata tidak pulang.. melainkan datang kerumah pohon dan bermain bersama anaknya.

Minji menarik nafas disaat merasakan sesuatu yang menyesakkan baginya, ia berdiri perlahan dan tak lupa mengusap sebentar pipi gembul bayi yang tertidur sekarang, memandang Lucy dan mendekatinya.

Pergerakan itu membuat Lucy melangkah mundur sambil memandang takut Minji, takut kalau anak itu jijik kepadanya, takut kalau anak itu bakal sama seperti murid lainnya setelah mengetahui hal yang sebenarnya, takut dan takut.. Lucy sangat takut.

Dan tanpa dia sadari punggungnya sudah menyentuh dinding kayu rumah pohon, ia refleks mengangkat kedua tangan untuk menahan dada Minji yang sudah berdiri didepannya dan mengurungnya dengan kedua tangan berada di antara kanan dan kiri kepala Lucy.

Wajahnya mendekat dan Lucy kian menarik mundur wajahnya walaupun percuma, dia hanya tidak mau wajah Minji terlalu dekat dengan wajahnya.

"Lucy ya, tolong jelaskan kepadaku.. kenapa memanggil diri sendiri Mama. Tolong jelaskan?" Pintanya dengan wajah yang sangat dekat, hanya terhalang oleh hidung dan Lucy bisa merasakan jelas hembusan nafas Minji mengenai wajahnya.

"Oekss~!" Bayi itu kembali menangis karena sadar dengan ketakutan sang mama dan suasana yang sedikit tegang, namun kedua insan tersebut sama sekali tidak beranjak untuk menghampiri Bayi.

"Tidak mau menjelaskannya? Mau aku hukum hm?" Ucapnya dan dengan begitu Lucy langsung menutup mulut Minji dengan kedua tangannya, ia cukup mengerti dengan hukuman apa yang dimaksud oleh Minji.

Lucy mengira mulut yang terbungkam itu tidak bisa memberi hukuman, itu bagi Lucy, berbeda dengan Minji yang langsung menjilat telapak tangan dan menurunkan tangan kanannya menuju pinggul, menarik tubuh Lucy supaya menempel dengan tubuhnya.

"Mi-minji!"

"Jelaskan kepadaku!" Matanya berkaca-kaca sekarang, Minji sebenarnya tidak siap mendengar penjelasan dari Lucy namun semua pikirannya yang terus menghantui semenjak bertemu dengan Bu Jihyo disini dan mengira kalau itu bayinya, namun pemikiran itu ditepis telak karena seorang guru tidak mungkin tinggal disana, lagian memanjat dan turun dengan high heels itu sangat melelahkan.

Dan Lucy masih diam membungkam mulutnya sendiri, mata indahnya sudah mengeluarkan air mata ketakutan sebelum Minji membentak dirinya.

"Aku tidak akan pergi dan terus mengurungmu sebelum menjelaskan semuanya kepadaku Lucy."

Young Mother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang