Bonchap

179 15 0
                                    

Beberapa tahun kemudian.

Ting tong!

Sebuah bel dirumah megah terdengar, pelaku memencet bel merupakan sosok pegawai pos.

Ting tong!

Sekali lagi ditekan dan sosok itu melangkah mundur sambil mendongak, tangan kanannya terangkat menuju topi dan menaikkannya sedikit untuk memandang kagum rumah didepannya.

Namun...

"ANJING! GAK ADA ORANG YA!?"

Reader be like : Damn! Dia ngegas.

Si tukang pos mulai misuh-misuh dan menekan terus menerus bel.

Ting tong!

Ting tong!

Ting tong!

Ting tong!

Dengan mengigit geram bibir bawah dan kerutan dahi, akhirnya menghasilkan buah.

Sang tukang pos langsung menghela dan mengatur nafasnya, keringat sebiji jagung terpampang jelas di dahi dan mengalir perlahan ke pipi.

"Apaan sih njir, ganggu orang tidur." Ucap sosok laki-laki dengan keadaan setengah sadar dari tidurnya, ia menguap lebar dan menggaruk ketiak kanan disaat merasakan gatal. Surai merahnya juga acak-acakkan yang mengundang kegelian tersendiri untuk tukang pos melihat tuan rumah ini.

"Yeee si anjir malah diam ae! Woi." Tersentak kaget seketika sang tukang pos itu, tanpa berlama-lama ia segera merogoh tas dan mencari sebuah amplop berwarna coklat.

Ketemu dan langsung menyodorkan kehadapan sosok laki-laki tersebut disertai pena, dengan malas ia meraih pena dan menandatangani lalu amlop berpindah tangan kepadanya.

Setelah itu tukang pos langsung mengambil langkah seribu dan meninggalkan sosok laki-laki itu yang menguap lebar lalu berbalik.

Ia melangkah masuk tanpa menutup kembali gerbang. Tangan kirinya bergerak menuju mata dan menguceknya, ia sedikit menunduk memandang tidak mengerti amplop ditangan kanan.

"Apa tu kak?" Lalu suara yang terdengar lembut membuat kesadarannya muncul, ia menyunggingkan senyuman tipis dan membawa tangan kiri untuk mengusak gemas surai sang adek, terlihat sang adek terkekeh gemas dan merentangkan kedua tangan.

Tentu minta gendong dan sang kakak menurutinya.

"Ma." Sosok wanita yang tengah memasak di dapur segera menoleh dan mengecilkan api kompor, ia mendekati sang kakak yang berada di meja makan dan meletakkan amlop tersebut di meja.

"Apa ini?"

"Gak tau ma." Kernyitan timbul seketika diwajah wanita cantik tersebut, ia mengambil dan membukanya namun terhenti tak kala mendapatkan pelukan hangat dari belakang disertai benaman wajah di bahu kanan.

"Morning." Suara yang serak khas bangun tidur terdengar.

"Morning too, sayang." Balasnya sembari mengusap lembut surai sang suami dengan tangan kanannya. Setelah itu ia beralih membuka amplop dan mengeluarkan secarik kertas didalamnya.

Ia merasakan pergerakan di bahu yang ternyata sang suami sudah mendongak dan berganti menopang dagu.

"Undangan?" Sang kakak yang masih menggendong sang adek segera mendekat dan sedikit menunduk membaca setiap untaian kalimat di kertas tersebut.

"Eoh? Samchon Singnie mau nikah lagi ya?" Pertanyaan polos dari sang adek mengundang gelak kecil serta cubitan gemas di pipi kanan dari sang kakak.

"Ya kali adek, nanti mommy Alice ngamuk trus maungnya keluar."

"Kakak." Tegur sang mama disertai gelengan kecil dan senyuman hangat, sang kakak mengangguk lalu memilih memainkan pipi gembul sang adek.

"Reri yang mau nikah ternyata." Jawab sang suami dan melirik sang kakak, dilirik begitu ia mulai mengerti dan memutar malas bola mata.

"Kamu kapan?" Dan pertanyaan itu kembali terlontar untuk kesekian kalinya, ah jutaan, ah tidak! Ribuan malahan.

"Tunggu adek gede ya kan dek?" Sang adek hanya mengangguk dan mengecup bibir sang kakak.

"Kakak!"

"Adek mau kan?" Sekali lagi mengangguk dan tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelincinya.

"Adek!"

"Canda pa aelah, ya kali incest."

"Nanti malah kayak cerita disebelah, masa iya sepupu juga diembat." Sang papa menghela nafas kasar dan melepaskan pelukan. Ia memandang serius sang anak sekarang.

"Rowoon." Rowoon menghela nafas dan menunduk kecil, umurnya sudah 25 dan sampai sekarang belum ada sosok gadis yang berhasil memikat dirinya.

"Udahlah Minji, bukan salah Rowoon kalau dia belum nikah."

"Tapi kan."

"Sayang." Elusan di dada membuat Minji menghela nafas dan menunduk memandang Lucy.

"Mending siap-siap ya, malam ini kita berangkat ke indonesia."

"Malam ini?" Mengangguk kecil untuk anak bungsunya.

"Yeee Micy ketemu Jehan!"

Sedangkan ditempat lain.

"Uhuk uhuk!"

Brak brak!

"Anjir air woi air! Gua keselek pentol uhuk." Ucap sosok gadis bersurai hitam legam sebahu, dengan tangan kanan memegang leher sedangkan tangan kiri menggebrak meja.

Matanya berkaca-kaca dan dirinya terus saja batuk-batuk, bukannya memberikan air sang teman malah merekam kejadian kocak didepan mata dan mengepostnya di tiktok.

Dengan caption.

"Hoi.. author abal-abal kalian keselek pentol, ngakak gua bwuahahah."

Dan username, AisyahpacarGahyeon.

Young Mother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang