"Kamu bohong Minji." Minji menggeleng cepat dan memegang lengan Lucy, namun anak itu menarik tangannya dan melangkah mundur menjaga jarak dari Minji.
"Kamu berjanji akan menjemputku."
"Lucy."
"TAPI APA! KAMU BERJANJI TIDAK AKAN TERLAMBAT!"
"Lucy hiks."
"Aku membencimu!"
"Tidak tidak, tolong dengarkan aku dulu, ak-aku ak-
Plak!
Minji terdiam dengan air mata mengalir di pipi setelah mendapatkan tamparan dari Lucy.
"Jangan pernah muncul dihadapanku Minji." Ucapnya yang membuat Minji menoleh kedepan namun tidak ada siapapun, Minji bergerak melihat sekeliling dan yang dilihat hanya hamparan bunga.
Tidak ada Lucy, tidak ada pula tangisan Rowoon, Minji benar-benar sendiri di tengah-tengah taman bunga tersebut.
"Lucy~"
"Lucy hiks, jangan bercanda."
"LUCY!!"
Mina memandang khawatir sang anak yang mengigau menyebutkan nama Lucy dan menangis, ia menghapus lembut air mata yang mengalir di sudut mata.
"Hiks Lucy."
"Mas~" Panggil Mina lirih kepada Chaeyoung yang duduk santai di sofa sambil memainkan hp, ia memandang dengan netra berkaca-kaca sang suami.
"Mas hiks." Tangan yang memegang hp merematnya kuat seketika, walaupun berwajah datar namun tatapannya memancarkan marah untuk Mina.
Mina memejamkan matanya dan menggeleng tidak percaya, ia menunduk dan menangis yang mana membuat Chaeyoung muak mendengar tangisan istrinya, ia berdiri dan berjalan mendekati ranjang Minji.
Menatapnya datar sang anak yang menangis serta mengingau nama Lucy.
"Lucy~"
"Cih, berhentilah menangis, persiapkan dirimu karena temanku akan datang bersama anaknya." Ucapnya dan Mina yang mendengar itu langsung membuka mata dan mendongak memandang sang suami.
"Apa katamu?"
"Aku sudah berbincang dengan temanku dan akan menjodohkan Minji dengan anaknya, dia menerimanya jadi persi-
Plak!
"MINA!"
"KENAPA DENGANMU MAS!"
Grep!
Mina mencengkram kuat kerah baju Chaeyoung dan memandangnya marah dengan mata basahnya.
"Kenapa kamu tega sekali hiks."
"Aku melakukan itu demi kebaikan dia." Chaeyoung berujar dengan nada tertekan, ia mengangkat kedua tangan untuk melepas cengkraman Mina namun bukannya melemah, Mina malah makin mencengkramnya kuat.
"Kebaikan katamu, YANG ADA MINJI TERSIKSA DENGAN SEMUA INI HIKS, KENAPA MAS... KENAPA KAMU SAMPAI SEGININYA!"
"MAS HANYA TIDAK MAU DIA JATUH DALAM KESIALAN DAN SENGSARA, GADIS ITU SUDAH MEMPUNYAI ANAK HASIL DARI LUAR NIKAH." Teriaknya yang membuat Mina diam namun tidak melonggarkan sama sekali cengkraman di kerah, sengaja karena ia sangat marah kepada Chaeyoung.
"Jadi turuti perkataan mas." Ucapnya dengan tangan yang melepas kasar tangan Mina setelah itu membenarkan kerahnya dan melangkah meninggalkak ruangan.
Meninggalkan Minji yang terus menangis dan Mengingau, lalu Mina yang hanya diam termangu membiarkan air mata jatuh ke pipi.
Dia benar-benar tidak menyangka kalau Chaeyoung yang dulunya lembut dan sangat menyayangi Minji telah berubah dalam sekejap.
"Aku membencimu mas, hiks."
.
.
.
.
.
.
."Dad sebenarnya aku belum siap dengan perjodohan ini." Ucap gadis bersurai grey yang tengah berjalan disebelah daddynya.
"Kenapa?"
"Entahlah.. aku merasakan sesuatu." Ucapnya lagi membuat daddynya terkekeh kecil dan memeluk pinggangnya.
"Kalau begitu kita bisa kembali hm, daddy bakal menghubungi Chaeyoung untuk membatalkan perjodohan ini."
"Ah tidak usah dad." Ucapnya dan dengan begitu sang Daddy mengangguk kecil lalu mengusap bahu sang anak.
"Tapi daddy serius, kalau kamu belum siap kita bisa membicarakannya lagi hm."
"Baiklah dad." Percakapanpun berakhir, gadis itu dan sang daddy terus melangkah masuk didalam rumah sakit, menuju sebuah lift dan setibanya disana tangan kiri daddy terangkat untuk menekan tombol, namun Lift sudah terbuka sebelum ia menekan.
Memperlihatkan Chaeyoung yang tersentak kaget disaat mau keluar, ia memegang dadanya dan menghela nafas melihat siapa yang ada didepannya.
"Mengejutkan saja, Tuan Wu." Tuan Wu tertawa dan beralih merangkul Chaeyoung yang notabenenya sebagai teman.
"Maaf maaf, saya tidak bermaksud lagian saya tidak tau ada anda didalam lift."
"Hm baiklah, padahal saya ingin menjemput anda tuan Wu." Balas Chaeyoung dan mereka saling berbincang mengabaikan sosok gadis yang hanya tersenyum kikuk di dekat mereka.
"Oh iya, saya hampir lupa kkk." Sadar kalau ia melupakan sang anak, Tuan Wu beralih merangkul anaknya dan memperkenalkannya kepada Chaeyoung.
"Dia Keyla, anak gadisku yang akan dijodohkan oleh Minji."
"Wah, sangat cantik, kalau begitu saya Chaeyoung dan untuk mengurangi kecanggungan kamu panggil saja papa."
"Hehehe baiklah om- ah maksud saya papa."
"Sangat cantik kk, Minji pasti menyukainya." Puji Chaeyoung yang membuat semburat merah muncul di pipinya.
"Anda benar, jadi dimana anak anda?"
"Ah dia ada disalah satu kamar pasien, biasa anak muda jadi pas main bola kakinya terkilir dan bagian tulang ada yang sedikit bergeser." Ucapnya yang jelas berbohong, namun Tuan Wu mengangguk memahaminya saja.
Berbeda dengan Keyla yang langsung meringis kecil membayangi kalau dirinya yang mengalami itu semua.
"Itu pasti sakit." Gumamnya kecil yang didengar oleh Chaeyoung dan Tuan Wu.
"Aih tidak.. sudah biasa lagian ada yang lebih parah, dia jatuh dari pohon trus kakinya tertancap kayu."
"Aih papa hentikan! Keyla merinding membayanginya."
"Hahaha anak anda sangat lucu Kris."
"Seperti Daddynya." Chaeyoung hanya tertawa menanggapi guyonan Kris, mereka saling rangkul masuk kedalam lift disusul Keyla yang masih merinding membayangi kaki Minji tertancap kayu.
"Sangat mengerikan, eh tunggu.. tadi aku memanggil papa? Secepat itu? Astaga.. bahkan aku belum melihat si Minji Minji itu, bisa saja dia jelekkan." Batin Keyla yang baru menyadari kalau dia memanggil Chaeyoung papa, ini tandanya Keyla perlahan mulai siap menerima perjodohan tersebut.
Keyla Joanesha Wu
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mother ✅
Random"Cupu." "Sampah." "Mencemarkan pandangan woi!" Ya setidaknya itulah setiap kata yang kuterima semenjak merubah penampilan menjadi cupu. "Cocok lah disandingkan sama dia, sama-sama sampah." Aku hanya terkekeh sinis dalam hati dan memandang sosok...