Lucy Pov.
"Sudah menyatakannya?" Tanyaku kepada Alex dan lihat.. anak itu terdiam dengan wajah terkejutnya, tangan yang terangkat untuk meletakkan buku juga terhenti, aku terkekeh kecil melihatnya.
"Ap-apanya?" Dan suara serta sedikit salah tingkah hal baru yang kulihat.
"Perasaanmu kepadanya." Aku menjinjit dan meraih buku yang terlihat sedikit bagus.
"Perasan apa, cih jangan mengada-ngada." Ucapnya yang langsung bersikap seperti biasa. Wah.. contoh pria tsundere mungkin dan aku hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.
Dia mungkin bisa saja menyembunyikan hal itu namun sayangnya semua orang sudah melihat gelagatnya selama ini disaat dekat gadis itu.
Gadis yang kumaksud adalah Rachel, orang yang marah kepadaku karena memecahkan piring ibunya.
"Mungkin aku sedikit berani mengatakan ini karena kamu sudah menganggapku ada." Dia menoleh dan menatapku bingung.
"Nyatakan perasaanmu sebelum ada yang melakukannya terlebih dahulu, aku yakin disaat kamu terlambat.. rasa sakit itu akan sangat menyiksamu, Alex." Aku mengucapkannya dengan serius dan tulus, menyunggingkan senyuman untuknya dan melangkah melewati dirinya keluar dari perpustakaan.
Namun sebelum itu aku sudah menepuk lembut bahu kirinya dan tidak ada penolakan sama sekali atau tepisan kasar.
Aku senang!
Setidaknya Alex mulai menganggapku ada sekarang.
Namun kesenanganku langsung hilang disaat aku sudah berada diluar perpustakaan, aku terdiam dengan mata bergetar memandang sepatu putih khas milik seseorang yang sangat kubenci.
"Aku menemukanmu akhirnya, baby."
Deg!
Dia.. dia kenapa bisa ada disini, bukankah.. bukankah hukumannya masih lama..
Diamnya aku membuat sosok itu tersenyum lebar dan mengangkat kedua tangan, aku memandang takut kemana kedua tangan itu bergerak.
Kebelakang tubuhku ternyata dan sebelum apa yang ingin dilakukannya terjadi, aku langsung mendorong dirinya menjauh dan berlari disaat tubuh itu oleng.
"Wah wah wah.. mau main kejar-kejaran sayang?"
Diam sialan! Mendengar suaramu saja sudah membuatku muak! Berlari dan berlari hanya itu yang bisa kulakukan walaupun percuma.
Kupukul atau kudorong orang yang menghalang dan terus berlari, tidak perduli kedua kakiku sakit sekarang, nafasku tersenggal dan dadaku terasa sesak sekarang, aku tidak peduli! Yang pentng aku hanya ingin menjauh disana.
Diujung lorong.. mungkin itu suatu jalan untukku benar-benar menjauh darinya, aku langsung berbelok dan memperlambat laju lari karena menurutku tidak ada siapapun disana tapi..
Brugh!
Tubuh ini menubruk dada seseorang, tubuh ini hampir saja terjatuh kebelakang kalau saja tangan seseorang itu tidak bergerak cepat menahanku dan tubuh ini ditarik menempel ke dada bidangnya.
Aku diam sambil mengatur nafas dan mendengar detakan jantung yang sangat cepat, perlahan kugerakkan kepala untuk mendongak dan memandang siapa orang ini.
Melihat siapa orang ini.. entah kenapa perasaan lega dan aman menghampiriku, aku menahan senyuman senang dan merasakan mata yang memanas karena lelehan panas itu memberontak keluar.
Apa ini hanya sebuah kebetulan? Karena dia ada disini.. berdiri didepanku sambil memelukku dengan satu tangan.
Minji.. mungkin dia merasakan ketakutanku sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mother ✅
Random"Cupu." "Sampah." "Mencemarkan pandangan woi!" Ya setidaknya itulah setiap kata yang kuterima semenjak merubah penampilan menjadi cupu. "Cocok lah disandingkan sama dia, sama-sama sampah." Aku hanya terkekeh sinis dalam hati dan memandang sosok...