Twenty

140 24 20
                                    

Minji terdiam di dekat mobilnya, ia membuka mulut kecil dan mengerjap tidak menyangka kalau dirinya terlambat.

"Uhuk." Melangkah pelan mendekati sang satpam yang sudah babak belur dan masih memangkul tas Lucy.

"A-apa yang terjadi kepadamu?" Mata satpam itu terbuka tutup dan bibirnya terbuka mengatakan sesuatu yang sangat pelan, Minji bersimpuh lutut dan mendekatkan telinga kanannya ke mulut sang satpam.

"R-razka."

Deg!

Minji menarik jauh wajahnya, ia langsung berdiri dan kedua tangannya terkepal kuat sekarang, hanya satu nama.. cukup berhasil membuat amarah Minji naik.

Ia berjalan cepat ke mobil sambil mengeluarkan hp dan menekan nomor ambulance.

Setelah itu mematikannya dan naik ke dalam mobil dengan pintu yang sengaja dibuka, ia menutupnya keras dan menyalakan mobil lalu menarik gigi untuk menjalankannya.

Namun belum sempat meninggalkan area sekolah, mobil hitam bermerek ferrari datang melewatinya dan menghadangnya, Minji yang mengenal jelas mobil siapa itu langsung bergetar kecil ketakutan.

Ia memundurkan mobil namun sialnya dibelakang sudah ada 5 mobil besar seperti punyanya menutup jalannya.

Lagi.. untuk kedua kalinya Chaeyoung mengulur waktu Minji, anak itu mendesah kesal dan memutuskan keluar, ia melompat sedikit dan berlari kecil menghampiri sang papa yang hanya diam di dekat pintu mobilnya.

"Pa menyingkirlah Mi-

Bugh!

Belum selesai dia berbicara sang papa sudah melayangkan tinju untuknya sehingga tubuh itu oleng dan terdorong kebelakang.

Ia mengangkat tangan kanan menuju kepala dan menggeleng kuat sambil memejamkan mata, sakit dan pusing itu yang dia rasakan sekarang.

Chaeyoung hanya diam memandang datar anaknya dan mengabaikan teriakan Mina didalam mobil yang sengaja di kunci.

Dia melakukan itu supaya Mina tidak menghalanginya lagi untuk memberikan pelajaran kepada Minji.

Matanya bergerak menuju bodyguard, mengode untuk membawa Minji masuk dan membawanya pulang, 2 dari bodyguard itu mengangguk dan mendekati Minji, mereka memegang masing-masing tangannya yang membuat anak itu membelalak kaget dan berontak di pegangan.

"Pa, pa hiks." Dia menangis memanggil sang papa untuk meminta bodyguard itu melepaskan dirinya.

Namun sang papa tetap diam memandangnya datar dan malah masuk kedalam mobil.

"Kamu bajingan!" Teriakan sang mama lah yang Minji dengar disaat pintu mobil terbuka lalu tertutup. Minji menangis dan terus memberontak walaupun percuma.

Para bodyguard papanya sangat lah kuat dan terlatih jadi dia tidak bisa melarikan diri, dirinya ditarik paksa menuju mobil besar dibelakang mobilnya, tubuhnya terangkat sedikit dan ia terus bergerak menendang atau memukul tangan mereka dengan kepalanya.

Tapi..

Tetap saja.

"HIKS PAPA LEPASIN MINJI!" Teriaknya lagi dengan deraian air mata dan menoleh kebelakang memandang mobil papanya, dia yakin kalau Chaeyoung mendengar jelas teriakannya.

"MINJI MOHON HIKS, LEPASKAN MINJI." Mina yang mendengar teriakan itu memandang marah suaminya dengan mata merah dan air mata.

Ia tidak menyangka kalau sang suami bakal sampai segininya.

"AKU MENCINTAINYA PAPA JADI TOLONG HIKS, BIARKAN.. BIARKAN MINJI MENJEMPUTNYA HUWAA PAPA!! AKU SUDAH.. HIKS AKU SUDAH BERJANJI DENGANNYA PAPA!! HUWAAA MINJI MOHON."

"Saya mencintainya om hiks, jadi biarkan saya menikah dengannya dan hidup bahagia bersamanya om hiks, saya mohon."

"Sial!" Chaeyoung mengantuk kuat keningnya ke setir mobil, ia memejamkan mata dan mengatur nafas yang memburu.

Melihat Minji seperti ini dia mengingat dirinya yang dulu.

"Papa hiks." Pada akhirnya suara itu memelan dan tubuhnya melemah, mata basah itu tertutup perlahan dan kepalanya tertunduk.

Minji.. kehilangan kesadarannya.
.
.
.
.
.
.

"Singkirkan tanganmu hiks!" Lucy menangis dan berontak di pangkuan Razka, sebisa mungkin ia mendorong dada dan menyingkirkan tangan Razka yang ada di punggungnya.

"Oeeekk." Mengalihkan pandangan ke Rowoon dan menangis tersendu-sendu.

"Oh baby, jangan menangis." Ucapnya dengan tangan kanan terangkat mengelus pipi Lucy.

Mereka berada dimobil sekarang yang tengah melaju kencang menuju rumah neraka bagi Lucy.

Ia terus menangis dan menarik wajah disaat tangan kasar itu terus mengusap pipinya, Razka yang melihat Lucy menangis malah merasakan kepuasan sendiri, tangan kirinya yang berada dipunggung bergerak mengusapnya, membuat Lucy kembali menyingkirkan tangan itu namun malah tangannya yang ditahan.

"Tenanglah sayang, aku akan kembali memuaskanmu hm."

"KAMU BAJINGAN HIKS, LEPASKAN AKU."

Plak!

Razka menamparnya karena geram dengan Lucy yang sudah berani meneriakinya, ia mengigit geram bibir bawah dan mengambil tangan Lucy yang satunya lagi, menyatukannya dengan kedua tangan lalu mengikatnya pakai dasi kebelakang dengan kuat, membuat anak itu meringis kesakitan dan bergerak gusar disaat Razka sudah merobek bajunya.

"Tidak hiks tidak.. aku mohon Razka."

"DIAM!"

Plak!

Sekali lagi ditampar membuat kepala itu oleng ke kiri, Lucy bisa merasakan darah mengalir dari sudut bibirnya, ia juga merasakan kepala yang berdenyut kesakitan akibat tamparan keras Razka.

"Kau ambil hp dan rekam semuanya."

"Hiks." Tubuhnya ditarik kasar untuk membenarkan posisi Lucy dipangkuan, ia menyeringai lebar melihat aset Lucy yang padat dan kenyal masih terhalang oleh bra.

Menjilat bibir bawahnya dan melirik ke arah bodyguard yang sudah mulai merekam semuanya.

"Kau tidak akan pernah kabur dariku Lucy karena.. video yang direkam ini akan tersebar, itu tergantung dirimu sendiri hah! Bwuahahaha." Makin hancur sudah hidup Lucy, ia hanya bisa menangis dan mengigit bibir bawah dengan kuat saat kedua tangan kasar Razka sudah bergerak menyentuh asetnya.

"Hiks Minji."

Ckitt....

Razka memeluk erat tubuh Lucy disaat mobil yang dikendarai bodyguardnya mengerem mendadak, tangan kanannya langsung memegang bayi yang diletakkan sedari tadi di jok sebelah.

"Ada apa!? Sialan."

"Didepan ada mobil tuan, dia menghalangi jalan."

"Cih kalian urus dia, biarkan saya disini menikmati tubuh Lucy." Perintahnya yang tidak ingin keluar karena nafsunya sudah tidak bisa ditahan, dengan begitu 2 bodyguard lainnya bergerak keluar dan menghampiri mobil hitam di depan mereka.

"Baiklah sayang, desahkan namaku."

"Hiks."

















































Terduga authornya melarikan diri.

Young Mother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang