Drap drap drap!
Derap langkah kaki terdengar menggema dirumah besar itu, Minji yang lengkap dengan pakaian mainnya serta membawa helm hitam ditangan kanannya tengah menuruni tangga.
Langkah kakinya memelan disaat melihat ada sosok mamanya yang baru saja pulang, Minji menghela nafas dan menghampiri sang mama yang terlihat sempoyongan, mungkin kecapean karena mengontrol beberapa restorannya disini.
"Baru pulang ma?" Tanya Minji sambil menahan lembut tubuh mamanya yang hampir jatuh, Mina menghela nafas dan mengangguk kecil, tangan kirinya terangkat menuju wajah lalu jari lentiknya bergerak memijit pelan dahinya.
"Kenapa tidak sama papa?" Tubuhnya membungkuk sedikit untuk meletakkan helm dilantai, setelah itu menggendong mamanya ala bridal dan membawanya ke lantai 2, lebit tepatnya menuju kamar yang ada didepan kamar Minji.
Mina menyunggingkan senyuman hangat, ia menenggelamkan wajahnya di dada bidang anaknya lalu melingkarkan kedua tangannya ke leher Minji.
Perlakuan Minji seperti ini sangat mirip dengan Chaeyoung, sangat lembut dan perhatian.
"Ma, Minji izin keluar ya?"
"Kemana?"
"Tadinya mau main pergi aja, tapi mama pulang ya udah izin aja sekalian."
"Mama tanya kemana sayang, kenapa tidak dijawab."
"Heheh." Bukannya menjawab Minji malah cengengesan, membuat Mina geleng-geleng jadinya.
"Buka ma."
"Apanya?"
"Pintunya lah ma, masak yang itu.. kan Minji udah gede ya ka- adaw ma!" Dirinya ingin mengatakan " ya kali nyusu lagi " tapi Mina sudah terlebih dahulu mencubit kuat perutnya dan menarik wajah dari dada sang anak.
Ia memandang kesal anaknya setelah mendengar ucapan yang sedikit mengarah kesana, dipandang seperti itu Minji malah memberikan cengiran santai dan melangkah kedalam disaat sang mama telah membukakan pintu.
Mendekati kasur lalu menurunkan Mina, mamanya terlihat sangat lelah karena langsung berbaring dan memejamkan mata.
"Ma bersihin dulu make upnya." Gelengan kecil lah yang didapat Minji, anak itu menghela nafas dan mengangguk kecil, ia beralih melepas sepatu mamanya, memakaikan selimut dengan benar lalu mengecup sebentar dahi mamanya.
"Minji pergi ya ma."
"Hmm."
Minji tanpa basa basi segera berbalik dan melangkah keluar kamar, ia menutup pintu perlahan lalu berlari kecil menuju bawah, setibanya disana ia membungkuk meraih helm dan menegakkan punggung.
"Bwa!"
"Anjing!"
Pletak!
Son Chaeyoung yang baru saja pulang dari kerjanya dengan jail mengejutkan Minji sehingga anak itu terkejut diiringi umpatan, membuat tangan kanan Chaeyoung dengan mulus menjitak kepala anaknya.
"Mulutnya."
"Lagian salah papa sendiri ngagetin Minji."
"Nyenyenye dahlah, ambil ini." Sang papa meraih tangan anaknya dan meletakkan sebuah kunci, Minji yang melihat itu mengernyit bingung dan menoleh kebelakang menatap papanya yang sudah berjalan menuju lantai 2.
"Apa ni pa?"
"Mobil baru buat kamu."
"Lah serius!"
"Iya, bentuk selamat karena pindah sekolah 10x."
"Anjir pindah sekolah 10x aja dapat mobil, kalau 20x, 30x dan seterusnya kira-kira dapat apa gua?"
"Dapat surat penghapusan kk." Ternyata sang papa masih ada ditangga dan mendengar ucapan Minji, sontak anak itu cengengesan dan berlari keluar rumah.
Dirinya langsung membelalak kaget dan rahangnya jatuh setelah melihat mobil apa yang ada didepannya sekarang.
"Bo-bohong.. katakan ini hanya mimpi.. AAAA PAPA TERIMAKASIH!!" Minji berteriak senang dan melompat-lompat seperti anak kecil yang senang dibeliin jajan, ia melempar helm dan berjoget konyol yang ternyata disaksikan oleh kedua orangtuanya dari atas.
"Kamu manjain dia lagi."
"Biarin toh, lagian anak sendiri apa salahnya."
"Hadeh.."
(Mobil baru Minji)
.
.
.
.
.
.Gadis itu berdiri di tepi jalan sambil memeluk dirinya sendiri guna melindungi dari dinginnya malam di korea.
Memeluk erat dirinya dengan balutan sweater dipakainya, mendesis kedinginan dan sesekali melompat kecil untuk menghilangkan rasa dingin.
Dibawah kakinya terdapat kantong hitam yang isi tidak kita ketahui sama sekali, terletak begitu saja dan sedikit terbuka namun tetap saja kita tidak bisa tau apa isi dari kantong hitam itu.
Sesekali mobil melintas dan ia kadang mengulurkan tangan sekedar memberhentikan mobil untuk memulai pekerjaannya.
Namun sudah beberapa mobil yang lewat sama sekali tidak ada yang tertarik dan berhenti untuk membawanya.
Gadis itu menghela nafas kasar dan mengangkat kedua tangan lalu menyatukannya, setelah itu mengusapnya diiringi hembusan pelan dari mulut.
"Wah Noona!" Suara seseorang terdengar dari sebelah kanan, ia menoleh dan menelan ludah melihat beberapa anak remaja tengah melambai diujung jalan, setelah itu mendekatinya.
Dirinya langsung melangkah mundur karena takut dengan beberapa teman yang dibawa oleh anak remaja tersebut.
"Kita bertemu disini dan beruntung sekali dirimu noona." Ucapnya dengan cengiran lebar dan menoleh kebelakang serta kedua tangan merentang menunjuk teman-temannya.
"Mereka sedang mencari seseorang untuk memuaskan hasrat mereka aku merekomendasikan dirimu heheh." Anak remaja itu melangkah maju sedikit dan mendekati wajahnya ke telinga gadis itu.
"Bayarannya lumayan besar daripada aku Noona, setidaknya hanya memegang aset berhargamu, kamu sudah bisa mendapatkan 500k atau 1jt." Bisiknya yang membuat gadis itu melotot lebar dan memandang serius anak remaja itu yang tengah menyeringai tipis.
Tapi...
"Noona sedang tidak ingin melakukannya, Noona juga lagi buru-buru." Gadis itu menolak, membuat seringai itu pudar dan rahangnya terkatup keras, anak remaja itu mengigit pipi dalamnya dan mengangguk-angguk kecil. Seolah-olah mengerti dengan ucapan gadis itu.
Namun..
"Dia bisa dan kalian bisa melakukannya sampai puas." Anak remaja itu malah berbohong yang membuat gadis itu menggeleng keras dan langsung melangkah mundur, bersiap untuk kabur.
Namun niatnya sudah disadari oleh anak remaja itu, dia langsung menahannya dengan memegang kuat bisep gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mother ✅
Random"Cupu." "Sampah." "Mencemarkan pandangan woi!" Ya setidaknya itulah setiap kata yang kuterima semenjak merubah penampilan menjadi cupu. "Cocok lah disandingkan sama dia, sama-sama sampah." Aku hanya terkekeh sinis dalam hati dan memandang sosok...