Twenty Five

144 25 10
                                    

Keesokan harinya sekolah kembali dihebohkan dengan kedatangan beberapa Pria berbadan kekar lengkap dengan pakaian formal mereka.

Lalu ditengah para Pria tersebut ada Mina beserta Minji yang masih terbalut perban dikepalanya.

Pandangan Minji sangat kosong disebelah Mina karena mengingat perkataan kakeknya kemarin.

Papa tidak ikut? Mama meninggalkannya, bisa diartikan kalau mereka akan bercerai.

"Dia bukannya istri Ceo Tencent?" Ucapan itu terdengar oleh Minji, membuat tatapan kosong itu berubah dan menoleh ke siswa yang mulai menggosipi mamanya.

"Anjir, itu cowok yang kemarin kan?"

"Dia sekolah disini?" Pertanyaan terus terlontar namun tidak ada yang menjawab karena mereka tengah fokus berjalan menuju ruangan kepala sekolah.

Setibanya disana salah satu bodyguard membukakan pintu sehingga memperlihatkan kepala sekolah yang tengah duduk santai, namun tatapannya sangat tajam mengarah ke Minji.

"Me-mereka sama saja hiks." Sontak perkataan Lucy terngiang dibenaknya dan Minji membalas lebih tajam tatapan tersebut, kedua tangannya terkepal dan rahangnya terkatup keras.

"Ekhem." Mina yang menyadari situasinya sedikit menegang sengaja ber dehem untuk memecah ketegangan diruangan ini, sontak kepala sekolah memusatkan perhatiannya kepada Mina.

"Saya tidak mau basa-basi, anak saya Myoi Minji Sharon, hari ini keluar dari sekolah anda."

"Apa!"

"Dia Minji!?"

"Minji si cupu!?" Para murid yang ternyata ada didepan pintu dan menguping sontak terkejut mendengar nama yang disebutkan Mina, mereka tidak mempercayai hal ini semua.

"Setelah apa yang diperbuat kepada anak saya, anda akan melarikan diri?" Ucapan yang terkesan sarkas dan penuh dengan kemarahan, Minji menyeringai tipis yang membuat rahang kepala sekolah itu terkatup keras seketika.

"Itu urusan anda, lagian hal yang wajar kalau mereka berkelahi kan?"

"Ya hal yang wajar, patah kaki, beberapa tulang rusuk retak dan kepalanya mengalami kebocoran, apa itu hal yang wajar?" Ucapnya lagi yang seketika membuat seringain Minji memudar, digantikan dengan kernyitan dahi serta alis kanan menukik.

Patah kaki? Tulang rusuk retak beberapa dan kepala bocor? Perasaan Minji tidak pernah sampai segitunya melukai Razka.

Sama halnya dengan Mina yang langsung diam mendengar itu semua, ia melirik Minji dan melihat raut kebingungan sang anak.

"Bukan Minji, lalu siapa?"

"Silahkan ganti rugi untuk semuanya." Ucap kepala sekolah sambil berdiri dan memberikan cek, Mina menoleh dan menerimanya begitu saja, ia memandang sekilas berapa nominal di dalam cek, terkekeh sinis dan melirik kepala sekolah yang kembali menatap marah anaknya.

"Hanya segini? Bahkan saya bisa membayar harga diri anda dan anak anda."

"Bajingan!" Tidak terima dirinya dikatakan begitu, ia langsung bergerak maju menghampiri Mina namun belum tubuh itu melangkah beberapa meter dari meja, tubuhnya langsung terdorong dan mengenai meja, para bodyguard langsung bergerak ke hadapan Mina.

Mereka membuat Mina dan Minji berada ditengah-tengah untuk mengamankan dari segala sesuatu yang sekiranya mengancam nyawa mereka.
.
.
.
.
.
.
.

"Ada apa ini?" Singnie datang terlambat, disusul Alice yang merangkul lengan kanan Singnie dan sedikit menjinjit untuk melihat sesuatu dari balik kerumunan.

"Ada yang mau keluar dari sekolah." Ibarat hantu, Alex berbicara dibelakang mereka, sontak membuat sepasang kekasih itu tersentak kaget dan menoleh kebelakang, memandang Alex yang tersenyum lebar sambil menggandeng tangan seseorang.

Dan orang itu adalah Rachel yang tersenyum kikuk serta melambai malu, Alex yang melihat itu hanya terkekeh gemas dan menoleh kedepan disaat mendengar suara ricuh serta terbelahnya kerumunan.

Mereka melihat bodyguard yang keluar duluan lalu disusul Mina dan Minji yang berada ditengah.

Alice yang mengenali wajah Minji langsung saja menunjuknya.

"Di-dia yang mengataiku jalang."

"Apa!?" Sontak hal itu membuat Singnie marah, anak itu langsung melangkah mendekati mereka tanpa menyadari konsekuensi yang bakal diterimanya.

"Hoi!"

Bugh!

Dan benar saja, dirinya baru saja memanggil Minji namun malah dirinya yang terdorong sehingga mengenai beberapa murid dibelakangnya.

"Ck." Singnie terpaksa hanya bisa diam dan menatap tajam sekumpulan para bodyguard yang sudah mulai menjauh dari pandangan mereka.

Bisik-bisik masih terdengar setelah mereka hilang dari pandangan, Singnie menghela nafas kasar dan berbalik bertemu pandang dengan Alice, dia meminta maaf melalui tatapan karena tidak berhasil menghajar Minji, Alice menggeleng kecil dan tersenyum ia menggerakkan tangan kanannya untuk meminta Singnie datang menghampirinya.

"Beruntung kau tidak dihajar." Ucap Alex kepada Singnie yang baru saja tiba, anak itu langsung mengernyit bingung dan menaikkan alis kanannya.

"Maksud lu?"

"Mereka para bodyguard yang melindungi Istri dari Ceo tencent serta anaknya." Lanjutnya, sontak Alice melotot terkejut dan menunjuk-nunjuk lorong tempat mereka lalui tadi.

"Ja-jadi me-mereka..."

"Myoi Sharon Mina dan Myoi Minji Sharon."

"Apa!!"

"Ma, Minji mau kebelakang sekolah ya?" Mina sontak berhenti melangkah dan menoleh memandang anaknya.

"Ngapain?" Tanyanya namun Minji hanya menjawab dengan senyuman dan kecupan di pipi, ia berbalik dan melangkah menuju halaman belakang sekolah, tentu disusul oleh 2 atau 3 bodyguard karena mereka takut nantinya akan ada yang menyakiti tuan muda mereka.

Tidak perlu berlama karena dia sudah tiba dihalaman belakang, berdiri di bawah pohon yang masih terdapat rumah pohon disana, ia mendongak sedikit dan memandang lekat rumah pohon diatas sana.

"Aku merindukanmu, dimana keberadaanmu sekarang? Lucy."













Sumpah! Gua kehabisan ide!

Young Mother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang