Twenty Seven - End

259 26 18
                                    

"Mama yakin?"

"Hiks." Kedua kakinya ditarik dan menekuk lalu kedua tangannya tersilang dilutut.

"Berpisah dengan papa? Ini yang mama mau?"

"Hiks, hentikan." Tangan kanannya diangkat menuju kepala dan meremat kuat surai panjangnya, ia menopang dagu pada akhirnya di lipatan tangan kiri.

"Ma pikirkan lagi."

"Hiks.." Wajahnya dibenamkan kedalam lipatan tangan dan surainya kian diremat kuat.

"Apa yang harus dipikirkan lagi! Setelah semua apa yang diperbuatnya kepadamu, membuat mama nangis dan bersikap kasar, apa yang harus di pikirkan Myoi Minji!" Mina masih mengingat jelas bagaimana wajah kesedihan Minji setelah mendengar ucapannya.

"Minji akan tinggal disini untuk menunggu papa."

"Myoi Minji!"

"Hiks sudah cukup hiks." Menangis menumpahkan semuanya, dia tidak tau harus berbuat apa untuk menghilangkan semua kejadian tadi didalam benak.

Perkataan Minji yang terdengar sedih dan lirih sungguh menyayat hatinya terlebih saat dia mengatakan tidak mau pergi untuk menunggu papanya.

Sungguh Mina dilanda kebingungan sekarang, apa yang harus dia lakukan. Meremat rambut dengan kedua tangan dan mengacaknya kasar lalu menangis keras dan berteriak.

Mina tidak perduli dimana dia sekarang, Mina tidak perduli kalau orang rumah bakal terganggu dengan teriakannya, Mina sungguh tidak perduli karena ini bentuk pelampiasan kekesalannya dan penyesalannya.

Cklek!

Dan benar saja, ada yang membuka pintu kamarnya dan mungkin ia merasa terganggu, Mina mendongak dan bertemu pandang dengan mata babanya yang memandangnya datar.

"Ada apa hm?" Datar dan dingin serta langkah kaki mendekati anaknya, Mina menggeleng lemah dan menurunkan kedua tangan menuju mata lalu menghapus kasar air matanya.

"Menangis karena Minji tidak ikut denganmu?" Tanyanya yang sudah ada didekat Mina dan berjongkok.

"Iya." Jawabnya bohong dan menyunggingkan senyuman, tentu papanya tau namun dia hanya diam dan membalas senyuman sang anak, tangan kanannya terangkat menuju surai dan membenarkan surai anaknya.

"Baba mengerti bagaimana perasaanmu, Mina." Dalam hati Mina kembali menangis, babanya tidak mengerti sama sekali, namun hanya bisa diam dan mengangguk serta membiarkan tubuh ditarik kedalam pelukan hangat.

"Besok dia pasti datang hm jadi jangan menangis lagi dan istirahatlah."

"Iya baba." Sebisa mungkin Mina menahan air matanya yang berontak untuk keluar kembali, ia tidak mau babanya menyadari kalau tangisannya bukanlah untuk Minji, melainkan untuk Chaeyoung.

Beberapa menit kemudian Mina akhirnya terlelap dipelukan sang papa, papanya menyadari hal itu dan menggendong lembut anaknya dengan posisi Koala.

Membawa ke kasur dan membaringkannya lalu menyelimuti sang anak sampai sedada, setelah itu diam dan memperhatikan lekat bagaimana wajah sang anak.

Tangan kirinya terangkat menyingkirkan lembut poni sang anak yang menghalangi wajah, ia tersenyum hangat dan mengecup kening Mina.

"Baba tau.. dan maaf nak."

Keesokan harinya.

Mina terbangun karena mendengar suara ricuh dari dapur, ia menyibak selimut dan meringis kecil karena kepalanya pusing, berdiri dan melangkah gontai menuju pintu, membukanya lalu diam sambil mengendus sesuatu.

Young Mother ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang