// 06: Sibuk Total

2.5K 253 7
                                    

Hampir pukul dua belas malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir pukul dua belas malam. Ponsel Aruna berdering di tengah kesibukannya berulang kali memuat ulang situs siakad kampusnya. Tentu saja Gama yang menelepon. Hanya laki-laki itu yang berani menyita jam tidur Aruna setiap harinya.

Aruna menerima telepon masuk tersebut, kemudian mendengar Gama menyapanya seperti biasa, "Halo, Assalamu'alaikum."

Dan seperti biasa pula, Aruna merespons dengan sewajarnya, "Wa'alaikumus Salam."

"Kok belum tidur, cantik?" tanya Gama serta-merta. "Maaf ya aku seharian ini nggak ngabarin kamu, malah me-time banget."

Aruna hanya bergumam, tak fokus dengan permintaan maaf singkat Gama. Kedua matanya masih setia menatap situs siakad kampusnya yang masih down sejak dua belas jam silam. Aruna berdecak sebal, "Ck, resek banget, anjir."

"Kenapa, Aruna?" tanya Gama lagi, yang sadar Aruna justru bermonolog. "Kamu kenapa belum tidur?"

Pikiran Aruna lantas terpecah belah. Ia baru sadar kalau Gama sedang menghubunginya kini. "Eh, maaf, Gama. Aku lagi buka siakad, mau isi KRS dari tadi siang nggak bisa, bete banget ih," sungut Aruna. "Besok terakhir. Aku takutnya keburu ditutup."

Aruna, dengan kesal memuncak, terus-menerus mengeluhkan hal yang sama selama bermenit-menit ke depan. Ia melampiaskan segala kelelahannya kepada Gama yang tidak bersalah sama sekali.

Sementara Gama, dengan hati baiknya, justru menawarkan bantuan dan menemani Aruna mencak-mencak. Laki-laki itu baru saja menyelesaikan seluruh kesibukannya selama seharian penuh, tapi kini, ia masih merelakan waktunya untuk Aruna.

Untuk menemaninya marah-marah, pun untuk membantu Aruna terjun ke urusan perkuliahannya. Sederhana sekali kalimat tanya yang dituturkannya, tapi sukses besar membuat Aruna luluh sepenuhnya.

"Aku boleh coba login ke siakad kamu untuk bantu?"

Aruna membisu. Dalam hatinya Aruna ingin menolak dengan halus petolongan tersebut, tapi Aruna tidak bisa berbohong, bahwa ia sebetulnya memerlukan pertolongan sederhana itu. Alhasil, dengan berat hati, Aruna mengiakan tawaran Gama. Diberikannya akun siakad miliknya, dan diberikan pula kepada Gama daftar mata kuliah yang semester ini akan ditempuh.

Keduanya tetap terus berkomunikasi melalui telepon selama Gama mencoba login ke akun Aruna, yang beruntungnya, tidak mengalami server down seperti Aruna. Iri hati sekali Aruna dibuatnya. Kenapa justru Gama yang bisa mendapatkan akses ke situs tersebut?

Alhasil, dengan sepenuh hatinya Gama meluangkan waktu untuk membantu Aruna. Hingga urusan pengisian KRS usai, meski harus menghabiskan waktu hampir satu jam lamanya. Akan tetapi, setidaknya Gama bisa menemani Aruna hingga tenang dan itu membuatnya senang, meski sesederhana itu.

"Maaf ya, Gam, jadi ngerepotin kamu," tutur Aruna. "Padahal kamu pasti capek banget, seharian hectic, pulang-pulang malah masih bantuin aku ngisi KRS."

Pilu Membara Atas Nama Cinta MengabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang