// 36: Pulang Bersama

610 109 44
                                    

Dalam sehari, total Instastory yang Gama unggah jumlahnya ada tiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam sehari, total Instastory yang Gama unggah jumlahnya ada tiga. Sebuah momen yang sangat langka untuk terjadi. Gama adalah tipe laki-laki yang sangat jarang mengunggah foto dan mengumbar kehidupan pribadinya di media sosial. Ia bisa-bisa mengunggah foto hanya tiga bulan sekali, sementara sisanya, ia hanya akan mengunggah hasil karyanya, entah itu desain grafis, atau fotografi. Akan tetapi, khusus kemarin sore, Gama mengunggah fotonya bersama Aruna, dan foto Aruna sendiri. Ya, jumlahnya ada tiga, dan itulah yang membuat Aruna heran setengah mampus. Selama dulu Aruna stalking ketika Gama hilang kabar saja, Aruna sangat jarang melihat Instastory Gama kecuali untuk urusan Himpunan Mahasiswa dan organisasi lain. Tapi, ini? Wajahnya terpampang sangat jelas di layar!

Salah satunya Aruna pos ulang pada akunnya sendiri, tentu dengan senyum melebar di wajahnya. Entah bagaimana, Aruna merasakan perasaan Gama sampai ke hatinya. Aruna senang dengan pengakuan secara tidak langsung ini. Meski, rasa senangnya tidak bertahan lama. Selain banyaknya notifikasi dari teman-temannya yang menganggap posting-annya uwu, ada satu komentar negatif yang menyelip di antaranya.

mahesaalydrs: (replied to your story) Balikan? Nggak mau belajar dari pengalaman, Aruna?

Saat itu perjalanan pulangnya—yang mendadak ditemani Gama karena laki-laki itu disuruh pulang oleh kedua orang tuanya—yang baru memasuki gerbang tol, seketika sudah tak menyenangkan. Lama sekali Aruna memandangi notifikasi masuk dari mantan sahabatnya yang satu itu. Pertemuan dan percakapan terakhir mereka masih meninggalkan kesan yang begitu menggores hatinya, dan Aruna lebih tidak menyangka kalau Mahesa memilih untuk sekali lagi menyakiti perasaannya dengan balasan seperti itu.

Aruna menghela napas gusar. Berusaha tak peduli, ia mengusap notifikasi itu hingga hilang. Ia pikir cara ini cukup untuk membuatnya lupa kalau Mahesa pernah memberikan balasan pada Instastory-nya, namun, setiap kali ada direct message baru yang muncul, setiap Aruna membalasnya, nama itu tertangkap lagi oleh indra penglihatannya. Entah kenapa, nama Mahesa Ali Alaydrus selalu memikat atensinya.

Itu adalah kabar buruk pertama siang ini. Kabar buruk keduanya adalah Gama peka akan gerak-gerik penuh risau dari Aruna. Diperhatikannya perempuan itu dalam diam. Sibuk sekali menyelami perhatiannya pada ponsel, padahal di sebelahnya ada orang yang bisa Aruna ajak bicara. Hingga pada entah menit ke berapa, Gama menyadari sesuatu setelah tidak sengaja melihat layar ponsel Aruna.

"Siapa itu, Aruna? Kok dia bales story kamu begitu, sih?" tembak Gama cepat. Jelas sekali Aruna bisa mendeteksi kekesalan Gama. Tersirat nada marah di sana, di suaranya yang tenang. Matanya menajam, pangkal alisnya saling menukik dan hampir bertaut. "Nggak kamu bales?"

Bibir Aruna membentuk lengkungan kecil. Ia mengangguk pelan. "Temen sekolah aku, Gam. Udahlah nggak usah dibales, ribet," balas Aruna tanpa minat. Gama memilih untuk tidak memberikannya respons meski hati kecilnya sedang protes besar-besaran. Rasa penasarannya tumbuh begitu cepat. Siapa sebenarnya Mahesa-Mahesa itu?

Pilu Membara Atas Nama Cinta MengabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang