mencuri!

570 79 12
                                    

Typo!

Haram maklum 😑
.

.

Malam mulai berganti bulan bersinar menerangi hutan kabut yang lebat.
Bintang bintang menjadi penghias malam
Sangat cantik jika ada yang memandang nya
tapi sayang bagi abikara binti kandang wesi
langit bukanlah obyek yang menarik untuk
di lihat sungguh! bagi abikara yang menarik
adalah jika hasrat nya tersampai maka itu
sangat menarik bagi dia . api yang membakar
ikan di atas kayu yang tusuk menggunakan
bambu hasil mencari ikan di sungai.
Loh abikara bukanya pangeran kandang wesi? ..  Iya emang , tapi abikara binti kandang wesi lebih suka kelayapan kalau
pengen makan di istana ya pulang , kalau bosen ya cari di sungai atau pas lagi mode
mager ia akan memalak pisang dari warga.
Tangan abikara memegang ikan bakar
saat akan memakanya tiba tiba terlintas
wajah cantik citraloka di dalam pikiran.

" kenapa wajah nya tiba tiba ada dalam pikiran ku" kesal abikara lalu membuang
ikan yang sudah di bakar ke tanah.

Sorot mata abikara sangat tajam ketika
melihat api yang masih menyala.
Langkah kakinya mendekati api tampak
wajah dingin abikara yang tampan.

" menyenangkan jika aku membunuh dia tapi
aku harus mencari tau siapa dia" ucap abi

Ia mengeluarkan sebuah kunai bertali merah
lalu mengoleskan racun pada kunai tersebut.
selesai mengoleskan racun , abikara bergegas menaiki kuda yang terikat di pohon. tanpa rasa dosa ia meninggalkan api
yang masih menyala tanpa berniat untuk
mematikan lebih dulu :(   - jangan di tiru-
sesaat kepergian abikara datanglah pangeran berbaju biru mahkota emas
yang tak sengaja melihat api yang menyala.

" astagfirullah .. Siapa orang  yang tidak bertanggung jawab seperti ini "! Heran
Raden kian santang lalu duduk di atas kayu.
ada ikan bakar yang masih utuh tergeletak
tak berdaya di tanah. Raden yakin pasti
seseorang tak lama meninggalkan tempat ini
tangan raden kemudian mengambil ikan bakar yang masih terpanggang di api.
lalu membukusnya dengan daun pisang
mungkin saja ada yang membutuhkan makanan makanya ia menyimpan ikan
bakar yang masih utuh dan panas.
Di sisi lain abikara memacau kuda dengan
gagah jubah hitamnya terbang karna
terpaan angin malam. Ia masih sentiasa
menggunakan topeng hitam kesayangan nya.

Tak !

Tak

Tak !
suara kaki kuda abikara terdengar dari jauh
kini ia mulai memasuki desa dengan lambat.
mata tajam nya menelusuri sekeliling
berharap menemukan apa yang ia cari.
citraloka sedang ke kedai untuk membeli
makanan untuk ia dan raden kian santang.
setelah selesai membayar ia terkejut ketika
makanan yang ia bawa terjatuh karna ulah
seseorang yang menyerang dengan pisau.

Mata citraloka memerah karna kesal makanan untuk sang raden harus terjatuh.
dengan marah ia mendekati orang bertopeng yang kini berdiri di hadapan nya.

" apa maksud mu kisana , kenapa menjatuhkan makanan ku " nada kesal

Abikara sang pelaku hanya diam tak
menjawab perkataan citraloka.
merasa tak ada tanggapan citraloka semakin
marah. Ia menyerang abikara lebih dulu.

Buk !

Dugh !

Bagh !
pertarungan antara citraloka dengan abikara
mengundang para warga untuk mendekat.
Tangan citraloka berusaha untuk menyerang
dada abikara tapi gagal karna perutnya
di tendang keras oleh abikara.

Bruak !
tubuh lemah citraloka terpental sampai
mengenai meja kedai di sana.

" arhh.. " lirih citraloka kesakitan

ABIKARA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang