Ada apa dengan mu rayi ?

456 60 9
                                    

...

Kandang wesi

para pengawal berjaga di gerbang istana
dengan siaga sambil memantau jika ada
musuh yang menyusup masuk.
abikara memandang istana kandang wesi
sebentar lalu melangkah masuk kedalam.

Bugh !

abikara terdorong mundur sambil memegang dadanya yang di tendang oleh wistapatih ia bingung kenapa raka nya menyerang dirinya.
"kenapa kau menyerang ku raka" dingin abikara sambil membenarkan baju.

" diam kau pendusta !" bentak wistapatih marah.

"apa maksud mu raka berkata seperti itu"
balas abikara tak terima

"Sudahlah aku tau kau menyamar sebagai abikara bukan !" jawab wistapatih.

abikara memandang wistapatih dengan tajam di balik topeng.abikara masih
memperhatikan dengan diam.

" kenapa kau diam! apa kau takut karna rahasia mu terbongkar penghianat"!
nada senang wistapatih.

dia bukan raka ku
Batin abikara kesal.

karna abikara sangat lelah ia berniat untuk masuk ke dalam istana tapi gagal karna
wistapatih menyerang abikara dengan pedang.

Shett ...

pedang wistapatih berhasil melukai lengan kanan adiknya sampai darah mulai menetes.
sontak abikara menatap marah wistapatih
tatapan abikara sangat tajam karna emosinya yang di pancing oleh raka nya.

" kau sebaiknya mati di tanganku raka"
datar abikara sambil melakukan jurus
yang terlarang yaitu penghancur roh.

Angin bertiup kencang ,daun daun kering
berterbangan di sekeliling abikara yang di kuasi oleh amarah yang besar.

langkah wistapatih perlahan mundur melihat
jurus penghancur roh lebih besar dari biasanya.wajah wistapatih tampak jelas takut karna jurus itu sangat mematikan.

Ketika abikara bersiap untuk menyerang
wistapatih teriakan ratu parwati berhasil
membuat abiakara tidak jadi menyerang.

"Berhenti! seru parwati sambil melindungi wistapatih dari abikara yang sedang marah.

"Abikara bunda mohon jangan bertarung satu sama lain ,kalian ini saudara putraku"
jelas parwati berkaca kaca.

abikara menatap parwati lama lalu membatalkan jurus penghancur roh.
kemudian berjalan maju mendekati wistapatih.parwati memandangi abikara dari atas sampai bawah.
kenapa abikara berpakaian hitam seperti ini lalu kemana baju yang ku berikan kemarin.
pikir parwati

Abikara memperlihatkan tanda lahir di kakinya lalu membuka topeng hitamnya.
" apakah bukti ini tidak cukup untuk membuktikan siapa aku " dingin abikara
pada wistapatih.

"Rayi abikara " batin wistapatih
lalu cepat cepat berdiri kemudian tanpa rasa bersalah memeluk abikara.

"maafkan aku rayi abikara karna menyerang mu" ucap wistapatih

"lain kali gunakan mata untuk melihat"
sadis abikara melepaskan pelukan wistapatih dingin.

abikara masuk ke dalam dengan memegang lenganya yang terluka karna sayatan pedang.
parwati khawatir kepada keadaan bungsunya
lalu mengikuti dari belakang diam diam.
abikara masuk ke kamar miliknya.

Parwati memutuskan masuk ke kamar bungsunya lalu duduk di sebelah abikara.
" biar bunda mengobati lukamu abikara"
tawar parwati lalu mengambil air

abikara hanya diam di tempat tidur.
tak lama parwati datang membawa ramuan
Air ,kain berbahan lembut untuk membersihkan darah di lengan abikara.

ABIKARA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang