ADA RASA !

511 62 27
                                    


Anggap aja trailer yakk!!
Belum pro sih masih kalah jauh mungkin mau coba yang pakai video sambil tunggu hp di perbaiki

( seadanya aja yakk!)

#..

Citraloka berjalan dengan tergesa gesa agar lekas sampai di desa alas untuk memberikan
penawar pada raden kian santang. Saat memasuki gapura desa ia terkejut ketika
melihat beberapa orang sedang membawa
Tandu yang di tutupi kain putih. Jantung
citraloka berpacu cepat pikiran buruk
mulai menghantui nya lantas ia berlari
sampai tersandung kakinya sendiri.
dengan sekuat tenaga citraloka berusaha
untuk bangun walaupun bajunya penuh tanah.
" TUNGGU"! teriak citraloka

warga desa yang membawa tandu akhirnya
berhenti lalu menurunkan dengan pelan.
Citraloka mendekat dengan langkah gementar ,mata citraloka memerah menahan
Air mata lalu tangan nya terulur untuk
membuka kain putih yang menutupi wajah.

Deg!

Apa ..

.

.
.
Tidak !

" RADEN!" teriak citraloka kuat.
Lalu dengan cepat citraloka memberi penawar pada raden kian santang, yang
wajah telah pucat tanpa darah.
dengan air mata yang mengalir ,terus memberikan penawar di mulut raden
berkali kali sampai habis tak tersisa.

" RADEN KU MOHON BANGUNLAH"!
panggil citraloka kuat . ia bisa melihat masih ada jejak darah yang mengenai jubah biru
Raden kian santang.

" apa aku terlambat raden, katakan apakah aku terlambat" citraloka.

" tabib apa yang terjadi pada raden kian santang. Kenapa bajunya penuh darah!"
Tanya citraloka pada tabib.

" ampun nyimas setelah nyimas pergi , raden kian santang terus menerus batuk darah"
jelas tabib sedih.

" apa .. Tapi bukankah kau seorang tabib seharusnya kau bisa menolong raden kian santang"! Bentak citraloka marah.

Tabib hanya menunduk sambil bersimpuh.
" maaf kan saya nyimas ,saya tidak bisa
membantu banyak maka dari itu saya siap
di hukum" pasrah tabib.

mendengar ucapan tabib membuat amarah
citraloka mereda dengan cepat ia
menghapus air mata dengan tangan.
" aku tau kau tidak bersalah tabib. semua ini gara gara ABIKARA! " ucap citraloka marah.

" Abikara ! Kau harus membayar dengan
nyawamu"! Ucap citraloka dengan mata tajam.

citraloka mengambil pedang yang ia simpan
di rumah penduduk kemudian meninggalkan
desa alas untuk membunuh abikara yang
membuat nyawa raden melayang .jika bukan
karna abikara mungkin saja raden kian santang masih bisa selamat.
Warga desa yang melihat gerak gerik
citraloka yang marah salah satu dari mereka dengan berani menghadang.

" ampun nyimas ,sebaiknya jangan berurusan dengan raden abikara karna dia
sangat kejam saya mohon nyimas".

Pandangan dingin citraloka menatap lurus.
" aku tidak perduli !"

" nyawa harus di bayar nyawa"!
Tekan citraloka di akhir bicara.
Tanpa basa basi ia pergi dengan amarah.
keluar dari desa alas dengan cepat.

di atas pohon sejak tadi mata biru abikara
melihat semuanya yang telah terjadi.
dari citraloka yang menangis sampai
Namanya di sebut abikara mendengar
semuanya tanpa terlewat.
Tatapan dingin abikara terfokus pada tubuh kian santang yang berada di tandu.

Kian santang!
Batinnya
dengan lincah abikara turun dari pohon
lalu membawa tubuh raden kian santang
dengan cepat lalu menghilang dari
pandangan warga desa.
Warga desa yang melihat kejadian barusan.
terkejut dan panik karna saat akan di angkat
tiba tiba tidak ada di atas tandu.

" jasad raden kian santang menghilang"
Panik

" bagaimana ini !"

" jika nyimas citraloka tau kita akan dalam bahaya"!

" ayo kita cari jasad raden kian santang"

Akhirnya mereka berpencar untuk mencari
Jasad raden kian santang.

..

Goa

Tubuh raden kian santang di letakan diatas batu yang datar. Jubah biru penuh darah
Wajah mirip dengannya ,tak ada jejak
bahwa kian santang masih hidup.
Mata abikara meneliti semua yang ada
pada raden kian santang.

" kau sepertinya sangat beruntung karna
sangat berati untuk citraloka" datar abikara

dengan gerakan tangan yang gesit abikara
mulai melakukan ajian rahasia lalu mengarahkan pada seluruh tubuh raden kian santang ritual selesai kemudian ia mengambil dupa lalu di nyalakn di letakan
di sekitar tubuh raden kian santang.
Aada senyum sinis di wajah dingin abikara.

Menarik seperti nya ...
Batin abikara licik.

Tak ingin berlama lama lagi abikara segera pergi meninggalkan raden kian santang
di dalam goa yang sunyi.

...

Lanjut? ..

ABIKARA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang