pulang ke istana

362 58 8
                                    

Typo !

menggunakan jubah biru mahkota emas
memasuki perbatasan Padjajaran di sepanjang jalan banyak warga yang memberikan hormat kepada sang pangeran
sang pangeran hanya memberi senyum tipis
" mereka tidak takut dengan kian santang
berani sekali menyapa ,sebaik apa kian santang kepada mereka"  monolog abikara

"Raden kian santang telah kembali"!
seru salah warga bahagia

para warga datang untuk menyambut
Pangeran yang sangat mereka cintai.
Abikara hanya melihat dengan diam
hanya senyuman tipis yang diberikan agar
mereka tidak curiga bahwa dirinya bukanlah
kian santang yang asli.

" selamat datang ke Padjajaran raden, kami ada sedikit makanan jika berkenan sudikah
raden mampir ke gubuk kami"
seorang ibu berkata sopan pada abikara.

" bahkan mereka menawari makanan apakah
mereka sangat mencintai kian santang"
monolog abikara

" raden .. kenapa diam "? Tegur salah satu warga sopan.

Abikara berusaha untuk terlihat ramah
walaupun terpaksa minimal senyum manis.

" tidak perlu , aku sudah kenyang terima kasih atas tawaranya " balas abikara sopan

dengan berat hati warga membiarkan kian
santang pergi dari desa untuk ke istana.
mereka pun bubar untuk melanjutkan aktivitas masing masing tapi diantara mereka ada seorang wanita yang tersenyum
licik dari balik cadar memandang abikara.

" abikara .. lewat dirimu lah aku bisa
menghancurkan kian santang " prahasini
berkata devil lalu melesat hilang.

melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki
setelah sampai di pintu gerbang istana Padjajaran para pengawal langsung memberi hormat pada kian santang.

"Selamat datang kembali raden kian santang"
ucap para pengawal

sang empu hanya mengangguk

seorang ratu yang cantik mengenakan baju
berwarna emas menyala dengan mahkota
yang menambah paras cantik lembut nya.
keluar dari istana untuk menghampiri
sang anak bungsu yang selalu ngebolang.

" putraku kian santang kau sudah pulang"
subang larang berkata lembut lalu mengulurkan tanganya pada abikara.

abikara hanya diam tak segera mencium
tangan subang larang.

" alhamdulillah rayi kau sudah kembali ,yunda sangat merindukanmu "
rara santang berujar bahagia

" adikku yang hebat sudah pulang bagaimana perjalanan mu.apa kau ada masalah di jalan" tanya walangsusang

abikara masih diam tak menjawab karna
dia bingung harus bagaimana tapi dengan
perlahan abikara mencium tangan subang
larang walaupun terpaksa.

Cup

" seperti ini rasanya mencium tangan seorang ibu" ujar abikara dalam hati

dengan lembut subang larang memeluk kian santang dengan erat.
" nak , bunda tau kau bukanlah putraku kian santang tapi bunda yakin kau anak yang baik" subang larang berbisik pada abikara.

abikara terkejut mendengar perkataan ibu dari kian santang tapi tetap bersikap tenang.

rara santang dan walangsusang memperhatikan interaksi bundanya dengan
adiknya yang terlihat  tak biasa.

" ibunda kenapa lama sekali memeluk rayi kian santang kami juga ingin memeluk"

" baiklah nak " subang larang

" raden .. Kau .." citraloka datang tapi pandangan fokus pada kian santang.

sedangkan  abikara hanya melihat citraloka
sambil di peluk sayang oleh saudara kandung
kian santang.mata mereka saling bertatap.

ABIKARA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang