Bertahan walau terluka

414 62 19
                                    

Typo again hehehe

Senja terlihat cantik ketika hampir tenggelam aliran sungai yang terdengar
deras melewati batu batu besar.
sepanjang mata memandang semua tampak indah burung burung mulai kembali ke sarang. Namun tidak dengan pangeran
berparas dingin sayangnya tamvan.
Netra biru abikara menatap sungai dalam
diam bayang bayang citraloka masih
jelas dalam ingatanya.

" bodoh mengejar seseorang yang tidak
pernah menganggap aku ada ,aku hanya
bayangan yang tidak terlihat di matanya"
abikara berucap dingin

Abikara bingung kenapa dirinya bisa jatuh hati pada seorang putri seperti citraloka.
jika di pikir banyak sekali putri cantik dari
kerajaan lain yang ingin bersama dirinya.
tapi hati abikara ibarat es yang dingin.
ketika telah bertemu dengan api yang
bisa melelehkan hatinya ternyata
cintanya bertepuk sebelah tangan.

" apa aku harus kembali ke kandang wesi"
ucap abikara pada angin

Dari semak semak seorang gadis bertopeng
berjalan menghampiri abikara yang masih
menggunakan baju kian santang.

" pangeran abikara " seru prahasini

abikara menoleh dengan raut wajah dingin.
dengan tatapan setajam elang menatap
Prahasini. Prahasini termenung melihat
paras tampan abikara dengan mata birunya.

ternyata dia tamvan juga
batin prahasini tak sadar.

" kau .. apa mau mu" pendek abikara

prahasini tersadar dari lamunanya lalu
menatap lawan nya dengan tenang.

" aku tau maksud mu datang ke sini pangeran abikara kau ingin sedang mengejar seseorang bukan" tebak prahasini

abikara masih bungkam tak menyahut
dia hanya memperhatikan gerak gerik
prahasini dengan dingin tak minat.

" ternyata pangeran dari kandang wesi menarik juga bahkan kau lebih menarik
dari wistapatih" pancing prahasini

salah satu tangan abikara melakukan gerakan yang tidak di ketahui oleh prahasini.

" berhenti bicara omong kosong katakan apa mau mu" datar abikara

" tenang abikara tamvan aku hanya ingin
kau melakukan seseutu untuk ku maka aku akan membantu mu dekat dengan citraloka"
jawab prahasini menekan akhir kalimat.

abikara langsung membatalkan jurus yang
di buat ketika mendengar ucapan prahasini.
terlihat berpikir tapi menatap dingin prahasini.

" kau ingin memanfaatkan ku untuk menghancurkan nama kian santang bukan"
sinis abikara pada prahasini.

Mata prahasini melebar mendengar jawaban
dari abikara yang spontan tidak terfilter.
wajah prahasini tampak kaget walaupun
berusaha bersikap biasa.

" jangan berpikir aku bodoh prahasini.aku tidak ingin di perbudak oleh siapapun"
balas abikara berjalan maju menghampiri
prahasini.

perlahan prahasini berjalan mundur ketika
melihat gerakan tangan abikara yang
melakukan jurus penghancur roh.

Jurus itu bukankah sudah punah
panik prahasini.

abikara berhenti tak jauh dari prahasini
dengan serius melakukan gerakan
jurus penghancur roh ,bola api berukuran sedang berada di tangan abikara.

" aku bukanlah kian santang yang membiarkan penghianat seperti mu kabur"
ucap abikara lalu mengarahkan jurus penghancur roh tepat ke arah prahasini.

bola api tepat mengenai dada prahasini
dengan kuat membentur pohon besar.
Buak
tubuh prahasini terjatuh berguling di tanah.
cairan merah keluar dari mulut prahasini.

ABIKARA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang