Berusaha !

348 61 9
                                    

Typo mulu

Di istana Padjajaran ia tampak melihat lihat
bagaimana suasana di tempat musuhnya.
para dayang mengerjakan tugas masing masing ,ada latihan prajurit, ada rara santang yang sedang latihan bersama
walangsusang semua tampak damai bahagia
Mata biru abikara terfokus pada citraloka yang sedang duduk di taman istana.
di benak abikara terbesit untuk menghampiri
citraloka tapi gagal karna keduluan oleh
surawisesa sauadara tiri kian santang.

kenapa surawisesa mendekati citraloka
kesal abikara masih menatap dari jauh.

Sedangkan surawisesa tampak sedang
ingin berbicara serius dengan citraloka.
" citraloka apa kau masih berharap dengan
perjodohan mu dengan raka kian santang"
surawisesa membuka pembicaraan.

citraloka yang sedang duduk santai menoleh ke arah surawisesa dengan wajah bingung.
" maaf raden tapi apa maksud pertanyaan mu" balas citraloka.

"begini nyimas ,maksudku adalah apakah
masih berharap dengan perjodohan antara kau dan raka kian santang"
ulang surawi

mendengar pertanyaan surawisesa membuat
citraloka menuduk sambil tersenyum tipis.

"aku tidak tau raden ,aku hanya mengikuti kata hatiku saja karna aku yakin bahwa
takdir akan mempersatukan" ucap citraloka
lembut.

Wajah surawisesa terlihat murung mendengar peryantaan dari citraloka.

" tentu saja nyimas ,semoga takdir mempersatukan kalian" balas surawisesa

" nyimas kalau begitu aku permisi sampurasun" ucap surawisesa pergi
dari hadapan citraloka.

citraloka hanya mengangguk pelan sesaat kemudian angin berhembus kencang
menerbangkan segala sesuatu di sekelilingnya. Citraloka tidak dapat melihat
karna dedaunan bercampur debu berterbangan. sebuah perisa milik prajurit
terbang ke arah citraloka dengan cepat
seseorang menjadikan badanya sebagai
pelindung citraloka.

samar samar citraloka membuka mata
tampak sosok tampan sedang menatap
ke arahnya dengan wajah dingin tatapan lembut.

" kau .. " ucap citraloka terputusng terkejut

" iya ini aku ,apakah kau berpikir bahwa
kian santang yang berada di depanmu"
rendah abikara

pandangan mereka saling bertemu satu sama lain dengan pikiran masing masing.

" iya itu benar apakah kau keberatan pangeran abikara " sahut citraloka

abikara masih terdiam tak menjawab.
hatinya terluka mendengar ucapan orang
yang dia sukai tapi mengharapkan orang lain

angin telah berhenti barang barang berserakan di halaman istana rintik rintik
tetesan air hujan turun membasahi istana
Padjajaran yang luas.

" kenapa berharap kepada orang yang jelas tidak menyukai mu citraloka sampai kau
lupa bahwa ada seseorang yang menunggu mu" jawab abikara

citraloka langsung diam ketika ucapan abikara yang sangat menusuk hati.
citraloka berusaha untuk pergi dari hadapan
orang yang sangat dia benci yaitu abikara.

" kau bisa pergi dariku citraloka tapi kenyataan tidak bisa kau hindari"
ucap abikara tanpa menoleh ke citraloka.

tubuh citraloka memantung di bawah guyuran hujan bersama abikara yang
masih berada di belakang citraloka.
( mereka saling membelakangi guys)

kali ini ucapan abikara sukses meruntuhkan
pertahanan hati citraloka pada kian santang.
dengan sekuat hati citraloka membalas
perkataan pedas abikara pada dirinya.

ABIKARA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang