rindu ibunda

340 60 47
                                    

Typo !!!!!!?

Ehemm
....

Tes ..

Tes...

ada orang kah yang menunggu cb ini?

kalau ada boleh ko kasih masukan.
cb abikara pengen tamat sampai 25 atau 30!

Kasih jawabab kalian ☺


Lanjut !!







Alas roban

Abikara sedang berjalan menyusuri hutan
dia tidak tau jika dirinya berada di
Alas roban tempat para dedemit,jin.
dengan langkah lelah abikara berhenti
untuk beristirahat di bawah pohon besar.
" di sini sangat sesak seperti banyak penghuni padahal hanya hutan "
bersender pada pohon.

Aarrrhhh..... Suara keras terdengar

" siapa ! " sahut abikara langsung berdiri
melihat sekeliling dengan siaga.
asap hitam muncul dibelakang abikara.
" Aaarrhh....!!! " wujud besar tinggi
mata merah tubuh hitam berbulu.

" kau ! apa maumu !" tanya abikara.

"Arrghhhhh ...!!! Menyerang abikara.

abikara menancapkan keris
ke gendurowo.

teriakn keras terdengar didalam hutan.

" itu akibatnya jika mengganggu manusia!"
dingin abikara.

"ampunnn ... aarghhhh ... Aaammpunn !!
kesakitan karna keris abikara.

"Pergilah dari hadapan ku! jika aku melihat mu! maka   aku akan membunuhmu!" dingin abikara.

gendurowo pergi dari hadapan abikara

" alhamdulillah .. , " ucap abikara tak sadar.
melanjutkan perjalanan untuk kembali
ke kandang wesi.

..

" kian santang berhenti!" wistapatih

kian santang berhenti lalu
berbalik ke arah wistapatih.
"Sampurasun raden ,"

" ck ! jangan basa basi kian santang!
katakan kemana kau bawa abikara adikku!" bentak wistaptih.

" apa maksud mu .. aku tidak tau dimana
abikara .. " jawabnya

" oh ! jadi kau masih tidak mau mengaku!
  kalau begitu akan ku beri
perhitungan padamu!" marah wistapatih
langsung menyerang kian santang.

Pertarungan keduanya terjadi!

di sisi lain..

abikara sudah sampai di kandang wesi
dengan selamat sentosa seperti doa ibu.
saat memasuki gerbang istana para
prajurit langsung memberikan hormat.
"Selamat datang kembali raden Abikara"
Ucap serempak.

" terimakasih ,kalian sudah menjaga
kandang wesi dengan baik" ucap abikara
masuk ke dalam istana.
para prajurit saling melihat satu sama lain.
"ternyata benar raden abikara sudah berubah " senang mereka.

"Semoga raden abikara bisa menjadi
raja dikandang wesi" sahut yang lain.

" assalamualaikum ... " abikara
memberi salam kepada ibunya yang
sedang duduk merajut kain.
" abikara ... putraku ... kau kembali nak"
senang parwati memeluk erat abikara.

" iya bunda ,aku kembali " halus abikara

" kemana saja kau selama ini abikara
bunda sangat khawatir padamu " tanya
parwati.

" bunda , aku hanya mencari ketenangan
aku minta maaf bunda atas kesalahan ku
selama ini " bersimpuh di kaki bundanya.

"abikara ... , jangan seperti ini putraku
bangunlah, bunda sudah memaafkan mu"
lembut parwati agar abikara berdiri.

" bunda , .. aku mohon maaf karna
selama ini telah menjadi anak durhaka
kepada ibunda " sesal abikara.

" cukup , abikara dengar bunda nak.
bunda selalu memaafkan mu juga rakamu
melihat mu sudah berubah bunda sangat bahagia nak" haru parwati mencium kening abikara lembut.

abikara merasakan ciuman hangat
dari bundanya persis seperti dulu
saat dia sedang sakit.

" bunda yakin kamu sudah berubah nak
lalu tadi kamu mengucapkan salam abikara" ? tanya parwati.

" ....  ...." abikara langsung terdiam.

" kenapa diam ? Katakan sejujurnya
apakah kau masuk islam abikara ..?

" iya bunda aku masuk islam "
sahut abikara.

ratu pawarti terkejut tapi hanya diam
matanya berkaca kaca menatap abikara.
" jika bunda tidak setuju aku masuk
islam ,maka aku akan pergi dari istana"!
tegas abikara hendak pergi.

" tunggu abikara"! cegah parwati

" jangan pergi bunda tidak akan melarang mu memeluk islam nak ,tapi rahasiakan
dirimu sebagai islam dari rakamu"
jelas parwati lembut.

" ya bunda , " sahut abikara

" ayo ganti pakaian mu abikara"
ajak parwati mengandeng abikara.
abikara hanya mengikuti dalam diam.

halaman istana

jubah berwarna emas perpaduan hitam
mahkota yang mengkilat di atas kepala.
Abikara sedang berdiri didepan istana.

" kemana raka pergi , pergi seenak sendiri"
gumam abikara.

" abikara apa yang kau lakukan diluar malam ² begini " tegur parwati

" aku sedang menunggu raka ,apa raka selalu tidak kembali seperti ini "?
tanya abikara

" iya abikara ,rakamu selalu pergi dia jarang berada di istana" jawab parwati.

abikara hanya diam tak Menjawab
melihat ke luar istana dengan seksama.

" kian santang , ...! " kaget abikara





..........






ABIKARA ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang