5. HUKUMAN

1.6K 229 12
                                    

VOTE!!
AKU MAKSA

SELAMAT MEMBACA!!

__________

Aji sempat curiga dengan perubahan sikap dirga, biasanya anak itu bakal ogah masuk kelas apalagi sekarang pelajaran bahasa arab, sungguh hal ini membuat aji semakin curiga.
Apalagi ekspresi muka dirga yang kelihatan sangat bahagia, kemarin saat pelajaran bahasa arab juga dirga kelihatan depresot,apalagi mendengar celotehan ustadz abraham didepan,rasanya dirga ingin jungkir balik depan kelas sambil salto nungging.

Sungguh ini bukan dirga!

Walaupun aji baru mengenal dirga 2 hari yang lalu namun lelaki itu sudah paham betul bagaimana sikap dirga yang sebelas duabelas dengan orang gila dirsj, biasanya dirga akan kelihatan stres dan suka menganggu aji, biasanya juga dirga bisa berbubah menjadi pelawak, bahkan dirga juga bisa berubah menjadi seorang badboy dengan tampang dinginnya.

"Lo yakin, lo sehat aja ga?" tanya aji sedikit berbisik kepada dirga yang duduk disebelahnya, dirga tak menjawab ia malah senyum-senyum sendiri menghadap kedepan bikin aji makin curiga, apa dirga naksir ustadz abraham? ah apaan sih aneh-aneh aja, pikiran itu segera aji tepis jauh-jauh, apa jadinya kalau dirga suka beneran sama ustadz abraham? mungkin mereka akan hidup bahagia dijerman.

"Dirga" panggil aji sekali lagi, namun tak dijawab juga, dengan kesal aji menggebrak meja membuat seluruh perhatian terarah kepadanya

BRAK

Bunyi itu berhasil membuat dirga tersadar dari lamunannya, ia menggerjapkan bola matanya berulang kali mencoba memahami situasi

"AJIRAHMAN FIKIH!!" Ustadz abraham langsung menghampiri aji yang tengah cengengesan saat sadar menggebrak meja "Sori pak refleks tadi" ucapnya seraya meringgis "Jangan bohong, mana ada orang refleks gitu" sangkal ustadz abraham "saya manggil dirga dari tadi nyuruh dia fokus tapi dia malah asik senyum-seyum" tuduh aji ke dirga membuat dirga membelalakan matanya, apa-apaan padahal dirga dari tadi dalam mode kalem kok malah disalahin sih?

"Kalian berdua saya hukum cabuti rumput liar diseluruh penjuru pesantren" keputusan final ustadz abraham membuat dirga terkejut "Loh saya gak salah pak, aji tuh yang salah"

"Kalian berdua salah, silahkan keluar pintu terbuka sangat lebar, selebar hidung aji"

"pak ustadz ngelawak?"

"Enggak saya berkebun"

"Bodoamat lah gapeduli" setelah mengucapkan itu dirga dan aji ngacir kelapangan "gara-gara lu nih" ucap dirga seraya menatap aji nyalang "Ya elo sih orang manggil kagak nyaut, kan esmosi gua" balas aji takmau kalah "Dikira kita kambing apa yang rajin nyabutin rumput" aji menggedikan bahu saja, malas meladeni dirga.

"Ke taman aja lah ga, males gue" aji tiba-tiba mengajak Dirga ketaman, entah kenapakan dirga pun tak tau, ia hanya mengangguk saja paling nanti bakal dimarahin pak abraham.

Setelah sampai dirga dan aji langsung duduk ngadem,kebetulan cuaca disekitar taman sedang berangin "Ji lo kenapa bisa masuk pesantren?" tanya dirga membuka suara "Enyak gue nyuruh kesini, katanya pesantren punya temen babeh gue yaudah gw masuk sini" dirga mengangguk mengerti "Terus si farel sama alfi?"

"mereka sih emang udah kepengen dari dulu jadi santri disini, lo tau sendiri anaknya ustadz bening-bening, santriwati disini tuh bening-bening apalagi
nadhira,nora,lea,putri,aliza,zahwa beh damagenya gak kuat gue" balas aji ia membayangkan wajah para primadona pesantren ini.

"Nah ini gw sampai lupa, nadhira itu bininya ustadz dzaki atau begimana?" tanya dirga yang baru ingat kejadian tadi pagi diparkiran
"Nadhira mah anaknya,anak ustadz dzaki ada 3 anak pertamanya cakra, terus si kembar nadhira sama alta. bininya ustadz dzaki namanya ayla udah meninggal 17 tahun lalu saat ngelahirin nadhira sama alta" jelas aji

"Lo tau darimana cerita beginian?"

"Dari babeh gue lah,siapa yang kagak kenal bapak gue siwakil ketua geng terkenal se-jakarta dulu REGAVOS, MASHERU SANTANU" aji menepuk dadanya bangga atas pangkat sang ayah, aji adalah anak heru, masih kenal ingat heru kan?

"Regavos musuh bebuyutan Triger One" gumam dirga masih bisa aji dengar "Lo kenal triger one?"tanya aji heran "Triger one geng motor yang hampir bikin mama gue meninggal" dirga menggertakkan giginya, dia ingat betul geng motor yang pernah hampir membuat mamanya meninggal.

Bahkan sampai sekarang mamanya masih koma, demi apapun dirga benar-benar benci geng motor itu.

TO BE CONTINUED


PERFECT NADHIRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang