38. PAPA?

893 135 18
                                    

GAMAU BANYAK BICARA, SO HAPPY READINGGGGGGGGGGGGG 😍

_________________________________

Setelah tau jika fadlan sakit, tiara langsung bergegas mengajak salsa ke rumah sakit tempat fadlan dirawat, mau sebejat apapun fadlan ia tetap ayahnya, darah fadlan jelas mengalir didarah tiara, sekecewa apapun tiara, ia tetap memiliki hati.

Ceklek

Pintu ruang rawat terbuka menampakkan lifa yang menangis disamping papinya yang terbaring lemah.

"Papi maafin lifa hiks, seharusnya lifa gak begini" ujarnya sambil menangis terisak, tiara yang melihat itu sedikit menunduk hatinya serasa tergores pisau tajam.

"Ayo nak, papa udah nungguin kamu" ucap salsa,tiara mengangguk lalu berjalan pelan kedekat sang papa.

Lifa yang menyadari itu langsung berdiri dan mempersilahkan tiara, namun sebelum itu ia menatap sedih ke arah tiara "Maafin kata-kata kasar lifa tadi kak" ujarnya seraya menatap tiara, hati tiara sedikit menghangat mendengar lifa memanggilnya dengan sebutan Kak.

"Gapapa" balas tiara seraya tersenyum hangat, ia harus membuang semua rasa egois dihatinya, membuang segala kebencian yang ada dihatinya demi sang ibu, sesuai pesan moza jika ia tak boleh menyimpan dendam kepada keluarga sang papa nantinya.

Tiara duduk dengan pelan dikursi samping ranjang sang papa, lalu dengan sedikit canggung ia memegang tangan papanya.

Hangat

Itu lah yang tiara rasakan, ternyata begini rasanya mengenggam tangan seorang ayah? air matanya menetes lalu mencium tangan pucat tersebut, meminta maaf sebesar-besarnya karna sudah berlaku semena-mena hari itu.

"Papa... "

"Hiks papa" tiara tak kuat ia langsung menangis.

"Sadar pa, ini tiara hiks tiara udah maafin papa, tapi papa harus sadar hiks, tiara pengen diajak jalan-jalan sama papa, pengen dipeluk, pengen dicium, pengen disayang, pengen dimanjain sama papa" ujarnya tersedu-sedu.

Perlahan kedua kelopak mata fadlan terbuka, tangannya terasa basah, dengan tatapan sayu ia menatap sang empu yang menangis ditangannya, ia sedikit terkejut, ia kira yang menangis sambil mencium tangannya adalah Lifa, ternyata Tiara, Tiara Putrinya.

"P-putriku?" suara fadlan terdengar lirih, namun tiara dapat mendengarnya, gadis itu mendongak dan menatap sang papa yang sudah tersadar.

"Papa... " panggil tiara, fadlan mengangguk lalu merentangkan kedua tangannya, tiara yang sadar langsung berhambur kepelukan hangat papanya tersebut

"Hiks papaa"

"Maafin papa tiara" ujar fadlan

"Papa jahat banget sama kamu dan ibu kamu, maafin papa, papa emang brengsek, papa lelaki brengsek" lanjutnya, air mata lelaki itu menetes menyesali perbuatannya.

"Tiara udah maafin papa, jangan sakit lagi pa, sekarang tiara cuma punya papa hiks" balasnya.

Salsa dan Lifa yang melihat itu hanya tersenyum, lalu fadlan menatap ke anak dan istrinya,memanggil keduanya untuk ikut berbagi pelukan.

Langsung saja keduanya ikut memeluk fadlan.

"Maafin lifa pi, lifa emang anak gak guna udah bikin papi malu" ucap lifa

"Ini salah papi fa, ini semua karma karna papi dulu bener-bener brengsek" balasnya

"Kita lupain semua masalah, dan mulai lembaran baru ya?" ujar salsa membuat ketiganya mengangguk dan larut kedalam pelukan.

"Jadi gini rasanya punya keluarga yang lengkap? Punya papa, punya mama, punya adik, Ya Allah aku pengen selamanya begini, bunda pasti seneng diatas sana, karna aku udah berhasil damai dengan keadaan, bunda tiara kangen, tiara harap bunda ikut seneng karna tiara seneng" batin tiara seraya tersenyum.

Sedangkan nadhira yang melihat semua itu dari luar juga ikut tersenyum.

"Sesuai keinginan bunda pas datang ke mimpi dhira, sekarang om udah menyesal dan keluarga mereka akan bahagia" gumamnya lalu pergi dari sana.

(灬♥ω♥灬)

Saat ini nadhira tengah duduk bersantai diteras rumahnya seraya menggendong Azizah,putri dari
C

akra dan sandy


Bocah berumur 4 bulan itu terlihat sangat anteng saat berada digendongan nadhira, bahkan sesekali ia tertawa gemas karna nadhira ber Ciluk Ba.

"Zizah nanti kalau udah gede mau jadi apa sayangg?" tanya nadhira yang tentu hanya dibalas dengan tatapan polos dari azizah.

"Ih gemes banget ponakannya tante" geramnya lalu mencium pipi azizah gemas.

Waktu berjalan begitu cepat, besok ia dan dirga akan melangsungkan pernikahan, ya mereka akan menikah besok, nadhira jadi tak sabar ia sudah menunggu momen ini dari lama.

"Nadhiraa" panggil seorang perempuan dari arah dapur, sandy.

"Iya kak kenapa" tanya nadhira lalu berjalan menuju dapur.

"Sini pasang hena dulu!" titah nora

"Zizahnya siniin biar sama gue" ujar tiara lalu mengambil alih azizah dari nadhira, nadhira hanya mendengus kesal lalu duduk didepan nora,aliza,dan zahwa.

"Udah berapa bulan za?" tanya nadhira ketika duduk, aliza tersenyum malu-malu lalu menjawab "Baru 5 minggu" balasnya, nadhira hanya terkekeh, aliza tengah mengandung anak dari aji.

"Gak kerasa besok lo udah nikah aja nadh" ujar tiara ikut nimbrung.

"Seminggu kemudian juga lo nyusul ra" balas nadhira, tangannya sedang diukir hena oleh nora dan zahwa, sedangkan aliza hanya duduk sambil memperhatikan.

"Sakit gak?" tanya nadhira tiba-tiba kepada aliza.

"Sakit apaan?" balas aliza tak mengerti.

"I-itu loh " nadhira menggaruk tengkuknya yang tak gatal, setelah ngelag beberapa saat barulah aliza paham

"Ohhh Malam Pertama?" tanyanya dengan nada sedikit kuat membuat nadhira menatapnya melotot.

"Coba aja sendiri besok" balas aliza lalu tersenyum mengerikan,membuat nadhira merinding.



PERFECT NADHIRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang