12. CURHAT

1.1K 183 8
                                        

VOTE+KOMENT

HAPPY READING

Playing
🎵~Happier-Olivia Rodrigo~🎵

"Hanya Temu Yang Berakhir Semu"
~Cakra adinata~

______________________________


"Abang kenapa?" tanya nadhira saat merasakan bajunya basah karna air mata cakra "Abang" panggil nadhira pelan "biarin sebentar dulu begini dek" ucap cakra, nadhira mengangguk lalu mengelus punggung sang kakak, berusaha menenangkan "Abang ada masalah? cerita sama dhira" ujarnya "Inget bang, dhira selalu ada disini buat abang, kalau abang sedih nadhira yang bakal hapus air mata abang, berhenti nangisnya masa cowo cengeng" cakra terkekeh disela tangisannya.

Nadhira mengurai pelukan sang kakak, ia menatap lamat-lamat wajah cakra, lalu nadhira terkekeh dan mengusap air mata yang menggenang dipipi sang kakak "Cengeng banget abangnya dhira" ucapnya seraya tertawa,membuat cakra mencebikkan bibirnya kesal, dan hal itu makin membuat nadhira tertawa makin kencang

"Anak cewek gakboleh ketawa terlalu keras" peringat cakra seraya mencubit hidung sang adik dengan gemas "Hahhaha abisnya abang sih lucu banget" cakra ikut terkekeh mendengarnya, perlarian paling tepat saat sedih adalah adiknya
"Nah sekarang cerita kenapa abang nangis? putus sama kak lea?" tanya nadhira memastikan, ia sudah tau jika sang kakak memiliki hubungan lebih dengan gadis bernama lea, walaupun kenyataannya cakra tak pernah berpacaran dengan lea.

"Dia dijodohin" ucap cakra cepat membuat nadhira melotot "Dijodohin?" tanyanya memastikan, cakra mengangguk sebagai jawaban, pria itu kembali menunduk "Abang mau dijodohin juga gak? ayo kita minta ayah nyari istri buat abang, tuh anaknya ustazah nafisha kak ashwa cantik banget mana sholehah lagi" tawa nadhira "abang masih mau sendiri dhiraaaaa" ujar cakra seraya tersenyum, tangannya mengelus lembut kepala sang adik.

"Dulu pas kamu sama sikampret masih dalam perut bunda abang suka ngelus kalian, kalian juga sering banget nendang-nenang, jangan bilang kalian main bola lagi dirahim bunda?" nadhira mendelik mendengarnya, enak aja dikata perut bundanya lapangan bola apa! abangnya ini ada ada aja. "Abang manggil alta apa tadi?" tanya nadhira memastikan "Kampret" balas cakra membuat nadhira kembali tertawa, bisa-bisanya alta siganteng dikatain kampret.

Kadang ustadz dzaki juga kesel sendiri ngeliat alta, soalnya bukan malah mirip ustadz dzaki alta malah lebih mirip sama irwan sikutu kupret yang entah dimana keberadaanya selama ini, memang nadhira dan alta memiliki wajah yang tak seutuhnya kembar macam yang lain, hanya sedikit saja kesamaan antara mereka berdua, ustadz dzaki sampai curiga jangan-jangan anaknya tertukar, enggak bercanda kok hehe.

"Udah ah bentar lagi maghrib mending abang siap-siap sholat berjamaan dimushola" ujar nadhira, cakra mengangguk lalu pergi dari sana, begitupun nadhira, ia kembali ke asramanya

"Nadhh" panggil nora kala melihat nadhira melintas "Kenapa nor?" tanya nadhira "Ish callme rara nadh!" tekan nora membuat nadhira terkekeh "iya ada apa ra?" tanya nadhira sekali lagi "Itu dirga jatuh dari pohon mangga, sekarang lagi diuks" ucapan nora membuat nadhira membelalakan matanya, kenapa sih kampret itu selalu aja bikin ulah? sehari saja dirga menjadi kalem nadhira akan bersujud syukur mungkin.

Tanpa tunggu lama nadhira langsung berlari le uks, bukannya khawatir nadhira cuma pengen liat doang, ditekankan CUMA PENGEN LIAT DOANG GAK LEBIH!.

*****

Selepas meninggalkan nadhira bersama cakra, dirga memilih berjalan-jalan mengelilingi pesantren, tempat ini tak asing lagi baginya yang sudah tinggal hampir 2 bulan disini. tanpa sengaja matanya tertuju kearah mangga muda yang terlihat menggiurkan, dirga meneguk salivanya kasar, melihat sekitar dan sepi, dengan cepat dirga naik keatas dahan dan mengambil 4 mangga yang bergantungan, tanpa melihat dahan yang sudah rapuh.

Tanpa ragu dirga betumpu pada dahan itu, namun hanya beberapa saat, sebelum dahan itu patah dan membuat dirga mencium tanah dengan tidak estetiknya, para santriwan yang melihat itu langsung menghampiri dirga dan membopongnya ke uks "Sakit pinggang gue njir" dirga menggaduh seraya memegang pinggangnya yang serasa ingin patah.

"Kamu tuh ya sehari aja gak buat masalah bisa gak?" suara nadhira terdengar jelas ditelinga dirga membuat cowok itu menoleh seraya menyengir "abis mangganya ngegoda gue sih, yaudah gue ambil" balasnya "mana yang sakit?" tanya nadhira, dirga menunjuk pinggang beserta sikunya yang terasa sakit juga.

Nadhira memanggil tim medis pesantren untuk membantu membersihkan luka dirga, jam telah menunjukan pukul 5 sore "Aku pamit dulu, bentar lagi magrib, jangan lupa sholat. nanti aku suruh aji jemput kamu disini" ucap nadhira membuat dirga mengangguk antusias, jarang sekali nadhira peduli begini kepadanya. kalau begini sih dirga rela kok jatuh dari pohon tiap hari biar nadhira peduli sama dia.

"Roman-romannya gue bakal berhasil nih dapetin hati nadhira, ya walaupun abangnya agak ngeselin sih"

TO BE CONTINUED

GABUNG GC DAN HUBUNGI NOMER INI :085245736846

JANGAN BACA DOANG, KASI VOTE DONG BUAT NGEHARGAIN KERJA KERAS AUTHOR NULIS SAMBIL NAHAN NGANTUK.

PERFECT NADHIRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang