Bab 36 : Osaka - The Honeymoon

1.9K 296 28
                                    

St Regis, Osaka

Jumat, Juni 2005

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat, Juni 2005

Benny menghela napas panjang di dalam kamar mandi. Di belakangnya terpasang bak mandi marmer mewah yang menghadap ke kaca jendela besar yang menyuguhkan pemandangan kota Osaka. Pemandangan malam hari dari kamar mandi suite mereka pasti indah. Sayang, pikiran Benny tidak berada di sana,

Mereka sedang berada di kamar hotel mereka di Osaka. Honeymoon yang tertunda, tapi Benny tak berharap banyak.

Sekarang untuk membuka kemeja saja butuh beberapa menit. Hatinya terkoyak melihat tangan Vina bergetar hebat ketika pertama kali memegang ujung kancing Benny seolah kancing itu berbisa dan bisa melumatnya habis-habis.

Hari kedua, ketiga, sudah lebih mudah. Tak perlu 10 menit untuk membuka sebuah kancing. Ini benar-benar uji kesabaran tingkat dewa. Terkadang pikirannya melayang kemana-mana. Pekerjaan yang belum selesai, tetapi ia tahu Vina perlu menghadapi ketakutannya sedikit demi sedikit. Ia berusaha selalu tersenyum lebar dan menyemangati Vina. "You can do it!" "You're awesome,"

Entah sampai kapan mereka harus begitu. Benny melihat pantulan dirinya di kaca sebelum ia beranjak keluar dari kamar mandi. Wajahnya tampak letih.

"You can do it, Ben," bisiknya. Ia melihat keluar jendela, pemandangan Osaka yang indah. Targetnya, jalan-jalan keliling kota, menikmati Sushi dan makan ramen. Sederhana, bukan?

"Ben," panggil Vina. Benny pun membuka pintu kamar mandi dan tertegun melihat Vina di luar, menantinya dengan menggunakan black lingerie.

***

Vina memilin ujung black lingerie-nya. Sudah sebulan mereka menikah dan ... ah. Jangankan berhubungan seks, Ia belum pernah membuka bajunya di hadapan Benny. Ia tidak bodoh, ia tahu mengapa tiba-tiba sehabis mereka bermain STOP GO (kegiatan yang dianjurkan Sarah untuk mereka saling menyentuh bagian tubuh seperti tangan, lengan, jari, pipi, ketika satu pihak berkata STOP, pihak satunya harus langsung berhenti), atau ketika ia menyandarkan bahunya di kepala Benny, tiba-tiba suaminya menghilang ke dalam kamar mandi. Alasan Benny selalu sama, sakit perut. Namun setelah keluar, Benny biasanya tidak menatapnya.

Ia tidak bodoh. Ia tahu apa yang terjadi di dalam sananya. Vina tahu, ada hal yang tidak terjadi dengan mereka sehingga Benny harus melakukan hal itu di dalam sana. Ini minggu honeymoon mereka. Benny tidak bicara apa-apa soal seks, dari minggu lalu yang Benny tanyakan selalu, kamu mau makan di mana? Selain ikut kursus pottery Kintsugi mau ngapain lagi? Mau lihat apa? Osaka Castle? Suaminya sibuk membuat itenary perjalanan seolah-olah mereka pergi untuk jalan-jalan dan bukan untuk honeymoon. Mana ada honeymoon tanpa seks?

Tanpa sengaja ia menemukan sebungkus kondom bersegel di dalam lipatan baju Benny dalam koper. Ia mungkin tidak akan tahu jika ia tidak menata ulang koper Benny. Muka Benny memerah ketika melihat Vina memegang bungkus kondom itu.

Love In Six Cities (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang