Bab 48 : Singapore - The Trial

2.2K 325 46
                                    

Singapore, Kwek & Partner Law Firm

John memberikan dua helai kertas berisi diagram kepada Benny dan Vina. "Ini alur dari persidangan di Singapura," jelas John. "Bagian Vina nanti di tahap kedua." John menunjukkan diagram yang bertuliskan Examination of Prosecutor's Witness.

"Ini terbuka untuk umum?" tanya Benny, keningnya berkerut.

"Pengadilan untuk kasus Kriminal di Singapura biasanya pengadilan terbuka, tapi untuk vulnerable witness bisa diajukan pemeriksaan tertutup."

"Apa saya termasuk vulnerable witness?" tanya Vina.

John mengangguk. "Yang termasuk vulnerable witness adalah anak-anak di bawah 18 tahun, orang-orang dengan gangguan mental ataupun saksi mata dan korban dari kekerasan seksual."

"Identitas saksi dilindungi?" tanya Benny memastikan.

John tersenyum, "Jangan kuatir. Sangat dilindungi. Gag orders. Perintah yang dikeluarkan oleh pengadilan untuk melindungi identitas orang dan saksi yang terlibat dalam persidangan."

"Termasuk dari media?" Benny berusaha menegaskan.

"Media termasuk. Tidak boleh menyebar luaskan identitas saksi pengadilan."

"Kalau ada yang melanggar bagaimana?" selidik Benny.

John menepuk pundak Benny, "This is Singapore, Bro. Media yang melanggar bisa dicabut izinnya. Untuk individu yang ketahuan melanggar Gag orders, misal dengan upload di sosial media, bisa kena denda $5000 SGD, penjara 3 tahun atau keduanya. Di Singapura, beneran ditangkap. You don't play-play with the gahmen," cengir John.   

Benny tersenyum samar dan memegang tangan Vina.

"Nanti sebagai saksi, akan ada tiga tahap. Yang pertama, Examination-in-chief, jaksa penuntut umum yang akan bertanya terlebih dahulu. Lalu Cross-examination, pengacara Nikolai yang akan bertanya kepada anda. Lalu ditutup dengan re-examination, kembali ke Jaksa penuntut yang akan memberi pertanyaan, jelas?"

Vina mengangguk.

"Anda harus berhati-hati dengan leading question." John memberi peringatan.

"Apa itu?" Vina mengerutkan keningnya.

"Pengacara Nikolai, Vikram Singh, salah satu pengacara terbaik dan termahal di Singapura. Ia akan berusaha memberikan pertanyaan yang menjebak, seperti, 'Apakah Anda bertemu dengan Nikolai pada pukul tiga sore hari itu?' Itu pertanyaan jebakan. Di dalam Criminal trial, perbedaan waktu 15 menit saja bisa sangat menentukan." John mengamati Vina yang berusaha mencerna penjelasan John.

"Contoh lain, apakah Nikolai memukul pipi kanan anda dengan tangan kanannya? Ini pertanyaan dengan terlalu banyak detail. Pertanyaannya semestinya, di bagian tubuh mana Nikolai memukul Anda? Dengan apa Nikolai memukul Anda?" Dengan sabar John menjelaskan kepada Vina. "Intinya begini, jika Anda tidak yakin, katakan sejujurnya," pungkas John sambil tersenyum.

"Okay," jawab Vina berusaha nampak tegar.

"Nanti Anda akan menunggu di witness room, lalu Anda akan dibawa kembali ke witness room, setelah Anda selesai memberikan kesaksian. Ada pertanyaan? " 

Vina menggeleng.

"For you." Benny mengeluarkan setumpuk dokumen dari tas hitamnya. Sambil tersenyum lebar, Benny menyerahkan dokumen itu ke tangan John. Mata John langsung nampak cerah, "This is worth more than gold, Bro!"

Benny hanya tertawa.

"Ini benar-benar aman?" Suara Vina membuyarkan tawa Benny dan John, "Nikolai sekarang dimana?"

Love In Six Cities (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang