*29* Ajakan

433 37 4
                                    

Kurama tak henti-hentinya melirik Itachi di tengah-tengah pembelajaran.

'Apa aku bisa berkunjung lagi ke sana? Aku ingin melihat adik bayi',pikir Kurama bimbang.

Sesaat setelah bel berbunyi, Kurama buru-buru menghentikan Itachi yang hendak berdiri dan pergi.

"Itachi? Hari ini ayo kita bermain lagi di kediamanmu",ajak Kurama gelisah.

"...? Kediamanku, apa yang bisa kita mainkan memangnya?",tanya balik Itachi bingung.

"Itu.."

"Apa ini tentang bermain di kamarmu hari itu?",tanya Itachi penasaran.

"Hah?",respon Kurama dan melotot.

"Bukan?",tanya Itachi lagi semakin kebingungan dengan kata 'bermain' yang Kurama maksud.

"Tidak! Permainan, kita bisa bermain apapun di kediamanmu"

"Apapun?",gumam Itachi mulai menerawang sendiri.

"Kau masih bersikeras membuatku keras?"

"Hah?",gumam Kurama shock sembari mematung.

"Ajakan bermain, terakhir kali kau hanya bermain-main dengan milikku malam itu"

Kurama langsung terbelalak dan menutup rapat mulut Itachi.

"Kita bisa bermain di kediamanmu permainan anak-anak seumuran kita"

"...?"

Itachi yang mendengarnya pun langsung menerawang. Di benaknya, Itachi hanya bisa mengingat ketika kedua orang tuanya bermain dengan mamanya yang lebih muda beberapa tahun.

"Apa itu, seks?",tanya Itachi kemudian sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Akh! APA?!",teriak Kurama seketika menggelegar.

'Apa yang ada di pikirannya? Itu jelas bukan permainan anak-anak!!',pikir Kurama shock bukan main.

"Kalau begitu, apa itu sebuah ciuman?"

Ekspresi wajah Kurama semakin memucat pasi, ia akhirnya sadar jika teman pertamanya itu tidak pernah berpikiran seperti anak-anak seumurannya.

"Permainan anak-anak!",ucap Kurama menggeram kesal sembari menekankan kata-katanya.

"Permainan anak-anak",ulang Itachi dengan raut wajah datar kemudian langsung menarik tangan Kurama pergi lalu mengkabedonnya di tembok.

"Permainan anak-anak apa yang akan kita mainkan?",tanya Itachi penasaran kemudian.

Kurama yang geram langsung menampar pipi Itachi dengan kedua tangannya disaat bersamaan.

"Kita masih anak-anak! Permainan apa yang bisa kita mainkan?",tanya Kurama menatap Itachi tajam.

'Dia terlalu dewasa, bagaimana cara menghadapinya?',pikir Kurama cemas, takut salah langkah dan memperkeruh suasana.

"..."

Sebaliknya, Itachi malah beranggapan lain dari kedua tangan Kurama yang berada di pipinya.

"Cup!"

"Hmp!"

Itachi kemudian tersenyum,"ayo lakukan sebuah pemainan!"

Mendengar ajakan Itachi yang aneh, Kurama tidak bisa berekspresi jelas.

Entah mendapat tenaga darimana, Itachi langsung mengangkat tubuh Kurama dan membawanya pergi lagi.

Di sebuah ruangan yang kedap suara dan dipenuhi barang-barang bekas, Itachi segera menutup pintu dan membaringkan Kurama di atas meja besar yang ada disana.

Dengan kedua tangan yang masih memegang paha Kurama, Itachi menatap ke area bawah temannya.

'Pelajaran dasar, kata papa, mama sangat spesial dan bisa hamil. Kalau Kyuu, dia pria biasa, seharusnya tidak ada masalah dengan permainan ini',pikir Itachi terfokus ke arah lain dari Kurama.

Itachi pun mulai menurunkan celana Kurama.

"Apa yang kau lakukan?",tanya Kurama panik sembari menutup benda miliknya dengan kedua tangan.

Lain yang Kurama lakukan, Itachi malah mengangkat kedua kaki Kurama dan melakukan relaksasi.

"Ada banyak permainan yang kutahu, ayo lakukan satu-satu",ucap Itachi tiba-tiba sembari menatap serius ke arah Kurama. Kurama langsung membeku dan merasa merinding.
































Senin, 12 Juli 2021
21:50

My Omega 1 [SELESAI]                               My Baby Big 2 [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang