Seperti biasa, di kehidupan Sasuke yang hening sementara dirinya tengah hamil muda. Dia hanya diperbolehkan menonton dan melakukan aktivitas-aktivitas ringan.
"APA?"
"AKU INGIN PISAH!"
"MENGAPA?",teriak sembari menahan tangis.
"Kau sudah tidak cantik, tidak menggoda seperti dulu!"
"Kau bosan?",tanya dengan isak tangis yang semakin menjadi-jadi.
"AKU MEMANG PANTAS BOSAN MENDAPATKAN WANITA SEPERTI DIRIMU!"
"Apa hubungan kita tak pernah ada artinya untukmu?"
"ITU DULU! SEKARANG, AKU SUDAH BERSAMANYA"
"TIDAK!",jerit sembari berusaha menahan dia pergi.
"Aku ingin kau menjadi masa lalu"
"Apa? Aku tidak setuju!"
"Sayangnya kau tidak memiliki pilihan lain, dia sekarang milikku!"
"TIDAK! DASAR PELAKOR!"
"KAU SALAH! Dia bukan pelakor, pria ini adalah masa depanku. Mengertilah!"
"TIDAK! MENGAPA KAU BEGITU KEJAM?"
"SALAHMU YANG TIDAK LAGI BOHAY SEPERTI DULU"
"APA?! DASAR PRIA HENTAI! KITA PISAH!"
"Hmph, baguslah! Ayo sayang, kau berjanji akan menikahiku setelah memberi tahu istrimu"
"HM! Kau benar sayang, ayo pergi. Aku tidak sabar ingin menghabiskan malam panjang bersamamu"
Sasuke terus melotot, kadang merasa tidak terima, tak lama perasaan sedih pun mengalir.
Niat hati Sasuke ingin mencari hiburan, ia malah berakhir merindukan sang suami yang baru saja beberapa jam pergi.
Malamnya...
Entah mengapa Sasuke semakin dan semakin menjadi, rasa rindu di hatinya langsung memuncak. Suaminya entah mengapa sangat telat pulang.
"Apa Naruto juga akan menduakanku?",tanya Sasuke ingin menangis di balik selimut.
Sasuke kemudian mengusap lembut perutnya yang sedikit membesar.
*****
"Hm~ baunya harum",gumam Naruto nampak senang.
"Permisi, ada yang bisa saya bantu?"
"Ya, aku ingin beberapa manisan untuk ibu hamil",balas Naruto cepat, ia sangat bersemangat meski sejak tadi terus berputar-putar untuk memiliki cemilan enak untuk istri kesayangannya itu.
"Ah.. ibu hamil ya.. bagaimana dengan manis in-"
"Pastikan saja kadar gulanya jangan terlalu tinggi, aku akan membeli semua manisan rekomendasi yang cocok",ucap Naruto langsung memotong pembicaraan salah seorang staf tempat dirinya berada sejak tadi.
"Saya mengerti, pesanan anda akan segera siap"
Setelah menunduk hormat, staf itu pun pergi. Naruto terlihat menengok ke jam yang ada di ponselnya.
'Sudah malam.. mungkin dia akan memakan cemilannya besok',pikir Naruto tidak sabar untuk bersiap-siap pulang ke dalam pelukan sang istri tercinta.
Setelah keluar dari sebuah restoran kue, Naruto langsung masuk ke dalam mobil dan menyetir untuk pulang.
Skip time~
Naruto akhirnya sampai di rumahnya, hari memang sudah sangat larut jadi ia segera bersiap-siap masuk ke dalam kamar untuk memastikan keadaan sang istri.
"..."
"Sayang?",panggil Naruto pelan.
Sasuke terlihat menyelip dari balik selimut. Naruto seketika merasa istrinya itu sangat manis, bagaimana tidak, usia Sasuke yang memang masih remaja membuatnya harus banyak-banyak bersabar.
"Kau sudah mau tidur?",tanya Naruto berjalan mendekat dengan niat hendak membelai kepala sang istri.
"Hm...",gumam Sasuke nampak lesu.
"Apa aku masih menarik?",tanya Sasuke pelan, ia menatap tepat ke mata Naruto untuk meminta kepastian.
Sebenarnya Sasuke sudah menebak dan memiliki perkiraan sendiri jika Naruto akan menjawab pertanyaannya dengan berkata,"tentu!" secara singkat dan tersenyum.
"Istriku selalu sangat menarik",balas Naruto sembari memejamkan matanya dengan bibir yang melengkung ke atas.
Ia pun langsung datang memeluk sang istri yang memang nampak lucu saat ini.
Sasuke merasa Naruto memeluknya dengan penuh kerinduan tapi di pikirannya selalu dipenuhi dengan berbagai kemungkinan dan tentang suaminya yang mungkin menyembunyikan sesuatu yang buruk.
Namun, Sasuke selalu mencoba untuk percaya tapi sekarang ia ingin meminta kepastian dari rasa percayanya itu langsung dari sang suami.
Minggu, 4 Juli 2021
20:49
KAMU SEDANG MEMBACA
My Omega 1 [SELESAI] My Baby Big 2 [COMPLETED]
FantasíaPERINGATAN KERAS! INI ADALAH CERITA FIKTIF, BAGI YANG JIJIK MINGGIR JANGAN MAMPIR ATAU KAU AKAN MENYESAL! PROLOG "Hiks, kenapa ini terjadi? Apa salahku",isak pilu bocah raven. "Apa yang terjadi?",tanya seorang pemuda pirang. "Aku diusir, hiks",balas...