Part 33. Silakan Cemburu

105 12 23
                                    

Jangan lupa follow dan vomment ya, karena itu sangat berarti buat Author. Terima kasih:)

***

Cemburu tanda cinta, marah tandanya sayang. Jadi kalo cemburu ya marah aja

-Priceless-

***

Sebelum pulang, Trisha mampir ke taman. Tempat yang sama saat ia dan Akas tanpa sengaja bertemu karena insiden Asya yang tidak sengaja menabrak dan menumpahkan es krim di seragamnya. Bahkan hoodie yang Akas pinjamkan masih ada pada Trisha. Saat ia kembalikan Akas menolaknya.

"Simpan aja buat lo." ucapnya saat itu.

Baru saja Trisha memasuki area taman untuk mencari tempat duduk kosong, tanpa sengaja matanya melihat Akas bersama dengan seorang gadis cantik yang mungkin seumuran dengan Akas. Ia tidak mengenal siapa gadis itu, seingatnya pun Akas belum pernah mengenalkannya.

"Dia siapa?" tanya Trisha pada dirinya sendiri.

"Kenapa dia dekat banget sama Kak Akas." lanjutnya penasaran.

Selain pertanyaan tentang siapa gadis yang bersama Akas, pertanyaan mengapa mereka begitu dekat dan berpelukan juga ada dalam pikiran Trisha. Jujur hatinya sakit melihat mereka, terlebih lagi Akas yang menghilang tanpa kabar. Dan saat bertemu malah dalam keadaan yang tidak Trisha duga.

Ia berbalik arah, memilih pulang ke rumah. Namun dari kejauhan, Akas yang melihat Trisha berbalik arah pun langsung melepaskan pelukan Shila, berniat mengejar Trisha. Sebelum pergi, Akas mempercayakan Shila kepada Pak sopir.

"Pak tolong jaga Shila ya." ucap Akas.

"Baik Tuan muda." balas Pak sopir.

"Shil aku tinggal sebentar dulu ya, nanti aku ke sini lagi." ucap Akas yang langsung pergi sebelum Shila menanyakan kemana ia akan pergi.

Akas berlari, mengejar Trisha yang sudah keluar dari taman. Ia menemukan Trisha sedang berjalan menuju tempat sepedanya terparkir. Dengan cepat Akas menyusul.

"TRISHA," panggil Akas.

"Emm Kak Akas." ucap Trisha yang berhenti melangkah dan berbalik ke arah Akas.

"Kenapa pergi?" tanya Akas saat mereka sudah saling berhadapan.

"Emm aku mau pulang." jawab Trisha yang tak sepenuhnya bohong. Karena sebenarnya alasan utama ia pulang adalah tak ingin melihat kedekatan Akas bersama gadis lain terlalu lama.

"Ayo gue antar." ajak Akas yang langsung menggandeng tangan Trisha.

"Nggak usah Kak, aku bisa sendiri." tolak Trisha 

"Gue nggak nerima penolakan." ucap Akas mutlak.

Ingatkan Trisha bahwa Akas bukanlah orang yang suka ditolak. Sudah berkali-kali hal itu Trisha alami, harusnya itu sudah hafal di luar kepala.

"Terus sepeda aku?" tanya Trisha sambil menunjuk sepedanya berada.

"Nanti gue suruh orang ngantar ke rumah lo." jawab Akas.

Dalam mobil hanya ada keheningan di antara mereka. Baik Akas maupun Trisha masih enggan membuka suara. Namun dalam hati Trisha berharap Akas segera mengajaknya bicara dan menjelaskan semua yang belum ia ketahui. 

"Silakan cemburu!" ucap Akas dengan kondisi tetap mengemudikan mobilnya.

"Ehh gimana Kak?" tanya Trisha.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang