Part 21. Kue dan Kejutan

187 67 70
                                    

Jangan lupa follow dan vomment ya, karena itu sangat berarti buat Author. Terima kasih:)

***

Waktu akan terus berjalan, mulai dari masa lalu yang berupa kenangan, masa kini berupa kenyataan, dan masa depan berupa harapan

-Priceless-

***

Hari ini, tanggal 17 November merupakan hari bahagia bagi Trisha, karena tepat pada tanggal ini Trisha lahir ke dunia. Ya, hari ini adalah hari ulang tahun Trisha.

Setiap tahun setelah kepergian sang Ayah, ia selalu merayakan bersama Bunda, Raffa dan kedua sahabatnya. Seperti pagi ini ketika ia baru keluar dari kamar untuk berangkat sekolah, Bunda dan Raffa sudah berdiri di depannya sambil membawa sebuah kue dengan dua lilin kecil.

Selamat ulang tahun

Selamat ulang tahun

Selamat ulang tahun Trisha

Selamat ulang tahun

"Ayo kak buat permintaan dulu, setelah itu tiup lilin!" ucap Raffa.

Dengan patuh Trisha mulai memejamkan mata dan membuat permintaan dalam hati. Sebuah permintaan sederhana yang semoga saja dikabulkan oleh Tuhan. Barulah ketika selesai, ia langsung meniup lilinnya.

"Horeee," sorak Raffa senang.

"Selamat ulang tahun Kak Trisha." lanjutnya kembali mengucapkan selamat.

"Iya, makasih Adik Kakak." ucap Trisha sambil mencium pipi Raffa gemas.

"Selamat ulang tahun ya sayang. Semoga apa yang kamu minta bisa terwujud." ucap Nina mendo'akan.

"Aamiin, makasih Bun." ucap Trisha terharu, kemudian memeluk kedua orang yang sangat ia sayangi itu.

"Sama-sama." balas Nina.

"Kak, cepet potong kuenya. Raffa udah nggak sabar pengen nyicipin." ucap Raffa memecah keharuan.

"Hahaha, oke." balas Trisha tertawa.

"Potongan pertama buat Bunda," ucapnya sambil menyuapkan potongan kue pertama kepada Nina.

"Potongan kedua buat Raffa." lanjutnya kepada Raffa.

"Hmm, kue buatan Bunda emang paling the best." puji Raffa.

"Bisa aja kamu." ucap Nina terkekeh pelan.

"Yaudah Bun, aku berangkat sekolah dulu ya." pamit Trisha begitu perayaan ulang tahun sederhana itu selesai.

"Raffa juga Bun." pamit Raffa yang juga akan berangkat sekolah.

"Iya, sekolah yang rajin ya." ucap Nina pada kedua anaknya.

"Iya Bun," balas Trisha dan Raffa yang kemudian mencium punggung tangan Nina.

Mereka berangkat bersama menaiki sepeda Trisha, dengan Raffa yang berada diboncengan belakang. Tak lupa mengucapkan salam kepada Bundanya sebelum pergi.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang