Jangan lupa follow dan vomment ya, karena itu sangat berarti buat Author. Trima kasih:)
***
Masa lalu itu untuk dijadikan pelajaran, bukan untuk diulang
-Priceless-
***
Ternyata Akas membawa Trisha ke sebuah rumah mewah bak istana, hingga Trisha dibuat takjub. Karena selama 17 tahun hidup, baru dua kali ia menginjakkan kaki di rumah semewah ini, tentu saja yang pertama adalah rumah Zea, meskipun tidak semewah rumah di hadapannya.
"Ini rumah siapa Kak?" tanya Trisha begitu turun dari motor Akas.
"Rumah orang tua gue," jawab Akas.
"Jadi tujuan kita tadi ke rumah Kak Akas?" tanya Trisha lagi.
"Iya, ayo!" ajak Akas sambil menggandeng tangan Trisha memasuki rumah.
"KAK TRISHA," teriak sebuah suara dari lantai atas.
Dengan cepat turunlah seorang gadis berkucir kuda yang tampak familiar di mata Trisha, melewati satu per satu tangga menuju tempatnya berdiri. Dia adalah Asya, adik perempuan Akas yang tempo hari ia temui di taman.
"Kak Trisha," ucap Asya lagi sambil memeluk Trisha.
"Ehh, hai Asya." sapa Trisha tersenyum membalas pelukan Asya.
"Wah, Kakak di sini." ucap Asya begitu melepas pelukannya.
"Iya." balas Trisha.
"Mama dimana?" tanya Akas.
"Mungkin di dapur." jawab Asya.
"Asya, kamu kok tadi teriak-teriak." ucap Maya.
"Ehh ada tamu, siapa nih?" tanya Maya begitu melihat Trisha.
"Saya Trisha, Tante." jawab Trisha sambil mencium tangan Maya.
"Calon menantu Mama." timpal Akas.
"Wah, jadi kamu pacar Akas ya?" tanya Maya.
"Emm iya Tante." jawab Trisha malu-malu.
"Aduh, cantiknya." puji Maya.
"Makasih Tan." ucap Trisha.
"Ayo duduk di sana, Tante mau ngelanjutin bikin makan malam dulu." ucap Maya.
"Tante, boleh aku bantuin." izin Trisha.
"Kamu bisa masak?" tanya Maya.
"Bisa Tan." jawab Trisha.
"Yaudah ayo." ajak Maya yang membawa Trisha ke dapurnya, meninggalkan dua orang Kakak dan adik di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICELESS
Teen Fiction[ FOLLOW DULU YA SEBELUM MEMBACA ] Akas tidak pernah menduga bahwa pertemuannya yang tanpa disengaja dengan Trisha, seorang gadis sederhana berparas cantik itu bisa merubah seluruh kehidupannya di kemudian hari. "Tuhan tuh sayang banget sama gue," u...