Part 20. Red Velvet

195 77 91
                                    

Jangan lupa follow dan vomment ya, karena itu sangat berarti buat Author. Terima kasih:)

***

Katanya cinta hadir karena rasa. Bukan rasa coklat, stroberi, apalagi vanila. Tapi rasa yang pernah ada

-Priceless-

***

Dua bulan sudah berlalu, dan semuanya kembali berjalan dengan normal. Trisha mulai melupakan kenangan buruk yang terjadi kemarin-kemarin. Bahkan sekarang setiap pulang sekolah, ia pun kembali bekerja. Walaupun bukan di QR Cafe, tempat kerja lamanya.

Ya, sekarang Trisha bekerja di toko roti membantu Bundanya. Seperti pulang sekolah hari ini.

"Assalamualaikum," salam Trisha sambil mencium tangan Bundanya.

"Waalaikumsalam," balas Nina.

"Raffa mana Bun?" tanya Trisha saat sadar tidak melihat keberadaan sang adik.

"Di ruangan Bunda, lagi ngerjain tugas," jawab Nina yang dibalas anggukan mengerti oleh Trisha.

"Kamu nggak pulang ke rumah dulu?" tanya Nina.

"Enggak Bun." jawab Trisha.

"Lebih baik kamu pulang dulu aja, ganti pakaian. Setelah itu baru ke sini lagi." saran Nina.

"Aku bawa pakaian ganti kok Bun." balas Trisha.

"Ohh yaudah, kamu ganti pakaian sana. Setelah itu jangan lupa makan dulu!" suruh Nina.

"Iya Bun." balas Trisha patuh.

Trisha berjalan menuju kamar mandi kecil di sebelah ruangan Nina sambil membawa tas kresek hitam berisi pakaian gantinya. Begitu selesai, ia keluar dan memakan sebuah roti di meja dapur sebagai makan siang. Baru kemudian menghampiri Nina yang sedang melayani pembeli.

"Terima kasih ya Bu atas pesanannya, semoga rasanya sesuai harapan." begitulah ucapan Nina yang didengar oleh Trisha.

"Iya, sama-sama." balas si pembeli yang setelah itu pergi meninggalkan toko roti.

"Loh, kamu udah makan siang?" tanya Nina saat melihat Trisha yang berdiri di sampingnya.

"Udah kok Bun." jawab Trisha.

"Yaudah kalo gitu kamu jaga toko ya, Bunda mau ke belakang dulu ngelanjutin buat pesanan kue." ucap Nina.

"Iya Bun." balas Trisha.

Baru lima menit ditinggal Bundanya ke belakang, tiba-tiba saja datang seorang pembeli misterius. Trisha yang tadi sibuk menata roti dan kue sampai dibuat was-was karenanya.

Bagaimana tidak misterius, orang itu memakai hoodie, celana serta topi berwarna hitam dan berjalan mendekat ke arahnya sambil menundukkan kepala.

"Selamat datang di Trifa Bakery, mau pesan apa?" tanya Trisha hati-hati.

"Ada apa aja?" tanya pembeli itu.

"Ehh, Kak Akas" ucap Trisha terkejut begitu pembeli itu mengeluarkan suara dan mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk.

"Hai," sapa Akas.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang