Part 38. Menjadi Teman

92 10 11
                                    

Jangan lupa follow dan vomment ya, karena itu sangat berarti buat Author. Terima kasih:)

***

Teman itu cuma sebatas formalitas, bukan prioritas

-Priceless-

***

Istirahat kali ini Shila meminta Akas untuk tidak menjemputnya. Ia ingin berkeliling sekolah sendirian. Mulanya Akas tidak mengizinkan, namun dengan kukuh Shila terus memaksa hingga Akas mengizinkan. Dengan syarat, Shila harus segera menghubungi Akas jika terjadi suatu hal.

Saat berada di dekat perpustakaan, tanpa diduga ia bertemu Trisha yang membawa sebuah buku lumayan tebal. Dengan cepat ia melambaikan tangannya ke arah Trisha.

"Hai Tris." sapa Shila.

"Ehh hai Kak." sapa balik Trisha.

"Kamu kok sendiri, nggak sama Akas ataupun sahabat-sahabat kamu?" tanya Shila.

"Enggak Kak. Aku minta mereka ke kantin duluan, akunya mau mampir perpustakaan sebentar." jawab Trisha.

"Wahh kebetulan aku juga mau ke perpustakaan." ucap Shila.

"Bareng aja yuk!" ajaknya kemudian.

Trisha mengiyakan ajakan Shila. Didorongnya kursi roda Shila memasuki perpustakaan. Tak banyak orang di sana, hanya ada seorang petugas perpustakaan dan beberapa anak yang mungkin bisa dipastikan rajin, sedang mencari dan membaca buku. Trisha pun membawa Shila ke sebuah bangku kosong.

"Kak Shila aku mau ngembaliin buku ini dulu ya." ucap Trisha sambil menunjukkan sebuah buku yang tadi ia bawa.

"Iya, aku tunggu di sini aja." ucap Shila.

Selesai mengembalikan buku, Trisha kembali ke tempat Shila berada dan duduk di samping kursi roda Shila.

"Kamu sering ke perpustakaan ya?" tanya Shila.

"Nggak juga Kak, kalau kepingin aja." jawab Trisha.

"Ohhh gitu." ucap Shila.

Beberapa menit terdiam. Sebuah keinginan muncul dalam diri Shila.

"Tris," panggil Shila.

"Iya Kak?" respon Trisha dengSn nada bertanya.

"Apa kita bisa jadi teman?" tanya Shila.

"Bisa, kenapa enggak." jawab Trisha.

"Jadi mulai sekarang kita teman." ucap Shila.

"Iya, kita teman." balas Trisha.

Shila memeluk Trisha, menyalurkan rasa senangnya. Akhirnya satu per satu ia mulai memiliki banyak teman.

"Ke kantin yuk!" ajak Shila.

"Ka Shila nggak mau liat-liat atau pinjam buku?" tanya Trisha.

"Enggak deh. Kita ke kantin aja, pasti Akas juga udah nungguin kamu." ajak Shila.

"Iya Kak." balas Trisha.

***

Setiap harinya suasana kantin selalu ramai, begitupun hari ini. Dan seperti biasa, Akas dkk duduk di bangku pojok kantin tempat favorit mereka. Tak ada yang berani menduduki bangku itu, padahal Akas dkk tak pernah mengklaim bangku itu sebagai miliknya. Ia juga tak melarang murid lain untuk menempatinya. Namun tetap saja tak ada yang berani.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang