Prolog

948 239 96
                                    

Jangan lupa follow dan vomment ya, karena itu sangat berarti buat Author. Terima kasih:)

***

Salah satu rencana terbaik Tuhan adalah mempertemukan kita dalam sebuah ikatan bernama cinta

- Priceless-

***

Seharusnya malam ini Trisha sudah sampai di rumahnya. Namun saat di tengah perjalanan dari QR Cafe tempatnya bekerja, tiba-tiba saja ban sepeda miliknya bocor.

Sehingga mau tidak mau, Trisha harus berjalan sambil menuntun sepedanya menuju tempat penambalan ban terdekat. Namun sudah hampir setengah jam, ia belum juga menemukan tempat penambalan ban yang masih buka.

Apalagi ponselnya yang kehabisan daya membuat Trisha tidak bisa menghubungi Bundanya.

Hingga di seberang jalan sana, ia menemukan sebuah tempat penambalan ban kecil. Dan segeralah ia membawa sepedanya ke sana.

"Assalamualaikum Pak," salam Trisha pada seorang Bapak paruh baya pemilik tempat penambalan ban.

"Waalaikumsalam," balas Bapak tadi.

"Kenapa Neng?" lanjutnya bertanya.

"Saya mau nambal ban sepeda saya yang bocor Pak." jawab Trisha.

"Oh iya sini Neng sepedanya, biar Bapak tambalin." balas Bapak tadi.

"Ini Pak," ucap Trisha yang menyerahkan sepedanya kepada Bapak tadi untuk ditambal.

"Ditunggu di kursi sana dulu aja ya Neng!" ucap Bapak tadi sambil menunjuk sebuah kursi kayu panjang di teras depan tempat penambalan.

"Iya Pak," balas Trisha sopan dan setelahnya berlalu untuk duduk di kursi tunggu yang ada.

Menunggu sepedanya ditambal, Trisha memilih duduk diam sambil memperhatikan suasana jalan yang lumayan sepi karena hari memang sudah malam.

Waktu terus berputar, hingga setengah jam kemudian, sepeda Trisha pun selesai ditambal.

"Ini Neng sepedanya sudah beres." ucap Bapak tadi sambil menyerahkan sepedanya kepada Trisha.

"Oh iya Pak, berapa jadinya?" tanya Trisha setelah menerima sepedanya.

"Sepuluh ribu Neng," jawab Bapak tadi.

"Ini Pak uangnya, terima kasih ya." ucap Trisha yang memberikan satu lembar uang sepuluh ribuan.

"Iya Neng, sama-sama." balas Bapak tadi.

Begitu sudah memberikan uang kepada Bapak tadi. Trisha langsung menuntun sepedanya keluar dari tempat penambalan dan mengayuhnya kembali untuk pulang.

Ketika hampir sampai di rumahnya, tiba-tiba saja Trisha melihat gerombolan preman yang sedang tertawa tidak jauh di depannya. Karena takut, Trisha memilih putar arah. Namun belum sampai ia berbalik, salah satu anggota preman itu menyadari keberadaannya.

"Wah, malam-malam gini ada cewek cantik tuh." ucap seorang preman berbadan besar yang berjalan ke arah Trisha diikuti yang lainnya.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang