Part 37. Partner Kerja

82 12 18
                                    

Jangan lupa follow dan vomment ya, karena itu sangat berarti buat Author. Terima kasih:)

***

Kisah kita seperti Dilan dan Milea, bertemu tapi bukan untuk bersama

-Priceless-

***

Meski tak mengantar pulang sampai di rumah, Akas masih mengantar Shila sampai gerbang sekolah. Dan seperti biasa, Trisha akan menunggu di dalam kelas. Bisa saja Trisha menunggu Akas di parkiran, tapi Akas tak mengizinkan. Katanya di parkiran panas. Padahal hujan dan matahari sudah seperti sahabat bagi Trisha setiap hari.

"Tunggu Kas!" cegah Shila sebelum Akas mengantarnya sampai mobil.

"Kenapa Shil?" tanya Akas.

"Apa kita bisa balik kayak dulu lagi?" tanya Shila.

Akas sedikit terkejut dengan pertanyaan Shila, ia kemudian berjongkok menghadap Shila.

"Maaf Shil, perasaan aku bukan lagi buat kamu." jawab Akas.

"T-tapi kenapa bisa secepat itu perasaan kamu ke aku terhapus?" tanya Shila.

"Apa sejak awal kamu nggak pernah cinta sama aku?" lanjutnya.

"Dua tahun lalu, kamu sendiri yang mengakhiri kisah kita karena nggak mau LDR-an. Kamu nggak punya kepercayaan buat hubungan kita. Padahal dalam suatu hubungan, kepercayaan adalah hal yang penting." ucap Akas.

"Kalo kamu pikir aku nggak pernah cinta sama kamu, maka kamu salah. Aku sangat mencintai kamu. Rasa itu masih bertahan selama dua tahun sebelum aku ketemu Trisha. Selama itu pula aku berharap kamu pulang, atau paling enggak kasih kabar." lanjutnya.

"T-tapi aku ke sana buat berobat Kas." ucap Shila.

"Ya, aku tau kamu ke Landon buat berobat. Tapi, apa segitu susahnya buat kamu kasih kabar. Kabar dari kamu sangat berharga buat aku Shil. Karena aku juga ngerasa terpuruk setelah kepergian kamu. Bahkan sampai sekarang aku masih nyesal, kenapa dulu aku biarin kamu pulang tanpa aku." ucap Akas.

"Maaf." ucap Shila penuh penyesalan.

"Nggak usah minta maaf, semuanya udah terjadi. Itu adalah takdir, dan kita harus terima." ucap Akas menenangkan.

"Tapi apa mungkin kalo Trisha nggak pernah ada, aku masih jadi pemilik hati kamu?" tanya Shila.

"Ya, mungkin." jawab Akas.

"Kalo gitu, apa boleh aku marah sama Tuhan karena mempertemukan kamu sama Trisha?" tanya Shila lagi.

"Kenapa kamu harus marah? Tuhan lebih tau yang terbaik buat makhluk-Nya." jawab Akas.

"Jadi, aku bukan yang terbaik buat kamu?" tanya Shila.

" Ya, dan aku juga bukan yang terbaik buat kamu. Kamu akan dapat yang lebih baik dari aku."

"Tapi aku maunya kamu Kas." ucap Shila lirih.

"Aku juga mau kamu, tapi sebagai seorang sahabat. Kita akan tetap jadi sahabat." ucap Akas.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang