Part 01. Awal Cerita

699 229 90
                                    

Jangan lupa follow dan vomment ya, karena itu sangat berarti buat Author. Terima kasih:)

***

Kamu itu seperti jawaban yang belum ketemu, jadinya pengen terus dicari tau

-Priceless-

***

"Assalamualaikum Bun," salam Trisha sambil mencium tangan Bundanya begitu ia masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam. Alhamdulillah akhirnya kamu pulang juga, kenapa bisa telat pulangnya?" tanya Nina, Bunda Trisha yang khawatir.

"Iya maaf Bun, tadi di jalan ban sepeda aku bocor, jadi aku cari tukang tambal ban dulu." jawab Trisha tanpa mengatakan kejadian ketika ia diganggu oleh preman, karena tidak ingin membuat Bundanya menjadi lebih khawatir.

"Terus kenapa nggak kabarin Bunda?" tanya Nina lagi.

"Ponsel aku kehabisan daya Bun," jawab Trisha.

"Ya ampun, Bunda kira kamu kenapa-napa tadi." ucap Nina lega.

"Maaf Bun, udah bikin Bunda khawatir." ucap Trisha menyesal.

"Iya nggak apa-apa. Yaudah sekarang kamu mandi dulu aja, setelah itu kita makan malam sama-sama." suruh Nina.

"Iya Bun, Trisha ke kamar dulu ya." pamit Trisha.

"Iya," jawab Nina, dan setelahnya Trisha pun pergi menuju kamarnya.

Sampai di kamar, Trisha langsung mandi serta berganti pakaian. Dan begitu selesai, ia keluar kembali menuju dapur untuk membantu Bundanya menyiapkan makan malam.

"Sini Bun aku bantuin," ucap Trisha mengambil alih mangkok sayur yang akan dibawa Bundanya ke meja makan.

Ketika Trisha dan Bundanya sedang sibuk menyiapkan makan malam, tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki berumur delapan tahun dari dalam kamarnya.

"Bun, Kak makan malamnya udah siap belum? Raffa udah laper banget nih." tanya Raffa, adik Trisha satu-satunya yang kini masih duduk di bangku sekolah dasar.

"Ohh Raffa udah laper. Tunggu bentar lagi ya, ini udah hampir siap kok." ucap Trisha pada adiknya itu.

"Iya Kak," jawab Raffa patuh sambil berjalan menuju kursi meja makan.

"Nah sekarang semuanya udah siap, ayo kita makan sama-sama." ajak Nina pada anak-anaknya.

"Iya Bun," balas Trisha dan Raffa bersamaan.

Mereka pun memulai makan malam bertiga. Ya, Trisha hanya tinggal bersama Bunda dan adik laki-lakinya. Ayahnya telah meninggal dunia ketika Raffa masih kecil karena sakit yang di deritanya.

Sehingga membuat Nina menjadi seorang single parent yang mengharuskannya bekerja setiap hari di Trifa Bakery, sebuah toko roti kecil peninggalan almarhum Ayahnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Bun, Raffa udah selesai makan, sekarang Raffa mau nonton tv ya." izin Raffa.

"Kok nonton tv, emang kamu udah belajar?" tanya Nina.

"Udah kok Bun, tadi pulang sekolah Raffa langsung belajar sekalian ngerjain tugas." jawab Raffa.

"Oh yaudah kalo gitu kamu boleh nonton tv. Tapi ingat ya nggak boleh sampai larut malam, besok sekolah." ucap Nina mengingatkan.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang