7. Visual Party

211 29 5
                                    

.

.

Aku lari dengan tergesa-gesa menuju lantai lift yang ada di gedung SM. Aku segera menekan tombol untuk segera naik menuju lantai 42. Aku berdiri bersandar pada dinding lift sambil melirik jam yang ada ditanganku yang sudah hampir pukul 8 malam.

"Semoga belum telat."- monologku.

Malam ini, SM mengadakan party untuk seluruh karyawan dan artis mereka. Aku nggak tau tujuannya apa, tapi kami semua disuruh hadir di Bar yang berada di lantai 42. Jadi, di gedung SM ini, ada satu lantai yang khusus dibuat untuk mengadakan party bagi penghuni SM. Secara, penghuni SM kan banyak banget, jadi kalo ada party, nggak usah keluar atau nyewa Bar. Tinggal naik aja ke lantai 42, dan disana kita bisa party bersama-sama.

Kerja di dunia hiburan itu berat banget, jadi gak bisa dipungkiri kita semua pasti butuh yang namanya hiburan. Terutama para Idol-idol SM yang pengen ke bar tapi nggak bisa karena harus punya image yang baik didepan publik. Jadi, SM ngebuat bar khusus untuk penghuni SM dan kalo jadwal mereka kosong, mereka tetap menikmati suasana Bar yang katanya bisa membuat stress hilang. Tapi nggak buat aku, sebenarnya aku paling anti sama tempat beginian. Nggak Cuma berisik, toleransiku terhadap alkohol juga rendah.

Aku keluar dari lift sambil merapikan rambut dan bajuku sebelum masuk keruangan yang tertulis 'Visual Party'. Aku masuk kedalam sana dan disambut dengan lorong kecil dengan penerang lampu yang berwarna merah. Vibesnya kayak mau masuk kerumah hantu tau nggak sih.

Aku menyusuri lorong itu sebelum akhirnya sampai ke dalam ruangan yang benar-benar mirip banget kayak bar sungguhan. Tempatnya luas banget, ada dance floornya, ada meja beserta bartender dan tentunya minuman-minuman beralkohol. Disini udah rame banget dan tentunya sangat berisik dengan dentuman music yang kuat, aku celingukan mencari orang yang aku kenal. Walau hari ini aku sudah genap 1 bulan bekerja di SM, tapi aku masih belum mengenal semua penghuni disini. Aku hanya mengenal beberapa, paling Cuma staff-staff yang bekerja dan ikut kemanapun NCT Dream pergi. Secara aku kan disini sebagai asisten Jeno, jadi aku jarang dikantor dan lebih banyak ngabisin waktu di luar ngikutin schedule mereka.

"Kok masih disini Yoo Ra?"- aku menoleh saat seseorang bertanya padaku, ah ternyata Pak Hyunsu, orang yang menawariku untuk bekerja sebagai Asisten Jeno dengan gaji 10 juta won.

Aku tersenyum sambil menganggukkan kepalaku padanya, "Saya bingung harus kemana pak."- jawabku cengengesan.

"Oh iya, baru pertama ya, ayo ikut saya."- ia mengajakku untuk mengikutinya. Aku hanya mengangguk dan mengekori pak Hyunsu sambil mengedarkan pandanganku pada orang-orang yang melompat-lompat menikmati irama musik.

"Eh, Jeno?"- ucapku dalam hati, aku melambaikan tanganku padanya yang menotice kehadiranku. Ia duduk disofa bersama teman-temannya. Em.. tetapi ada beberapa perempuan juga disana, kalo tidak salah mereka juga artis SM. Tapi aku lupa namanya, ISPA? SPA? Em, entahlah, aku lupa.

Tidak jauh dari tempat Jeno duduk, pak Hyunsu memberhentikan langkahnya membawaku kepada... Bos Besar?

Aku secara cepat langsung membungkukkan tubuhku ketika melihat orang yang membuat SM bisa sebesar ini. Siapa lagi kalo bukan Bos Besar Lee Sooman. Sosok inspiratif yang menjadi panutan banyak orang, aku bahkan tau beliau walau aku tidak bekerja di SM sebelumnya.

"Siapa ini? Saya kok baru liat."- komentar Bos Sooman saat melihatku, ia tersenyum ramah padaku.

"Karyawan baru kita, harusnya dia sama seperti mereka."- jelas pak Hyunsu seraya menunjuk beberapa orang yang duduk dengan kaku di sofa dekat Bos Sooman.

"Ohya? Jadi, dia dibagian mana sekarang?"- Tanya Bos Sooman.

"Karena waktu itu PR manager udah penuh, saya alihkan dia menjadi Asisten Jeno."- lanjut Pak Hyunsu menatapku sambil mengulas senyum lebar. "Bagaimana Yoo Ra? Tidak burukkan menjadi asisten?"- tanyanya.

Forbidden Rencard | Jeno LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang