15. Mark(!)

145 31 2
                                    

.

.

.

Aku membawa kardus berisikan beberapa map usang yang harus aku bawa ke gudang. Ini pertama kalinya aku menjajalkan kakiku kelantai paling atas di gedung SM.

Tadi aku ketemu manager Yoon yang terlihat buru-buru sedang membawa kardus ini. Jadi aku menawari diri untuk membantunya karena ia harus segera pergi. Ada urusan penting, katanya. Dengan bekal nekat, aku pergi ke gudang atas walaupun aku tidak tahu dimana letak gudang itu.

Kupikir aku bisa segera menemukan gudang itu sesampai dilantai paling atas. Nyatanya tidak. Dan aku, sekarang seperti orang bodoh berkeliling di lantai paling atas sendirian. Diatas sini sepi, karena memang lantai paling atas ini merupakan tempat penyimpanan barang-barang properti atau semacamnya.

"Ah, hp ku ketinggalan pula di tas."- ringisku saat menyadari kedua kantong celana ku kosong.

Aku terpaksa menyeret kembali langkahku mencari-cari ruang tersebut. Diujung gedung, aku melihat ada tangga yang menghubungkan sebuah pintu berwarna putih. Aku menaiki tangga tersebut dan mencoba menebak-nebak, siapa tau dibalik pintu itu adalah gudang.

Aku menarik pintu itu dengan satu tanganku, tapi pintunya keras sekali. Sampe-sampe aku harus meletakkan kardus yang kubawa kelantai dan kembali menarik pintu itu dengan kedua tanganku.

Pintu terbuka.

Ah, ternyata itu kayak rooftop gitu. Begitu pintu kubuka, aku bisa merasakan angin bertiup dengan dingin. Ternyata langit mendung. Sepertinya sebentar lagi akan hujan.

Saat pintu hendak kututup kembali. Samar-samar aku melihat seseorang berdiri diatas pembatas tembok.

"Itu orang bukan sih?"- aku bergumam sendiri.

Kayaknya sih iya. Tapi ngapain dia disitu.

Jangan-jangan... Dia mau bunuh diri?

Melihat dia berdiri anteng diatas pembatas, sepertinya begitu.

Aku langsung berlari untuk menghampiri orang tersebut.

"HEY!!!"- Teriakku setengah berlari. Sepertinya dia melamun sampe-sampe tidak mendengar teriakanku.

5 langkah lagi aku sampai dibelakangnya. Dan angin semakin bertiup kencang. Orang itu terlihat sedikit limbung dari pijakannya.

~Grepp

Aku berhasil menarik bagian belakang hoodie yang dia pakai. Aku menariknya terlalu kencang sehingga tidak sanggup menahan beratnya dan akhirnya aku jatuh, dan ia juga ikut jatuh menimpaku.

Punggungku rasanya nyeri saat menghantam lantai dengan keras. Ditambah beban seorang laki-laki diatasku. Aku yakin dia laki-laki karena bau mint dari tubuhnya terhirup dengan posisi kami yang aneh ini. Juga, dia sangat berat. Padahal kulihat tubuhnya kurus.

Lelaki itu langsung menggulingkan tubuhnya menjauh dariku dan duduk.

"Yo..yoora?"- gumamnya kecil.

Aku ikut bangun sambil meringis, kutatap laki-lakiku.

"Lhoh, Mark?"- kagetku, "Kamu ngapain?"-

"Ngapain apanya?"- tanyanya balik.

Aku meringis kecil sambil berdiri. Punggungku benar-benar terasa nyeri. Tapi bukan ini yang terpenting sekarang. Aku mengulurkan tanganku pada Mark agar ikut berdiri. Dia menerimanya.

Aku lalu menariknya ke dekat bangku kayu yang ada disekitar situ. Kududukkan Mark dibangku itu dan aku berdiri didepannya sambil berkacak pinggang.

Forbidden Rencard | Jeno LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang