Aku melipat kedua tanganku diatas meja dan menenggelamkan wajahku disana berharap aku bisa tertidur sebentar saja. Namun, suara cempreng yang sangat kukenali itu bergema ditelingaku.
"Na Yoo Ra.."- seru Saeron sambil duduk dikursi yang berada dihadapanku. Mau tak mau aku mengangkat kepalaku untuk melihat sahabat cantikku yang satu ini.
"Yaampun Yoo Ra, kok muka kamu kayak zombie jomblo gitu sih."- komentarnya sambil menangkup wajahku dengan tangannya, lalu ia memutarnya ke kiri dan kekanan "Ih jelek banget"- serunya lagi dan aku segera memukul lengannya. Bukannya mengaduh kesakitan, anak ini malah tertawa terbahak-bahak. -_-
"Nggak usah mode nyebelin ya, aku tuh capek."- kelakarku dengan wajah galakku sambil menepuk-nepuk pipiku pelan membersihkan bekas pegangan tangannya diwajahku.
"Kan udah aku bilang, kerja itu capek. Mending jadi penganggurankan bisa rebahan setiap hari."- ujarnya sambil tersenyum menampilkan deretan giginya padaku.
"Iya, tapi bokek. Bokek samadengan gak punya duit, gak punya duit gak bisa makan, gak bisa makan samadengan matii."- balasku.
"Yaudah jadi pengemis aja, rebahan dijalan terus ntar dikasih duit sama orang."- Saeron terkikik kecil setelah mengucapkan kalimat tersebut.
"Bomat."- balasku singkat lalu meneguk bluesoda dihadapanku.
"Baru juga empat hari udah ngeluh, dasar payah!"- ejek Saeron.
Aku menghela nafasku dulu sebelum menjawab ucapannya, "Kamu nggak tau sih, kerjaan aku gimana.."-
"Aku harus ngintilin si mata sabit itu kemana-mana, tanpa jeda, belum lagi dia bawel, belum lagi dia badmood, susah diatur, belum lagi ngehadapin teman-temannya yang berisik."- lanjutku mengingat pekerjaan berat yang sedang kujalani.
"Dan bodohnya, aku bahkan nggak tau kalo jadi asisten idol ini kerjaannya full time. Pantesan gajinya besar banget. Aku hari ini aja Cuma tidur dua jam tauk."- curhatku lagi.
"Cup cup cup... Kasian si Jomblo ngenes aku harus kerja keras bagai kuda."- ucap Sae Ron sambil menepuk-nepuk pelan bahuku.
"Ya namanya juga kerja, mana ada yang mudah. Uang itu mahal Yoo Ra, Nikmatin aja. Kalo kamu have fun sama kerjaan kamu, pasti nggak bakal terasa berat."- lanjutnya, tumben sekali anak ini jadi serius begini.
"Iya sih... mungkin aku kelamaan rebahan, jadi pas sekalinya sibuk gini jadi kaget haha"-
"Eh tapi Ra, kamu mah capek-capek gitu bisa cuci mata liat cogan T_T aku kan juga mau"- Sae Ron mengerucutkan bibirnya, "Gak kayak dikantor aku, semuanya pada bikin ngantuk. Yang bening keknya Cuma aku doang deh."- lanjutnya.
Aku menjitak pelan kepalanya membuatnya mengaduh pelan, "Heh, cogan dari mana? Yang ada aku pusing tau liat teman-temannya yang rusuh. Belum lagi si Chanli? Charli? Aduh siapa ya namanya aku lupa.."
"Chenle?"- tebak Sae Ron,
"Ah iya, Chenle.."- aku menjentikkan jariku pertanda ia benar, "Sumpah, dia berisik banget. Apalagi kalo ngomong tuh suka teriak-teriakkk. Belum lagi ketawanya kek lumba-lumbaa.. aduh pusing."- keluhku sambil menutup telingaku mengingat kelakukan laki-laki berkulit putih layaknya susu itu.
"Ih kan lucu Ra, Chenle tuh emang gitu. Tapi, kamu harus tau ya, dia itu sultan lhoh."- komentar Saeron. "Dia cucu dari konglomerat China, asal kamu tau aja."-
"Wow, tapi kok gak keliatan kayak Sultan sih? Kek, dia tuh biasa aja tingkahnya sama kayak yang lain gitu lhoh.."- ujarku.
"Orang kaya sebenarnya nggak akan nampakin diri kalo dia kaya. Beda sama yang sok kaya padahal mah bokek.."- kelakar Sae Ron sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Rencard | Jeno Lee
RomansaLulus kuliah, apa yang harus kalian lakukan? Tentunya mencari pekerjaan, bukan? Ini kisahku, Na Yoora, sang freshgraduate yang sedang mencari pekerjaan di bidang PR Manager, tapi malah berakhir menjadi Asisten Idol. Daripada menjadi pengangguran, b...