13. He like me?

200 27 4
                                    

.

.

.

Kutatap kertas putih yang berada ditanganku. Aku tidak tahu, apakah ini keputusan yang benar atau aku akan menyesal nantinya.

Aku masih blank, setelah keluar dari ruangan tempat aku melanjutkan kontrak untuk tetap menjadi asisten Jeno. Selama 5 tahun kedepan. Kertas putih itu masih basah oleh stempel dan tanda tanganku. Yang artinya, aku tidak akan bisa kabur sebelum waktunya.

"Yoora? Kamu ngapain masih disini?"- Suara Manager Yoon membuat diriku tersadar kembali.

"Ngh—anu, ini saya mau pergi pak hehe.."-

"Ya udah cepat. Anak-anak udah pada nungguin tuh di Van."- kata Manager Yoon lagi. Aku mengangguk dan segera pamit menuju Van.

Hari ini member Dream mau syuting sekaligus pemotretan di Pantai. Tentu saja aku harus ikut dengan mereka. Karena aku... sudah melanjutkan kontrakku sebagai Asisten Jeno. Sebuah keputusan yang sudah kupikir sangat amat matang dan penuh pertimbangan.

Ya, kurasa lebih baik aku menjadi seorang asisten saja. Uangnya lebih menjanjikan. Dan kalian tau kabar bahagia lainnya? Ketika aku melanjutkan kontrak, aku mendapat bonus sebesar 8juta won. Perusahaan bilang sih, itu sebagai uang tanda terimakasih karena aku masih bersedia untuk menjadi bagian dari mereka. Ya, begitulah!

Aku juga sudah mendapati tempat tinggal baru—sebuah apartemen. Lokasinya dekat dengan gedung SM, dan baru dibangun. Jadi, aku mendapat harga diskon sebagai penyewa pertama. Harganya Cuma 20juta Won pertahun. Murahkan? Rasanya seperti mendapat jackpot. Apartemennya tidak terlalu besar memang. Tapi sangat aman dan nyaman untuk kutinggali.

Tapi, barang-barangku masih di Apartemen Jeno. Maksudku, baju-bajuku. Aku baru sempat mengambil barang-barangku seadanya dari kos lamaku. Dan rencananya, sepulang kerja, aku akan mengemasi baju-bajuku dari apartemen Jeno. Oiya, Apartemen baruku ini juga kudapat dari bantuan Jeno. Dia yang mengenalkan aku kepada pemiliknya. Baik sekali ya Jeno.

"Hai, maaf lama ya."- kataku menaiki mobil Van yang sudah ada member Dream dan stylist Noona yang duduk disamping supir. Di mobil ini nggak ada semua member Dream, mereka terpisah. Dimobil yang aku naiki hanya ada Jeno, Jaemin, dan Mark.

"Berarti udah beres semuakan? Kita berangkat ya."- ujar Stylist Noona. Supir Van langsung menghidupkan mesin mobil dan segera meninggalkan area perusahaan menuju tempat syuting.

Aku duduk di kursi belakang Jaemin dan Mark, bersama Jeno.

"Kamu udah minum vitaminkan?"- tanyaku pada Jeno.

"Belum."- jawabnya singkat.

"Yaampun Jeno. Tadikan aku udah suruh kamu minum vitamin dulu sebelum berangkat."- decakku. Tadi sebelum aku mengurus kontrak, aku sudah dulu menemui Jeno untuk memberinya vitamin dan langsung pergi. Ternyata, dia masih belum juga meminum vitaminnya. Haduh!

"Yaudah, minum sekarang aja."- perintahku sambil mengambil air mineral dari ransel yang kubawa.

"Nggak tau lagi vitaminnya dimana. Kayaknya jatuh hehehe.."- Jeno cengengesan.

"Astaga!"- keluhku. Aku terpaksa mengambil vitamin baru. Aku mengubek-ngubek isi ransel mencari vitamin yang seharusnya tadi sudah kumasukkan kedalam ransel ini.

Sial! Pasti ketinggalan juga.

"Duh. Kayaknya ketinggalan diruangan utama tadi."- kataku, "Kamu juga sih, bukannya langsung diminum tadi pas aku kasih."-

"Yaelah, sehari nggak minum juga nggak apa-apa kok."- Acuh Jeno.

"Ck! Kamu mau syuting lhoh Jen. Suka banget menyepelekan kesehatan."- decakku kesal.

Forbidden Rencard | Jeno LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang