[8] SEMAKIN BERKABUT

440 50 13
                                    

Bertemu mimpi buruk di alam nyata.
...
..
.
.

Tok tok tok

Tubuh Della menegang tatkala jendela kecil di sisi ranjangnya diketuk oleh seseorang. Dan hal lain yang membuat jantungnya berdetak melebihi ritmenya adalah. Siang, telah berganti menjadi malam dalam waktu beberapa menit.

Ia berdiri dengan perlahan, menoleh ke samping kiri dan kanan layaknya orang linglung.

"Araz? Itu lo, kan?" tanya Della, ia terus mendekat, semakin dekat ke arah jendela kecil yang masih saja terdengar ketukan, namun semakin memelan.

"Jangan bercanda Raz. Sekarang udah malam, maksud gue, kenapa bisa menjadi malam dalam waktu sesingkat ini?" bibir Della mulai bergetar menahan takut, ia berdiri selangkah dari jendela yang sudah terbuka cukup lebar.

"Raz," panggilnya sekali lagi. "Araz?"

Ceklek

"Dell, kamu ngapain?"

Della memutar tubuhnya secepat kilat. Menatap lelaki tinggi tengah berdiri di depan pintu yang baru saja ia buka.

Sepersekian detik. Tubuh Della merosot hingga menghujam lantai. Lututnya berubah menjadi sangat lemah, sehingga tak bisa menyeimbangi tegaknya.

"Kamu kenapa? Ngapain di depan kaca?" Arkan menutup pintu kamar dengan sangat pelan. Lalu membaringkan tubuhnya di ranjang dengan kedua lengan menopang kepalanya.

Napas Della memburu sangat dahsyat, ia baru saja mengalami hal aneh yang membuat Della tak lagi mampu untuk berpikir.

Bagaimana ia berakhir di kamar abu-abu ini? Bagaimana bisa jendela kaca tadi berubah menjadi kaca besar di kamar Arkan?

"Berdiri Dell! Kamu gak ngantuk?" tanya Arkan datar. Ia memejamkan matanya dengan damai namun masih belum sepenuhnya terlelap.

"A-aku… kenapa aku bisa ada di sini?" Della mencoba berdiri, ia menatap lelaki yang masih menghembuskan napas secara teratur di atas ranjang.

"Kamu selalu di sini Della," jawab Arkan singkat.

"B-bagaimana dengan gudang?" Arkan membuka matanya dengan cepat kala Della bertanya soal gudang. Ia memiringkan kepala menatap Della yang sekarang berdiri di samping kasur.

Ia bangkit dari tidur lalu menyandarkan punggungnya di belakang ranjang. "Kamu ngapain ke gudang?"

Di sana, helaan napas Della mulai tak beraturan. Semua yang ia rasakan dan temui, seakan hilang dan lenyap di ingatan orang itu.

"Kamu yang bawa aku ke gudang Arkan!" ucap Della sembari menetralkan pikirannya. Ia mencoba bersikap setenang mungkin.

"Aku tak pernah membawamu ke sana," Arkan menggeleng cukup yakin. Lelaki itu juga tampak sangat lelah mengahadapi Della yang selalu bicara omong kosong.

"Aku capek Dell, seharian kerja. Boleh aku tidur duluan?" pinta Arkan seraya memberikan senyuman teramat manis. Della kembali terfokus.

"Kamu tidur di sini? Lalu aku?" Lagi-lagi Arkan menghela napasnya.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Ya tidur di sini di samping aku. Kita sudah menikah Della!"

Apa yang diucapkan lelaki ini?

"Nikah?" Della menggeleng secepat kilat. Kapan ia menikah? Apa yang saat ini terjadi padanya.

Sebenarnya. Dunia seperti apa yang yang Della pijakki sekarang.

ANNADELLA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang