Apa yang kamu lihat orang lain tak bisa melihatnya.
...
..
.Della melangkah malas. Bibirnya mengerucut tak suka, belum lagi teriakkan bergema dari lelaki tadi membuat kepala Della dipenuhi tanduk merah.
"Akkkhh," ia terpekik lagi. Lagi dengan sangat keras. Sontak mereka berempat berlari hanya untuk mengejar gadis aneh yang tengah berjongkok menutupi telinganya.
"Della bangun! Kamu kenapa?" Arkan meraih lengan Della agar ia berdiri.
"Lo kenapa Dell?" Gibran ikut bertanya.
"D-darah. Airnya d-darah," Bibir Della bergetar, sangat jelas bahwa Della teramat ketakutan.
Arkan berdiri, menatap kran yang hanya meneteskan air bening. Bukan darah seperti yang Della bilang.
"Kamu gak lagi mencari-cari alasan, kan?"
Della mendongak mendengar ucapan Arkan. Air matanya telah menetes sedari tadi, bahkan tubuhnya bergetar. Tapi lelaki itu bilang apa?
"Mencari alasan kamu bilang?" Della berusaha untuk bangkit, menatap genangan darah pekat yang belum sepenuhnya menghilang. Bahkan cipratannya jatuh hingga ke lantai.
"Ini darah!" tunjuk Della memperjelas. Ia memutar kepalanya, menatap satu-persatu dari mereka yang hanya diam mematung. "Kalian lihat, kan? Ini darah?" ulang Della sangat yakin.
"Lo sebaiknya periksa ke psikiater deh Dell. Udah mulai gila gue rasa," celoteh dari lelaki rambut belah samping itu terdengar lagi. Della menatap name tag Beny di sana.
"Beny. Lo buta? Lo gak bisa lihat darah berceceran di sini. Bahkan jatuh di lantai kek gini," Della merentangkan kedua tangannya, menunjuk semua yang ia yakini darah dengan gerakan bola mata liar.
Mereka hanya menggeleng ragu. Napas-napas melemah mulai terhembus, hingga cekalan kuat di lengan Della membuat gadis itu membisu.
"Lanjutkan pekerjaan kalian. Gue yang akan ngomong sama Della!" suruh Arkan dengan intonasi sedikit meninggi. Raut teduh itu berubah menjadi sangat suram dalam waktu beberapa jam.
"Ikut aku!"
Della menatap ragu-ragu. Harus mengikuti Arkan atau tidak. Padahal, perasaan takut berbaur dengan kecemasan masih tertera dan enggan beranjak. Kenapa? Kenapa Della selalu merasakan hal aneh yang sulit sekali untuk ia pahami.
"Ngapain? Ayo!" Della terlonjak kaget saat nada bicara Arkan mulai lebih tinggi. Tak hanya dia, mereka yang asik dengan tugasnya menoleh ke belakang.
Della membuang napas kasar. Sialan! Ia terus mengeluarkan berbagai macam umpatan di dalam sana yang tak di ketahui oleh mereka.
Ia geram, entah kenapa Della tak pernah suka dengan semua perlakuan mereka terhadapnya.
Sesaat langkah kaki lelaki itu terhenti, Della mengerjapkan matanya beberapa kali ketika ia membaca pintu dengan tulisan GUDANG di sana. Ia melengos melirik Arkan yang sedang melipat tangan sembari melihat Della cukup intens.
"Kamu tak perlu mencuci piring hari ini," titahnya. "Sekarang, kamu hanya perlu merapikan tumpukan kardus di dalam, bersihin semua yang berserak. Harus bersih dan rapi," Arkan menepuk puncak kepala Della dengan lembut lalu mengacaknya cukup kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNADELLA [Tamat]
Historia CortaHai. Selamat berpetualang di dunia Della Dunia Annadella Frasllyn tidak baik-baik saja. Kenapa? Karena ia melihat kematian dirinya dan kematian Araz beberapa kali. Mereka bilang, dunia ini hanya satu, lalu kenapa Della bertemu dunia lain hampir seti...