Ingin menghancurkan dunia yang bukan dunianya.
---•••---
Della sudahi tangisannya, beranjak ia untuk membersihkan diri lalu memakai pakaian kerja yang selalu ia pergunakan. Saat wajah cantik itu menatap cermin, luka yang tak berdarah seakan terbentuk di sana. Keremukan di bagian yang tegap seolah tampak dan tergambar.
Jemarinya terangkat, menyentuh perlahan wajah yang tak asing di balik pantulan cermin, wajah yang serupa sekarang berada di rumah sakit tengah bertaruh nyawa.
"Aaaaa...." Della berteriak geram. Ingin ia memukuli keseluruhan rumah dan menghancurkan hingga berubah menjadi kepingan kecil lantaran amarah yang terus bergejolak, namun Della sadar, semuanya tak akan berakhir begitu saja. Tempat ini gila. Dunia yang ia tepati tak masuk akal. Dan kehidupan yang sedang berjalan, benar-benar buruk.
Cukup lama Della menenangkan hati dan mengancang-ancang ke mana ia akan melangkah. Memikirkan Araz dan kembali atau. Ketemu sama Anna.
"Della, apa kamu sudah selesai."
Suara Arkan kembali mengusik sehingga ia bergerak refleks menuju ke arah pintu lalu membukanya. Seolah tak terjadi apa pun, lelaki dengan senyum tipis itu tampak sangat manis dipandangan Della.
Jemari hangat yang menyentuh pipi kirinya membuat Della merasakan darahnya berdesir tak karuan. Jantung dengan detakan melebihi ritme bahkan. Ia bungkam sekadar meluapkan amarah yang berkecamuk beberapa menit berlalu.
"Kamu cantik sekali Dell," ia mencium puncak kepala Della cukup lama lalu mengangkat wajah. "Istriku cantik sekali," tambahnya.
Saat jemari tadi terjatuh, bersamaan dengan itu juga nyeri menghantam kepalanya, berdenyut sakit sehingga Della menepuk beberapa kali.
"Dell, kenapa? Apa yang sakit?"
"K-kepala."
"Della_"
"Lepasin!" teriakan tak terencana membuat kedua orang itu saling pandang. Arkan yang terlihat syok dan Della kebingungan.
"Maaf," Della menurunkan kedua belah tangan yang semula memukuli kepala lalu berusaha meraih lengan lelaki itu. Arkan, justru berbalik badan lalu melangkah.
Tunggu. "Apa-apaan lo sialan. Kenapa malah bersikap lunak kepada Arkan yang jelas-jelas lo benci. Aah, sialan," gumam Della kesal.
Ia menggigit ibu jari dengan langkah yang pelan, menuruni tangga kayu sembari celinguk memperhatikan tempat yang sekarang mulai berisik. Beny, Gibran dan Danu yang asik memasak dengan sangat telaten dan rapi, belum lagi keramaian dengan meja yang selalu penuh. Seketika.
"DELLA. PIRING KOTOR MENUMPUK DAN LO NGAPAIN BERDIRI DI SANA!"
Nah ini, si Beny yang selalu meneriakinya dengan semua kekuatan tenaga dalam yang ia punya, dan apa yang lebih aneh, mereka semua yang asik menikmati makanan seakan tuli sehingga tak satupun yang mau melengos lalu melirik. Atau, mereka semua tak ada, ini hanya delusi atau penglihatan Della saja.
"Gue mau nanya_"
"Nanti aja. Lo cuci dulu piring yang kotor," sanggah Gibran. Della mendengus lalu mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNADELLA [Tamat]
Cerita PendekHai. Selamat berpetualang di dunia Della Dunia Annadella Frasllyn tidak baik-baik saja. Kenapa? Karena ia melihat kematian dirinya dan kematian Araz beberapa kali. Mereka bilang, dunia ini hanya satu, lalu kenapa Della bertemu dunia lain hampir seti...