Aku masih punya satu tubuh dan wajah untuk bisa menggantikan posisiku di sana. Tenang saja, tak perlu merasa takut.
---•••---
Beruntunglah ponsel yang terhempas tak membuatnya rusak, hanya retak sedikit namun masih terlihat utuh. Sesaat, Araz memutar tubuh memandangi Della yang tengah memunguti benda pipih itu lalu meletakkannya di atas nakas.
Della menyunggingkan bibirnya tersenyum sinis. Tak bisa dipungkiri Della memang seorang pembunuh keji, menyiksa dan menyakiti mangsa dengan tawa yang merekah, tubuh yang bermandi darah hingga bau amis telah menjadi kecanduan dan mainan yang paling menyenangkan untuknya.
Sejak kapan itu di mulai, mungkin sejak ia merasakan kelelahan.
"Menjijikkan? Tak ada yang salah dari ucapan lo Araz, gue memang seseorang yang sangat menjijikkan, membunuh bahkan menikamnya beberapa kali hingga mati, lo pikir kenapa? Kebencian."
Della melipat lengannya dengan gurat yang tenang. "Gue gak pernah ingin melakukannya Raz, karena pada saat semuanya terjadi mata gue seolah tertutup dan terbuka kembali kala tubuh ini telah bersimbah darah."
"Lo merasa tak pernah membunuh seseorang?"
"Bukan gue pelakunya!"
"Bagaimana dengan Anna?"
"Itu tertulis di buku yang gue baca, Anna harus pergi maka Sofia akan menyusul pergi_" Della menjeda ucapan lalu melepas lipatan tangannya, seketika ia mendekati Araz lalu memandangi dalam-dalam.
"Dari mana lo tahu tentang Anna? Bukannya ingatan lo hanya tentang Arkan?"
Enggan menjawab, Araz justru meraih bahu gadis itu lalu mencengkramnya cukup kuat, sorot mata yang menajam membuat Della mengernyitkan kening bingung, semakin lama cengkraman itu mulai menyakitinya.
"Kenapa lo membunuh Sofia, Della? KENAPA?"
"S-sakit_"
"Jawab sialan! Dia satu-satunya yang gue punya, kenapa lo menghabisi nyawanya begitu kejam?"
"LEPAS!" Della terpekik bersamaan dengan hempasan kuat lengannya membuat Araz terdorong mundur, cengkraman tadi terlepas dengan napas yang memburu sangat dahsyat, sedangkan Della meremat jemarinya membentuk tinju.
"Ternyata lo penipu Raz, lo tahu Sofia bahkan orang-orang yang gue temui di dunia sana. Siapa lo sebenarnya bajingan?"
"Seharusnya lo gak perlu bertanya sama gue karena semua rahasia ini berada di dalam diri lo," tunjuk Araz. Della bergeming.
"Apa maksud lo?"
"Gak usah mengalihkan pembicaraan. Jujur sama gue Della?"
Della terhening, debaran ini bukan lagi amarah tetapi sakit, terlebih saat Araz mendekati wajah lalu menatapnya dengan kilatan mata amat sendu, apa yang menjalar di dalam raganya ini, kenapa seolah dihantam api panas yang membuatnya terbakar.
"Jawab!"
"KARENA DIA MENCINTAI LO DAN LO MENCINTAINYA!"
"Apa?"
"GUE MEMBUNUH SOFIA KARENA KALIAN SALING MENCINTAI!"
Teriakan Della bergema di sana, lolos dengan sendirinya air bening yang sama sekali tak ia ketahui kapan datangnya, bahkan saat Della menyeka air mata itu ia kebingungan.
"Itu bukan gue Della. Di dunia yang lo temui bukan gue."
"Sakitnya sama Raz."
Araz terdiam, menoleh ia mencari jawaban. "Della_"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNADELLA [Tamat]
Short StoryHai. Selamat berpetualang di dunia Della Dunia Annadella Frasllyn tidak baik-baik saja. Kenapa? Karena ia melihat kematian dirinya dan kematian Araz beberapa kali. Mereka bilang, dunia ini hanya satu, lalu kenapa Della bertemu dunia lain hampir seti...