Friend Zone
-
-Uchiha Sasuke and Haruno Sakura love story
*
@Masashi Kishimoto
^
By : NLatief10
^Happy Reading^
"Maman réveille-toi!" [Mama bangun!]Wanita berambut merah muda itu menghela nafas panjang saat seseorang mengguncang bahunya penuh nafsu, ia membuka mata. Dengan mata emerald nya ia bisa melihat sosok putranya yang menatapnya seraya memakai Appron yang agak kotor.
"Ce matin j'ai cuisiné, maman dépêche-toi en bas. Il y a oncle Sasori ci-dessous di" [Pagi ini aku sudah memasak, mama cepatlah turun. Ada paman Sasori di bawah]
Sakura menghela nafas, pagi pagi begini ia sudah di suguhi oleh ocehan putranya yang memakai bahasa Prancis. Wanita itu menyentuh pundak anak berusia enam tahun dengan mata onyx yang baru saja mengguncang bahunya. Mengusap rambut drakblue nya pelan, wanita itu tersenyum.
"Aku mama mu, tapi kenapa kau yang memasak Ren?"
Anak itu mengangkat bahunya acuh, ia balik menatap ibunya dengan senyum manis yang jarang di perlihatkan pada siapapun.
"Aku tahu mama lelah, bukankah kemarin mama pulang malam karena oprasi? Aku hanya ingin membantu"
"Tapi Ren-"
"Sudahlah" ia menarik tangan sang mama dan langsung mendorong nya menuju kamar mandi. "Aku tidak perduli mama libur atau tidak hari ini, yang pasti aku ingin mama cepat turun dan sarapan"
Menghela nafas, Sakura tahu tidak ada yang bisa ia lakukan untuk menolak perintah putranya. Ren memang keras kepala, seperti seseorang yang sangat ia cintai hingga kini.
**
Sakura baru saja turun dari lantai atas, baru saja ia akan berjalan menuju ruang keluarga. Namun ia mendengar teriakan Sasori dengan kalimat yang tidak asing walaupun dalam bahasa Prancis membuatnya tertegun sejenak.
"Shit, Ren! Tu mets la mauvaise confiture, c'est du wasabi!" [Sial, Ren! Kau salah memasukan selai, itu wasabi]
Ren menatap Sasori dengan wajah polos seperti orang yang tidak tahu apapun. Membuat Sasori yakin bahwa anak itu sengaja.
"Ouais pas amusant. Oncle devrait patauger sur le sol" [yah tidak seru, harusnya paman menggelepar di lantai]
Sakura ingat, itu adalah kalimat dari seseorang yang pernah menjahilinya di kantin dulu semasa ia berada di High School. Sebuah kejahilan yang mampu membuat tenggorokannya terasa panas terbakar plus ingin meracuni sang pelaku.
"Satané gamin!" [bocah laknat]
"Oncle laid!" [paman jelek]
Sakura hanya menggeleng, dengan segera ia duduk di samping sang putra dan menyambar secangkir susu coklat di atas meja.
"Mama lihat? Paman sama sekali tidak bersyukur"
Sasori mendelik. "Dasar bocah!
"Paman yang childish"
Cukup, Sakura merasa kepalanya benar benar mau pecah. Ia menatap Ren dengan tajam membuat putranya itu langsung berekspresi datar.
Dan kini suasana meja makan menjadi hening, baik Ren maupun Sasori mereka sama sama tidak ingin terkena amukan sang wanita cantik di pagi yang indah ini.
Selang beberapa menit, sarapan kini telah usai. Sakura langsung melesat ke kamar Ren untuk mengambil beberapa buku pelajaran hari ini, meskipun Ren telah menyiapkannya sendiri Sakura pasti akan mengeceknya kembali.
Ren mengambil ponsel, di sana ia membuka mesin pencarian internet dan langsung men-search gambar bunga Sakura.
Sejak kecil Ren memang tidak pernah melihat bunga Sakura, dan Ren sangat penasaran untuk melihat bunga itu langsung. Ia yakin jika ia berada di bawah pohon Sakura yang berguguran tertiup angin pasti sangat menyenangkan, serasa di peluk ibunya sendiri.
"Are you doing Ren?"
Anak itu menoleh saat sang ibu tiba tiba duduk di sampingnya dan menatap ponsel ditangannya.
"Ma, when can we see the cherry blossoms?
Sakura tampak mengerutkan dahinya, ia tahu apa yang ada di pikiran anaknya itu.
"Mama is busy Ren, you know that right?"
Dalam hati Ren membenarkan ucapan ibunya. Ia tahu jika Sakura memanglah sangat sibuk apalagi di tengah pandemi seperti ini, rumah sakit akan sangat ramai dan ibunya terkadang harus menambah jam tugas.
Itu adalah hal yang paling Ren benci, selain ibunya yang akan kehilangan banyak waktu bersamanya, ibunya bisa terancam sakit kapan saja saat tubuhnya di paksa terus menerus untuk bekerja tanpa istirahat.
"Ren, ayo berangkat" Sasori yang selesai menggunakan dasi merahnya langsung melenggang pergi dan membanting pintu. Ah, sepertinya masih kesal karena wasabi tadi.
"Nanti sore kau di jemput mama ok?"
Putranya itu menganguk, ia dengan cepat mengecup pipi kiri sang mama dan berlari keluar setelah menyambar tas sekolah hitammya dan berteriak dengan bahasa Italia.
"Io lascio!" [Aku berangkat]
Sasori yang sudah mempersiapkan mobilnya mendelik pada Ren saat mendengar teriakan keponakannya itu. Ia menatap putra dari adik kesayangannya itu tajam dan memberi ancaman dengan bahasa Italia.
"Ren, se mi fai uno scherzo di nuovo... ti macino!" [Ren, jika kau menjahili ku lagi.. akan ku giling kau!]
Namun bocah itu tidak perduli, ia malah dengan santai melempar tas sekolahnya ke kursi penumpang dan memakai sabuk pengaman. Ia menatap sang paman dengan seringai andalannya.
"Non sono spaventato" [Aku tidak takut]
Sasori mendecih, ia tidak menyangka akan memiliki keponakan yang menyebalkan sekaligus tampan ini.
Seingatnya Sakura tidak terlalu menyebalkan, membuat Sasori yakin jika sikap menyebalkan putra adiknya ini menurun dari sang ayah.
Dialah putra dari Haruno Sakura yang lahir di Prancis. Akasuna Rensuke, keponakan kesayangan sekaligus paling menyebalkan Akasuna Sasori, berumur enam tahun. Memiliki daya ingat yang cepat tanggap, fokisnya tajam, dingin dan datar selain pada keluarga, agak sedikit jahil, dewasa, cerdas, dan menguasai hampir lima bahasa asing.
Secara fisik ia memiliki wajah yang tampan, dengan mata onyx yang tajam dan rambut drakblue. Seorang putra yang benar benar duplikat sang ayah, Uchiha Sasuke.
Akasuna Rensuke
(Sebenarnya ini foto Sasuke saat kecil, anggap aja kek gini penampilan Ren, karena ia itu bener bener duplikat sang ayah)Tbc..
Nah ini anaknya Sakura dan Sasuke.
Emang sih di chap sebelumnya Kimi udah jelasin tentang Ren, tapi Kimi ubah perkenalannya😊
Semoga kalian suka!
Rab, 21 Jul 2K21
See you next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Zone [END✓]
FanfictionBisakah kita disebut musuh? Sekedar teman? Atau mungkin sepasang kekasih? Entahlah seperti apa hubungan mereka berdua, yang jelas mereka selalu bersama bahkan menghabiskan waktu bersama. Mereka selalu bersama sejak kecil, selalu bertengkar, selalu...