Prologue

35 2 0
                                    


~~~

Aku tak pernah membayangkan bahwasannya aku akan terjebak dalam perasaan yang semacam ini. Acap kali aku berusaha untuk melupakannya, menjauhkan dia dari pikiranku,tapi aku gagal. Karena sebenarnya aku selalu dikelilingi oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.Entah kemana pun aku pergi, bayangannya selalu mengikuti.

Aku lelah terus-menerus mengeluarkan air mata, lelah berpura-pura bahagia, menyembunyikan luka dalam setiap tawa, pun lelah merindu pada seseorang yang tak jelas kapan memiliki titik temu.Sungguh aku lelah. Tapi hatiku tak mau berhenti untuk merengkuhnya, bibirku pun tak bosan untuk menyebut namanya dalam setiap untaian doa.

Aku tak mampu mengendalikan hati. Karena aku hanyalah seorang hamba lemah yang tak berdaya soal rasa, dan mengendalikan hati di luar kemampuan seorang hamba. Yang mampu mengendalikan hati adalah pemiliknya,Allah Taala, Pemilik dari segala hati.

Lucu memang, jatuh cinta sejak jumpa pertama dalam perkenalan yang sepihak. Dengan mudahnya dia membuatku terpikat, hanya dengan menarik dua ujung bibirnya. Hanya itu. Walau sekali, senyumnya benar-benar sulit untuk dilupakan.

Tak ada yang bisa aku lakukan selain berdoa, agar jarak lekas Allah pangkas. Aku tak mampu membayangkan pertemuan berikutnya dengan dia, tapi memang tak akan pernah bisa untuk dibayangkan karena rencana Allah tak ada siapa yang bisa menduga. Entah kapan hari itu datang, hari di mana aku kembali bertemu, hari di mana aku bisa melepas rindu, aku yakin hari itu datang di saat yang tepat. Semoga memang demikian nyatanya.

-The matter of longing, let Allah arrange the way to meet-

Wonders || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang