Part 10: Play me

2.1K 206 10
                                    

R  E  U  N  I  O  N
————————

Di dalam closet-nya Januar memandang lemari pakaiannya memilih pakaian mana yang akan ia gunakan dan nyaman dipakai saat tidur nanti. Pilihan Januar jatuh pada silk pajamas berwarna cokelat, saat ia hendak mengambil piyama tersebut perhatiannya teralih karena mendengar ponselnya berdering. Ia mengambil ponselnya dan ternyata itu adalah nomor Bian yang memanggilnya untuk pertama kalinya. Tanpa banyak berpikir Januar langsung mengangkatnya.

"Halo?"

Tak ada jawaban dari Bian, hanya terdengar suara yang bising di seberang sana.

"Bian, you there?"

Samar-samar Januar mendengar suara tawa Bian, tidak begitu jelas namun Januar yakin bahwa itu adalah tawa perempuan tersebut.

"Bian?"

Dahi Januar mengerut, kenapa perempuan ini menelfonnya jika tidak ada yang ingin dia bicarakan? Apakah Bian tidak sengaja menekan tombol panggilan? Januar mendengus, ia terdiam sejenak berusaha mendengar dan menebak dari mana asal suara bising itu, yang jelas bunyi musik up-beat terdengar dominan di seberang sana.

Night club. Bian pasti saat ini sedang berada di Club malam dengan kondisi mabuk. Memikirkannya membuat Januar gelisah mengingat tingkah Bian yang liar ketika sedang mabuk. Januar akhirnya memutuskan untuk menghubungi Celine dan menanyakan keberadaan Bian barangkali dia tahu. Untungnya Bian sering mengabari Celine ke mana dan kegiatan apa yang akan dia lakukan sehingga Celine tahu di mana Bian saat ini. Tanpa mengulur waktu Januar langsung menancap gas menuju Night club yang Celine maksud.

Benar saja, ketika sampai di Night club itu Januar melihat Bian bersama seorang lelaki, ia sudah tertelungkup di meja bar sementara lelaki di sampingnya sedang menikmati pemandangan tersebut. Tatapannya seolah sedang menelanjangi tubuh Bian, melihat itu membuat Januar geram dan ingin menyingkirkan lelaki itu dari samping Bian.

Januar memberikan isyarat kepada petugas kemanan untuk menghampirinya, penampilannya lebih seperti preman.

"Iya Bos?" katanya dengan sopan dan segan terhadap Januar, sikapnya berbanding terbalik dengan penampilannya yang sangar.

"Ikut saya." Januar memimpin langkah.

"What the hell are you doing?!" Tanya lelaki asing itu ketika Januar berhasil mencekal tangannya yang hendak menyentuh Bian.

"I should be the one who asking you. What you gonna do with my girlfriend?"

"Your girlfriend?!" katanya memekik tak percaya.

"Fuck off." Januar memberi isyarat menyingkir kepada lelaki itu.

"What the—" pria itu terlihat tak terima dan hendak menyerang Januar, namun bodyguard yang bersama Januar berhasil menahannya.

"Hey, easy dude. Let's talk with me." Bodyguard itu lalu menarik lelaki itu pergi menjauh dari Bian.

"Januar?" Januar menoleh ke arah Bian ketika wanita itu menaggilnya dengan suara lemas.

"You have bad habit when you drunk." Melihat pakaian Bian yang terbuka Januar pun melepas jaket kulit hitam-nya lalu memakaikannya kepada Bian.

"What are you doing here?"

Januar tidak menjawabnya, ia lalu berusaha membantu Bian untuk beranjak berdiri.

"Lo pasti ngikutin gue ya?" Rancaunya.

"Does it matter?"

Bian terdiam sesaat lalu wajahnya berubah menjadi cemberut.

"Ayo bangun, kita pergi dari sini."

ReunionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang