R E U N I O N
————————Mata Bian melebar tak menyangka kala melihat lelaki yang sedang ada dipikirannya itu kini duduk di sebelahnya sedang menikmati wine dengan tenang. Januar meletakkan kembali gelasnya di atas meja, ia menatap Bian yang sedang melongo melihatnya seolah ia adalah sesosok hantu.
"You okay?"
Bian mengedipkan matanya beberapa kali untuk mengembalikan kewarasannya. "Ka-kamu kok bisa ada di sini?"
"Why? Ini 'kan tempat umum," ujar Januar dengan polos.
Fabiane terperangah tak percaya, memang benar yang dikatakan oleh Januar tapi bukan itu maksudnya.
"Kalian saling kenal?"
Pertanyaan Rendy sontak mengalihkan perhatian Bian. "Iya, dia temen SMP gue. Lo sendiri?" Bian bertanya balik kepada Rendy karena nampaknya lelaki itu juga mengenal Januar.
"Gue kenal Januar karena dia pelanggan disini sejak tahun lalu."
"What?!" sontak Bian memekik tak percaya. Kebetulan macam apa ini? "Tunggu deh, tapi kok gue nggak pernah ngeliat lo? I mean, selain hari ini."
"Gue ke sini setiap hari Rabu."
Bian menutup bibirnya yang terperangah tak menyangka, ia kembali memutar posisi tubuhnya menghadap meja bar lalu menopang kepalanya yang mendadak terasa pening dengan kedua tangannya.
"Bagus lah kalo gitu, kalian berdua bisa lanjut ngobrol. Gue lanjut kerja dulu."
Sontak Bian melotot menatap Rendy yang sudah melenggang pergi untuk melayani pelanggan lain, apanya yang bagus jika lelaki disebelahnya itu adalah orang yang Bian ceritakan kepada Rendy?
"Soal kejadian malam itu ...."
Fabiane dengan cepat menoleh ke arah Januar, ia langsung teringat dengan ucapan Rendy.
"Iya, gue rasa we have to make it clear," ujar Bian dengan cepat. "Listen, apapun yang terjadi malam itu di luar kendali gue. Lo tau 'kan gue lagi under influence dan terkadang gue suka ceroboh kalo lagi mabuk, jadi gue harap lo nggak menganggap hal itu sebagai sesuatu yang serius. Kita udah sama-sama dewasa dan pasti itu adalah hal yang lumrah buat lo, jadi jangan salah paham oke? It's just a one night stand," jelas Bian dengan singkat, padat, dan lugas sehingga membuat Januar terpana.
Januar mengerjapkan matanya, dahinya mengerut, ia sedikit memiringkan kepalanya. "Tapi malam itu nggak terjadi apa-apa."
"Maksudnya?"
"Coba deh lo inget-inget lagi."
Alis Bian mengerut, ia mengalihkan pandangannya sambil berusaha mengingat-ingat lagi kejadian malam itu. Seketika semua rentetan peristiwa malam itu langsung muncul di kepalanya.
"Want you sleep with me and tell him how amazing I am when I'm in the bed?"
Terlihat bibir Januar sedikit terbuka, jujur saja bibir itu menarik perhatian Bian terlebih warna merah muda alami yang dimilikinya membuat Bian sangat penasaran dengan rasanya. Tanpa berpikir panjang Bian langsung menempelkan bibirnya dengan bibir Januar. Untuk sesaat ia terdiam, menyadari tidak ada reaksi penolakan dari lelaki itu Bian langsung menariknya ke atas ranjang, lumatannya berubah menjadi agresif dan tanpa di duga Januar berusaha mengimbanginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reunion
Romance18+ Ditengah krisis kepercayaan akan cinta dan trauma yang Bian alami, Januar-seseorang dari masa lalu Bian-hadir menawarkan kisah cinta indah nan romantis. *** Pertemuan Fabiane Alexandra dan Januar Liem di acara reuni SMP membuat keduanya terlibat...