Part 5: Your scent

1.9K 255 16
                                    

R E U N I O N
————————

Kehadiran Januar yang tak diduga membuat Bian mengusap sisa air matanya lalu beranjak berdiri. Untuk sesaat Bian menatapnya, lelaki itu hanya diam dan tidak bertanya atau bahkan berusaha untuk menenangkannya, justru Bian bersyukur karena ia sedang tidak ingin membagikan cerita malangnya.

"Would you drive for me?" Tawar Bian yang membuat Januar sedikit terkejut namun lelaki itu segera mengangguk.

"Sure," ujar Januar tanpa berpikir panjang.

Selama perjalanan Bian hanya diam menatap pemandangan luar melalui jendela mobil, ia larut dalam lamunannya sehingga membuat Januar tidak berani mengganggunya. Hanya ada suara radio mobil yang sedang memutar lagu ballad seolah sangat mendukung suasana saat ini.

Suara ponsel bordering membuyarkan lamunan Bian, ia melirik Januar yang sedang mengangkat panggilan dari ponselnya.

"Bapak langsung ke sana aja terus cari petugas valetnya, saya udah nitipin kuncinya di sana, nanti saya share lokasinya setelah sampai. Baik, terima kasih." Januar kembali meletakkan ponselnya.

"Bisa nepi dulu?"

Januar melirik Bian, tanpa bertanya ia lalu menepikan mobilnya. Suasana jalanan cukup lengang, Bian lalu keluar dari mobilnya setelah mengambil rokok dan korek dari clutch-nya meninggalkan Januar yang masih duduk di bangku kemudi.

Dari dalam mobil Januar melihat kepulan asap rokok, wanita itu berdiri menghadap pembatas jalan sementara pandangannya lurus ke depan entah apa yang sedang di lihatnya. Jas yang Januar kenakan kepada wanita itu masih dipakainya sehingga bahu Bian yang terbuka tidak terekspose dan itu membuatnya sedikit lega. Setelah cukup lama menunggu, Bian kembali masuk ke mobil. Wanita itu mengambil parfum yang selalu ia bawa dari clutch-nya, ia menyemprotkan parfume tersebut ke lehernya kemudian bagian tubuhnya yang lain sehingga membuat aroma di dalam mobil itu didominasi oleh aromanya.

"Shall we go now?"

Bian mengangguk dan mobilnya kembali berjalan menuju apartemen-nya.

***


Sesampainya di basement Apartemen, Januar mengembalikan kunci mobil kepada Bian.

"Thanks," lirih Bian.

Januar mengangguk pelan, keduanya masih saling menatap seolah menunggu hingga salah satu dari mereka pergi lebih dulu.

"Ke Apart gue aja dulu selagi nunggu supir lo dateng."

"Hm?" Januar mengerjapkan matanya beberapa kali seolah berusaha memastikan apa yang ia dengar, setelah menyadarinya Januar sedikit terkesiap. "Oh, okay ...."

Januar mengedarkan pandangannya ke sekitar Apartemen Bian, konsep ruangan yang minimalis dan rapih menunjukkan bahwa wanita itu suka kebersihan dan kerapihan sama seperti dirinya. Namun melihat dapur yang begitu bersih dan tertata itu menunjukkan bahwa dapur tersebut jarang disentuh oleh pemiliknya, Fabiane sepertinya sangat sibuk dan lebih suka untuk membeli makanan di luar dibandingkan membuatnya sendiri, berbeda dengan Januar yang lebih suka memasak sendiri.

Aroma kopi langsung menguar ketika Bian datang membawa dua cangkir gelas, ia meletakkannya di atas meja lalu duduk di single sofa sementara Januar berada di sofa panjang sebelahnya.

ReunionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang